1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

BMKG Pasang 20 Sensor Seismograf di Sulawesi

17 Oktober 2018

Pasca bencana di Sulawesi Tengah Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memasang 20 sensor seismograf portabel di Sulawesi untuk pengamatan aktivitas seismik. Pengungsi kini masih butuh 18 ribu tenda.

	
Indonesien Erdbeben & Tsunami | Zerstörung in Palu, Sulawesi
Foto: picture-alliance/AA/M. Atanur

Sebagian besar sensor portabel tersebut dipasang di Sulawesi Tengah yang diguncang gempa bumi dengan kekuatan 7,4 sehingga menimbulkan tsunami dan likuifaksi pada hari Jumat, 28 September 2018.

Dikutip dari Antara, sensor portabel tersebut untuk mendukung sensor data yang sudah ada sebelumnya, yaitu sebanyak 15 unit yang tersebar di seluruh Sulawesi.

BMKG, sejauh ini, telah mencatat 543 gempa susulan sejak gempa melanda kota Palu, distrik Donggala dan Sigi, dimana 20 kali gempa bumi dirasakan dengan kekuatan di atas 5 Skala Richter.

"Sensor dipasang untuk mendapatkan data akurat terkait aktivitas seismik di Sulawesi," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Tiar Prasetya di Jakarta.

Korban jiwa tercatat di atas dua ribu orang

Badan Nasional Penanggulangan Bencana  (BNPB)  mencatat bahwa korban tewas hingga 11 Oktober 2018, mencapai  sekitar 2100 orang. Sebanyak 68 ribuan rumah rusak berat dan 78.000 orang mengungsi.

Pencarian korban dihentikan pada  hari Jumat, 12 Oktober 2018, karena prosedur operasi standar pencarian korban bencana berlangsung selama tujuh hari, dengan perpanjangan tiga hari.

Hingga Jumat lalu, proses pencarian dan bantuan untuk korban bencana di Sulawesi Tengah telah berlangsung selama 14 hari.

Sementara itu, periode tanggap darurat bencana di Sulawesi Tengah diperpanjang hingga 14 hari, mulai dari Sabtu , 13 Oktober hingga Jumat , 26 Oktober 2018. Selain itu, pemerintah Indonesia telah menyiapkan rencana induk untuk rehabilitasi dan rekonstruksi Palu. Pemerintah akan membangun pemukiman baru untuk merelokasi korban bencana di beberapa daerah yang lebih aman di sekitar Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Butuh 18 Ribu Tenda

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengumumkan bahwa sekitar 18 ribu tenda diperlukan untuk melindungi para pengungsi yang terkena bencana di Kota Palu serta distrik Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah.

"Kami telah menghitung bahwa ada sekitar 70 ribu pengungsi di sini, jadi kami membutuhkan sekitar 18 ribu tenda untuk menampung mereka," kata Deputi Bidang Penanggulangan Bencana dan Kesiapsiagaan BNPB Bernardus Wisnu Widjaja , seperti dikutip dari antara.

Widjaja mencatat bahwa BNPB telah menerima beberapa tenda dari organisasi masyarakat sipil dan non-pemerintah dan mendistribusikannya ke daerah-daerah yang terkena bencana di Sulawesi Tengah.

ap/hp(antara)