Tsunami yang terjadi di Banten dan Lampung yang merenggut nyawa ratusan jiwa, merupakan fenomena langka. Diduga tsunami tersebut berkaitan dengan longsoran akibat erupsi Gunung Anak Krakatau.
Iklan
Baik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) maupun Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan fenomena tsunami yang menghantam Banten dan Lampung merupakan fenomena langka, karena tidak didahului oleh gempa.
Dalam wawancara dengan DW, Deputi Bidang Geofisika BMKG, Dr. Ir. Muhamad Sadly M.Eng. mengungkapkan tsunami kali ini sangat kompleks. "Biasanya didahului oleh gempa tektonik besar. Jika ada gempa, kami biasanya langsung mengeceknya, dan apabila ada potensi tsunami, kami akan mengumumkan dengan peringatan tsunami. Masalahnya ini kan bukan gempa. Tidak ada gempa. Namun berdasarkan informasi dari badan geologi memang ada tremor di Gunung Anak Krakatau sejak bulan Juni."
Ketika Bumi Meluapkan Amarahnya
Setiap tahun sekitar 10.000 orang meninggal akibat gempa bumi di seluruh penjuru dunia. Getarannya kadang memancing tsunami atau kerusakan alam lainnya. DW menelisik berbagai bencana terdasyat selama seabad terakhir.
Foto: Getty Images/AFP/J. Barret
Terdahsyat Dalam Catatan Sejarah
Gempa bumi terhebat dalam sejarah terjadi di Chili tahun 1960. Gempa berkekuatan 9.5 Skala Richter tersebut mengguncang Chili selama 10 menit dan menyebabkan 5.700 orang tewas dan kerusakan infrastruktur yang masif. Gempa juga memicu tsunami di tempat lain. Akibatnya 130 orang tewas di Jepang dan 61 orang di Hawaii. Gambar memperlihatkan reruntuhan Pelabuhan Corral di provinsi Valdivia, Chili.
Foto: Getty Images/AFP
Bencana Atom Jepang
Anjing Penyelamat dikerahkan untuk mencari korban di balik reruntuhan. 21.000 tewas dan lebih 4.000 dinyatakan hilang, akibat tsunami yang melanda Fukushima 11 Maret 2011 yang dipicu gempa berkekuatan 9.1 Skala Richter. Bencana ini turut menggoncang dan membocorkan pembangkit listrik tenaga nuklir Daiichi dan tercatat sebagai bencana atom terburuk di dunia selama 25 tahun terakhir.
Foto: Getty Images/AFP/Y. Chiba
Tsunami Aceh
Gempa bumi tektonik berkekuatan hampir 9.1 Skala Richter memicu gelombang tinggi yang menyapu pesisir di sepanjang pantai Samudra Hindia. Tsunami setinggi 30 meter tersebut mengakibatkan sekitar 280.000 orang tewas di 14 negara yang berbeda. Bencana tsunami ini tercatat sebagai salah satu bencana alam paling mematikan dalam sejarah.
Foto: Getty Images/P.M. Bonafede/U.S. Navy
Gempa di kaki Himalaya
Dikhawatirkan hingga 10.000 orang tewas akibat gempa berkekuatan 7.9 Skala Richter dengan episentrum 80 km di barat ibu kota Kathmandu, yang mengguncang Nepal 25 April 2015. Gempa juga memicu longsor salju (avalanche) yang menewaskan 250 warga dan puluhan pendaki gunung di Himalaya. Sejauh ini dikonfirmasi lebih 7.300 tewas, namun banyak warga yang masih dinyatakan hilang..
Foto: Reuters/N. Chitrakar
Gempa Mematikan di Tiongkok
Foto kereta api yang terlantar ini adalah suasana di Tangshan, Tiongkok pasca gempa bumi yang menghancurkan kota industri tersebut pada 28 Juli 1976. Gempa berkekuatan 7.4 SR yang mengguncang kawasan industri di provinsi Hebei itu dan menewaskan sedikitnya 242.000 orang. Namun dipercaya jumlah sebenarnya lebih tinggi lagi. Perkiraan korban tewas mencapai sekitar 500.000 orang.
