BNPB mewanti-wanti sektor pariwisata menyimpan potensi musibah berupa bencana alam. Sebab itu pemerintah diminta meningkatkan dana investasi mitigasi bencana untuk mencegah kerugian yang besar.
Iklan
Hingga beberapa bulan silam Tanjung Lesung masih dianggap masa depan pariwisata Indonesia. Betapa tidak, kawasan pantai ini tidak hanya bertabur keindahan alam, tetapi juga hanya berjarak 160 km dari ibukota Jakarta. Namun gelombang tsunami yang dipicu erupsi Anak Krakatau 22 Desember silam mengubah segalanya.
Kerugian ekonomi senilai ratusan miliar dan pembatalan kunjungan wisata sebanyak 10% merupakan dua isu yang dikeluhkan pelaku bisnis di Tanjung Lesung. Kerusakan infrastruktur dan bangunan juga ikut menghentikan geliat pembangunan di kawasan.
Gambaran serupa juga ditemui di Lombok, di mana bencana gempa bumi tahun lalu menyebabkan kerugian senilai Rp. 1,4 triliun di sektor pariwisata dan berkurangnya jumlah wisatawan sebanyak 100.000 orang. Jumlah kerugian lebih besar lagi ketika Gunung Agung di Bali memuntahkan awan panas pada 2017 silam. Saat itu pulau Dewata kehilangan sebanyak 1 juta wisatawan dan mengalami kerugian sebesar Rp. 11 triliun.
Sejak peristiwa di Selat Sunda ilmuwan sudah mewanti-wanti bahaya yang mengancam ambisi pariwisata pemerintahan Joko Widodo. Kini peringatan tersebut datang dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sendiri. Dalam keterangan pers yang diterima DW, Jurubicara BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengamini ancaman tersebut. "Bencana merupakan salah satu faktor yang sangat rentan mempengaruhi naik turunnya permintaan dalam industri pariwisata."
Jejak Kehancuran Akibat Tsunami Selat Sunda
00:52
"Wisatawan melihat keamanan dan kenyamanan sebagai satu hal yang esensial," imbuhnya.
Saat ini industri pariwisata masih mencatat pertumbuhan pesat, antara lain berupa peningkatan kunjungan wisatawan mancengara sebesar 55%, dari 9 juta orang pada 2014 menjadi 14 juta orang pada 2017. Pun sumbangan devisa tahun ini diproyeksikan bakal meningkat menjadi US$ 20 miliar. Tidak heran jika Indonesia saat ini berada di urutan kesembilan dalam daftar negara dengan pertumbuhan paling cepat di dunia versi World Travel and Tourism Council.
Namun angka tersebut bisa berubah cepat jika bencana kembali terjadi.
Karena itu Sutopo meminta pemerintah untuk meningkatkan dana investasi di bidang mitigasi bencana. "Sebab, dalam proses pembangunan setiap 1 US$ yang diinvestasikan untuk pengurangan risiko bencana maka dapat mengurangi kerugian akibat bencana sebesar 7-40 US$," tulisnya. Terlebih jika mengingat dana pengembangan kawasan strategis pariwisata mencapai Rp. 500 triliun.
Sutopo menyarankan agar penataan ruang dan perencanaan pembangunan 10 destinasi wisata baru selain Bali memperhitungkan peta rawan bencana "sehingga sejak perencanaan pariwisata sudah dikaitkan dengan ancaman bencana yang ada."
"Bencana adalah keniscayaan," imbuh Sutopo. "Karena bencana memiliki periode ulang... di balik berkah keindahan alam Indonesia juga menyimpan musibah jika tidak dikelola dengan baik."
rzn/hp
Yang Harus Dilakukan Agar Lolos dari Bencana
Berikut tips untuk Anda saat bencana seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, angin puting beliung atau Tsunami seketika melanda.
Foto: Juni Kriswanto/AFP/Getty Images
Rajin memperbaharui informasi
Anda dapat mengunduh beberapa aplikasi ini: info BMKG, untuk mengecek gempa bumi hingga prakiraan hujan yang menyebabkan banjir; INARisk, website yang dapat mengupdate ancaman bencana terkini disertai penanggulangannya; atau Disaster Alert, untuk mengetahui kemungkinan bencana global. Mengakses radio lokal pun dapat membantu Anda mengetahui situasi bencana terkini.
Foto: picture-alliance/imagebroker/T. Born
Siap dengan Tas Darurat
Sebelum bencana terjadi, siapkanlah tas darurat berisi barang-barang berikut: kotak berisi obat dan plester, makanan kaleng dan air minum yang cukup setidaknya untuk 3 hari, kunci rumah/kendaraan cadangan, glow stick dan peluit, senter dan baterai cadangan, pisau lipat, uang, beberapa potong pakaian dan sepatu. Jangan lupa rutin cek tanggal kadaluarsa makanan.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Kaiser
Saat banjir melanda
Matikan listrik rumah Anda, taruh barang elektronik di tempat yang lebih tinggi. Bersiaplah pindah ke tempat yang lebih tinggi. Berjalanlah pada pijakan yang tidak bergerak, cek kepadatan tanah dengan tongkat. Perhatikan juga arus pada genangan karena banjir bandang bisa saja terjadi. Jika sedang berkendara dengan mobil, tinggalkan mobil Anda dan berlarilah ke tempat yang lebih tinggi.
Foto: Reuters/K. Katombe
Saat terjadi gempa bumi
Jika berada dalam ruangan, jangan berlarian meninggalkan bangunan dan menggunakan lift. Jauhilah jendela, kaca, dan pintu. Carilah tempat berlindung di bawah meja atau di sudut ruangan yang jauh dari pintu. Lalu bertelungkuplah di lantai, taruh tangan di belakang kepala. Jika berada di luar, jauhi tiang listrik dan bangunan tinggi. Jika berada dalam mobil, keluar dan carilah tempat berlindung.
Foto: AP
Saat Angin Puting Beliung datang
Angin Puting Beliung biasanya terjadi sekitar 5-10 menit. Jika memungkinkan menjauhlah dari lokasi kejadian dan carilah bangunan kokoh di sekitar Anda. Jika berada dalam rumah kayu atau semi permanen keluarlah dari untuk mencari perlindingan karena bisa jadi rumah roboh. Hindari pohon besar, baliho, papan reklame dan jalur kabel listrik.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Kaufner
Saat longsor mengancam
Waspadalah terhadap curah hujan yang tinggi. Lebih baik jika Anda dan penduduk sekitar punya jadwal jaga bersama. Jika terdengar suara gemuruh, patahan pohon, bangunan runtuh, segeralah keluar dan carilah tempat lapang tanpa penghalang, perhatikan juga apakah tebing sekitar Anda memiliki potensi longsor. Jauhi area longsoran karena hujan deras akan membuatnya menjadi lumpur yang 'bergerak' cepat.
Foto: Getty Images/AFP/T. Matahari
Sebelum Tsunami menghempas
Waspadalah jika terjadi gempa yang disertai surutnya air laut, karena itu salah satu tanda akan terjadi gelombang tinggi. Jika Anda berada di pesisir pantai, perbaharuilah informasi gempa terkini. Terdapat ‘‘Golden time‘‘ sebelum Tsunami terjadi setelah gempa. Golden time berkisar 40 menit. Siapkan diri Anda berpindah ke lokasi yang lebih tinggi. slc/hp (dari berbagai sumber)