Foto: Getty Images/Keystone/Hulton Archive
Gempa Haiyuan yang Menggigil
Gempa berkekuatan 8.3 SR meluluhlantakkan wilayah Haiyuan, provinsi Ningxia pada musim dingin tahun 1920. Gempa susulan terus terasa hingga hampir tiga tahun setelahnya. Jumlah korban yang tewas akibat gempa diperkirakan sekitar 235.000 orang. Namun korban tewas di tenda-tenda darurat terus bertambah akibat kedinginan .
Foto: Getty Images/AFP
Gempa Haiti
Seorang pria berjalan di antara reruntuhan di Port-au-Prince pasca gempa yang mengguncang Haiti 12 Januari 2010. Gempa berkekuatan 7.0 SR tersebut menewaskan sekitar 200.000 orang dan mengakibatkan ribuan gedung rata dengan tanah.
Foto: Getty Images/AFP/J. Barret
7 foto1 | 7
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Ir. Rudi Suhendar menyebutkan tsunami ini diduga akibat longsoran aktivistas Gunung Anak Krakatau. "Namun masih diselidiki apakah longsornya dari gunung Anak Krakatau saja atau kaldera letusan yang lama tahun 1883. Karena kalau dari Gunung Anak Krakatau yang berbentuk kerucut, lerengnya cenderung relatif stabil, namun entah yang di bawah lautnya, maka kami terus mengidentifikasi. Jadi masih ada dua kemungkinan, karena longsoran gunung atau karena pasang surut yang tinggi sekali."
Badan Geologi Kementerian ESDM masih terus menyelediki kemungkinan penyebab tsunami tersebut.
Laporan diterima BMKG dari Badan Geologi pada pukul 21.03 WIB, tanggal 22 Desember 2018 bahwa Gunung Anak Krakatau aktif kembali sehingga alat seismometer di gunung rusak, "Tetapi sistem stasiun seismik di Sertung dekat Krakatau sempat merekam getaran tremor terus-menerus. Pada saat itu masih tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigakan," tambah Sadly.
Bagaimana Cara Mengantisipasi Bencana?
Bencana bisa datang kapan saja. Pemerintah Jerman pun telah memperbarui rencana pertahanannya jika dihadapkan kondisi darurat, misalnya bencana alam. Bagaimana negara lain bersiap menghadapi keadaan darurat?
Foto: picture-alliance/dpa/M. Taga
Gempa jadi bagian kehidupan di Jepang
Anak-anak sekolah dasar di seluruh Jepang ambil bagian dalam latihan gempa bulanan. Mereka belajar untuk duduk di bawah meja mereka dan memegangi kakinya sampai getaran berhenti. Beberapa anak muda diberi tudung pencegahan bencana, yang bisa melindungi kepala dari benda yang runtuh. Sekolah-sekolah multinasional bahkan menyediakan tempat yang aman.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Taga
Jepang memimpin dalam peringatan darurat
Banyak negara, termasuk Amerika, memiliki sistem peringatan darurat yang dapat gantikan siaran radio dan TV dengan informasi publik penting. Jepang melangkah lebih jauh dengan Sistem Peringatan Dini Ancaman Gempa. Dengan menggunakan teknologi terbaru, sistem bisa memprediksi getaran utama hingga 50 detik sebelum terjadi. Peringatan disiarkan seketika, karena setiap detik bisa menyelamatkan nyawa.
Foto: APTV video
Tiap rumah punya ruang untuk atasi panik
Di Swiss, semua bangunan tempat tinggal yang dibangun sejak tahun 1963 diharuskan memiliki bunker nuklir. Tempat penampungan harus bisa menahan ledakan sekuat 12 megaton dari jarak 700 meter. Di Singapura, satu ruangan di kebanyakan rumah susun yang dibangun negara, dijadikan tempat perlindungan dari bom - meski bukan bom nuklir.
Foto: picture-alliance/Keystone/M. Ruetschi
Belajar dari bencana sebelumnya
Gempa dan tsunami yang melanda sebagian Asia, termasuk Indonesia tahun 2004 kejutkan dunia. Gelombang dasyat di Samudera Hindia tewaskan sekitar 250 ribu orang. Sistem Peringatan Dini Tsunami di Samudera Hindia kini dipasang untuk selamatkan nyawa. Di Thailand and Sri Lanka, dipasang papan penunjuk baru, yang bisa arahkan penduduk menuju tempat lebih tinggi jika terjadi gelombang pembunuh lain.
Foto: picture-alliance/Arco Images/F. Schneider
Norwegia, sebuah peringatan bagi semua
Sebagian besar kota besar lakukan latihan anti-teror secara teratur untuk hadapi serangan. Tapi apa jadinya jika pedesaan yang jadi sasaran? Tahun 2011, pihak berwenang Norwegia diejek karena butuh lebih dari satu jam untuk mencapai pulau Utoya, di mana Anders Breivik menembak mati 69 orang. Karena biayanya tinggi, penyediaan helikopter respon cepat di seluruh negeri diturunkan jumlahnya.
Foto: picture-alliance/dpa/I. Aserud
Khawatir akan kesehatan bisa menyebabkan reaksi spontan
Selama dekade terakhir, meningkatnya kekhawatiran tentang kemungkinan pandemi flu mendorong beberapa negara, termasuk Jerman dan Amerika Serikat, menimbun obat. Pada tahun 2009, miliaran Euro dihabiskan untuk membangun cadangan obat Tamiflu, yang efektivitasnya melawan Flu Babi masih dipertanyakan. Kritikus juga memperingatkan bahwa timbunan obat bisa kadaluwarsa.
Foto: picture-alliance/Ulrich Baumgarten
Bencana dan gangguan hukum serta ketertiban
Gerakan bertahan hidup, di mana orang secara aktif mempersiapkan keadaan darurat, dimulai tahun 1930-an. Internet dan krisis keuangan 2007/2008 percepat penyebaran peringatan bencana secara global. Mereka yang termasuk gerakan itu prioritaskan skenario terburuk dan temukan cara untuk hadapi ancaman. Adolf Kudlinski warga Polandia, mengumpulkan peralatan dan perlengkapan untuk pertanian (foto).
Foto: picture-alliance/PAP/M. Walczak
Apakah yodium akan membantu jika terjadi bencana nuklir?
Belgia, Belanda dan negara bagian Jerman di North Rhine-Westfallen menimbun tablet yodium jika terjadi kebocoran radiasi. Belgia mengakui reaktor nuklirnya di dekat perbatasan Jerman sudah tua namun harus tetap beroperasi sampai tahun 2025, meski banyak masalah keamanan. Setelah serangan di Brussels, kekhawatiran meningkat bahwa ISIS mungkin berencana membuat bom.
Foto: picture-alliance/dpa/O. Berg
Seberapa dekat bencana tiba?
Aplikasi smartphone dan SMS sekarang digunakan untuk mengirimkan informasi darurat ke publik di beberapa negara rawan bencana, termasuk India dan Filipina. Di AS, sistem Wireless Emergency Alert dapat memberikan rincian tentang ancaman nasional, bencana lokal seperti tornado, gempa bumi dan angin topan, dan peringatan tentang anak-anak yang diculik. Penulis: Nik Martin (ap/ml)
Foto: FEMA
9 foto1 | 9
BMKG lalu mencocokan laporan seismik dengan laporan masyarakat setempat, karena BMKG juga mempunyai stasiun seismik di kawasan Cigeulis. "Catatan sensor di sana juga hanya menunjukkan adanya tremor durasi 24 detik dengan frekwensi 8-16 MHz, pada pukul 21.04. "Namun kemudian, ada beberapa lokasi yang menunjukkan itu gelombang tsunami, ujar Sadly lebih lanjut. "Pada pukul 21.07 kita memantau laporan Badan Informasi Geospasial, ternyata ada tsunami yang tingginya, 0,9 meter di Serang. Di Kota Agung, Lampung, pada pukul 21.33 itu tingginya 0,36 meter. Kemudian di Pelabuhan Panjang, Lampung pada pukul 21.53 tingginya 0,28 meter. Dengan data observasi tersebut yang membuat BMKG kemudian yakin, bahwa ini adalah tsunami.”
Gempa Paling Mematikan di Abad-21
Gempa berkekuatan 7,8 yang mengguncang Turki dan Suriah dan menewaskan lebih dari 15.000 jiwa adalah salah satu dari gempa paling mematikan. Inilah daftar gempa paling mematikan di abad-21 versi USGS.
Foto: AP
Turki dan Suriah
Lebih dari 50.000 orang tewas dan ratusan gedung roboh akibat gempa bumi yang mengguncang Turki dan Suriah pada hari Senin, 6 Februari 2023. Layanan Geologi Amerika Serikat mengatakan, gempa berkekuatan 7,8 SR ini berpusat di utara kota Gaziantep, pusat industri utama di dekat perbatasan dengan Suriah. Gempa dilaporkan terasa hingga ke Kairo, Mesir.
Foto: DHA/AFP
Port au Prince, Haiti
Sedikitnya 320.000 tewas, 300.000 lainya cedera akibat gempa berkekuatan 7,3 pada skala Richter yang mengguncang Haiti 12 Januari 2010, dengan episentrum sekitar 25 km di barat ibu kota Port au Prince. Bencana kemanusiaan di Haiti berlarut akibat sangat buruknya manajemen krisis dari pemerintah serta penjarahan brutal oleh warga yang selamat dan kelaparan.
Foto: AP
Aceh, Indonesia
Sekitar 230.000 orang di 14 negara tewas akibat tsunami dahsyat yang melanda Samudra Hindia, 26 Desember 2004. Tsunami dipicu gempa berkekuatan 9,1 pada skala Richter, yang episentrumnya berada Samudra Hindia, sekitar 85 km di barat laut Banda Aceh. Jakarta mengklaim, korban terbanyak sekitar 165.000 orang berasal dari Indonesia mayoritasnya dari Banda Aceh.
Foto: AFP/Getty Images/Choo Youn Kong
Sichuan, Cina
Hampir 90.000 orang tewas akibat gempa berkekuatan 7,9 pada skala Richter yang mengguncang Sichuan di Cina, pada 12 Mei 2008. Lebih dari lima juta bangunan runtuh. Korban kebanyakan tewas tertimpa bangunan yang runtuh, karena pembangunannya tidak mematuhi standar keamanan. Lebih dari lima juta warga Sichuan jadi tunawisma karena rumahnya hancur.
Foto: AFP/Getty Images
Kashmir, Pakistan
Lebih 84.000 orang tewas akibat gempa berkekuatan 7,6 pada skala Richter yang melanda kawasan Kashmir Pakistan di pegunungan Himalaya, 8 Oktober 2005. Episentrum gempa terletak di sekitar kota Muzaffarabad. Juga dilaporkan 1.300 korban tewas di kawasan Kashmir India, dan puluhan tewas di Afganistan.
Foto: AFP/Getty Images/E. Feferberg
Bam, Iran
Lebih 40.000 orang tewas dan 30.000 cedera akibat gempa berkekuatan 6,6 pada skala Richter yang melanda Provinsi Bam di Iran, pada 26 Desember 2003. Sekitar 70 persen kawasan kota termasuk bangunan bersejarah terbuat dari lempung juga hancur total. Kebanyakan korban tewas akibat tertimbun bangunan yang runtuh.
Foto: AP
Fukushima, Jepang
21.000 tewas dan lebih 4.000 dinyatakan hilang, akibat tsunami yang melanda Fukushima 11 Maret 2011. Pemicunya adalah gempa dahsyat berkekuatan 9.0 pada skala Richter dengan episentrum di kawasan laut di timur Kepulauan Honshu. Bencana gempa dan tsunami juga diikuti bencana atom, akibat meledaknya pembangkit listrik tenaga nuklir Daiichi di Fukushima.
Foto: picture alliance/dpa
Gujarat, India
Lebih dari 20.000 tewas akibat gempa berkekuatan 7,9 pada skala Richter, yang mengguncang negara bagian Gujarat di India, 26 Januari 2001, bertepatan dengan peringatan Republic Day ke-52. Ini gempa dahsyat pertama di abad ke-21 dengan korban tewas cukup banyak.
Foto: SEBASTIAN D'SOUZA/AFP/Getty Images
Kathmandu, Nepal
Dikhawatirkan hingga 10.000 orang tewas akibat gempa berkekuatan 7.9 pada skala Richter dengan episentrum 80 km di barat ibu kota Kathmandu, yang mengguncang Nepal 25 April 2015. Gempa juga memicu longsor salju (avalanche) yang menewaskan 250 warga dan puluhan pendaki gunung di Himalaya. Sejauh ini dikonfirmasi lebih 7.300 tewas, namun banyak warga yang masih dinyatakan hilang.
Foto: Reuters/N. Chitrakar
Yogyakarta, Indonesia
Sekitar 5.800 tewas dan 36.000 cedera akibat gempa berkekuatan 6,3 pada skala Richter yang melanda Yogyakarta, 26 Mei 2006. Episentrum gempa dangkal ini berada di Samudra Hindia, sekitar 22 kilometer di tenggara Yogyakarta. Lebih 1.350 ribu bangunan hancur dan 1,5 juta orang jadi tunawisma.
Foto: AP
10 foto1 | 10
Menurut BMKG selama masih terjadi tremor di Gunung Anak Krakatau maka masih ada potensi tsunami susulan. BMKG menghimbau agar warga terus memantau informasi yang disampaikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BMKG dan Badan Geologi Kementerian ESDM. "Kalau ada tremor terus-terusan di Gunung Anak Krakatau bisa terjadi longsoran atau runtuhan maka sebaiknya penduduk pesisir jangan pulang dulu," ujar Sadly. Ditambahkannya, agar masyarakat jangan panik jika terjadi tsunami, ambil langkah. Lari ke tempat tinggi. Ada waktu 20 menit ke tempat tinggi, jangan tunggu petugas. Langsung evakuasi."
BMKG juga mengimbau agar masyarakat tidak perpancing berita hoaks yang tersebar. "Ikuti informasi yang resmi. Jika tidak jelas sumbernya, jangan langsung percaya karena banyak pihak yang kerap memanfaatkan situasi untuk kepentingan sendiri. masyarakat harus bisa evakuasi sendiri lewat info BMKG via 'mobile'."
Dampak Gempa Yang Mengguncang Jawa Timur dan Bali
Gempa berkekuatan 6,4 SR mengguncang wilayah Jawa Timur dan Bali pada Kamis (11/10/2018) pukul 01.57 WIB. BMKG melaporkan gempa tidak berpotensi tsunami. Beberapa orang dilaporkan meninggal dunia dan bangunan rusak.
Foto: L. Rachev/Biro Pers Setpres
Pusat gempa di Situbondo
Episenter gempa berlokasi di laut pada jarak 55 km arah timur laut Kota Situbondo, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur, pada kedalaman 12 km. Posko BNPB telah mengkonfirmasi dampak gempa ke BPBD Provinsi Jawa Timur. Kerusakan terlihat di beberapa lokasi.
Foto: L. Rachev/Biro Pers Setpres
Korban meninggal akibat tertimpa bangunan
Data sementara dampak gempa dilaporkan tiga orang meninggal dunia dan beberapa rumah mengalami kerusakan. Daerah yang terparah adalah di Kecamatan Gayam, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh. Gempa terjadi Kamis dini hari saat korban sedang tidur dan menyebabkan rumah roboh, sehingga korban tidak bisa menyelamatkan diri.
Foto: L. Rachev/Biro Pers Setpres
Beberapa rumah mengalami kerusakan
Gempa 6,4 SR yang kemudian telah dimutakhirkan menjadi 6,3 SR oleh BMKG terasa di seluruh wilayah Jawa Timur meliputi Situbondo, Jember, Banyuwangi, Lumajang, Probolinggo, Bondowoso, Sumenep, Pamekasan, Sampang, Bangkalan, Pasuruan, Batu, Malang, Blitar, Surabaya, Sidoarjo, Jombang dan Mojokerto.
Foto: L. Rachev/Biro Pers Setpres
Pemantauan dampak gempa dilakukan
Guncangan gempa dirasakan cukup kuat oleh masyarakat di Sumenep dan Situbondo selama 2-5 detik. Masyarakat berhamburan keluar rumah. Sedang di daerah lain gempa dirasakan sedang selama 2-5 detik. Posko BNPB terus memantau perkembangan dampak gempa dan penanganannya. (ap/yp/sumber: Biro Pers Setneg)