Bocah Penggemar Elon Musk Jadi Sorotan Publik Uganda
24 Desember 2020
Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun di Uganda yang merupakan penggemar Elon Musk, menarik perhatian publik karena pengetahuan luasnya tentang pesawat dan keterampilan terbang yang dikuasainya.
Iklan
Nama "Kapten" Graham Shema mewarnai pemberitaan media massa dan media sosial di Uganda. Duta besar Jerman dan menteri transportasi negara itu juga telah mengundangnya untuk bertemu.
Shema merupakan seorang anak laki-laki berusia 7 tahun yang menyukai matematika dan sains. Siswa sekolah dasar itu juga telah menjadi bagian dari peserta pelatihan terbang sebanyak tiga kali, dengan menggunakan pesawat Cessna 172.
Shema bercita-cita ingin menjadi pilot dan astronot, serta berkeinginan suatu hari nanti dapat bepergian ke Mars. "Idola saya adalah Elon Musk," kata anak lelaki itu.
"Saya suka Elon Musk karena saya ingin belajar darinya tentang luar angkasa, pergi bersamanya ke luar angkasa dan ingin berjabat tangan."
Suatu hari di Bandara Internasional Entebbe Uganda, seorang instruktur penerbangan meminta Shema menjelaskan cara kerja mesin pesawat Bombardier CRJ9000 yang diparkir di landasan.
Suaranya yang kalah kencang dari deru mesin pesawat yang sedang menyala, Shema menjawab: "Saluran mesin menyedot udara dan menyalurkannya ke kompresor, kompresor meremas udara dengan kipas, setelah meremasnya dengan kipas, mesin itu menjadi panas," kata Shema, dengan bercanda memberi isyarat dan melanjutkan dengan detail proses mesin menciptakan daya dorong.
Boeing 747 Pensiun? Selamat Tinggal Jumbo Jet Pertama di Dunia
Boeing akan mengakhiri produksi pesawat dua tingkat 747 setelah 50 tahun beroperasi. Lebih dari 1.500 pesawat telah dibuat dan sebanyak 450 unit di antaranya masih digunakan.
Foto: picture-alliance/D. Kubirski
Ikon pesawat jarak jauh berhenti produksi
Selama lima dekade terakhir, pesawat jumbo jet Boeing 747 telah berkontribusi merevolusi perjalanan udara global. Penemuan besar ini membantu penumpang dengan mudah melakukan perjalanan jarak jauh dan kemudian terhubung ke bandara regional dengan pesawat yang lebih kecil.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Probst
Perkembangan Boeing terganggu krisis minyak
Jumbo jet berbadan lebar itu mulai beroperasi pada 21 Januari 1970. Maskapai penerbangan AS Pan Am membeli 25 unit pesawat dan dapat melakukan perjalanan komersial pertama dari New York ke London. Namun tak lama setelah diluncurkan, terjadi resesi parah dan krisis minyak pada tahun 1973 hingga pesanan jet dihentikan.
Foto: Getty Images/AFP
Bepergian dengan penuh gaya
Boeing 747 tidak hanya dipuji karena inovasi teknisnya, tetapi juga tampilan fisiknya yang terkesan glamor. Dengan panjang lebih dari 70 meter dan lebar sayap hampir 60 meter, Boeing menawarkan ruang untuk 366 hingga 550 penumpang, tergantung pada pengaturan kursi.
Foto: picture-alliance/dpa/Boeing
Kecelakaan dan pembajakan merusak reputasi
Pada Desember 1988 sebanyak 270 orang tewas di Lockerbie, Skotlandia, saat sebuah bom meledak pada penerbangan Pan Am 103. Pada tahun 1986 juga terjadi pembajakan pesawat Pan Am oleh empat pria Palestina yang diterbangkan menuju Frankfurt. Gambar di atas adalah puing-puing dua pesawat Boeing 747 yang bertabrakan pada Maret 1977 di bandara Tenerife, menewaskan 583 penumpang dan awak.
Foto: Getty Images/Central Press
Perakitan ulang
Edisi terbaru seri 747-8, diluncurkan pada 2012. Unit 8 Intercontinental pertama dikirim ke maskapai asal Jerman, Lufthansa. Pesawat ini mampu mengangkut 467 penumpang dan memiliki daya jelajah hingga 14.310 kilometer. Seri ini juga tersedia untuk digunakan pemerintah dan militer, termasuk Air Force One untuk presiden AS.
Foto: picture-alliance/dpa
Bak dinosaurus terbang
Seperti Airbus A380 yang memiliki ukuran lebih besar, Boeing 747 tidak lagi memenuhi persyaratan ekonomi. Maskapai lebih suka pesawat jarak jauh bermesin ganda seperti A350 atau Boeing 777 dan 787. Pada tahun lalu, hanya sekitar 20 pesanan untuk Boeing 747, yang seluruhnya digunakan untuk pengangkutan barang. (Ed: ha/rap)
Penulis: Nik Martin
Foto: picture-alliance/dpa
6 foto1 | 6
Shema alami insiden janggal
Ketika Shema berusia 3 tahun dan sedang bermain di luar rumah, sebuah helikopter milik polisi terbang sangat rendah hingga menghancurkan atap rumah neneknya di pinggiran ibu kota Uganda.
"Kejadian itu memicu sesuatu di benaknya," kata ibu Shema, Shamim Mwanaisha. Sejak saat itu, Shema terus bertanya-tanya tentang bagaimana pesawat bekerja, katanya.
Tahun lalu, sang ibu menghubungi akademi penerbangan lokal ketika Shema mulai mempelajari tentang suku cadang pesawat dan kosakata penerbangan. Setelah lima bulan kursus, Mwanaisha membayar praktik terbang untuk putranya.
"Saya merasa seperti burung yang terbang," kata Shema mengenang pengalaman penerbangan pertamanya. Dia belum pernah terbang dengan pesawat sebelumnya. Shema telah terbang sebanyak tiga kali sebagai co-pilot pada Januari dan Maret sebelum pandemi menghentikan semua aktivitas.
Sejak saat itu Shema fokus pada teori dan mendalami pengetahuan penerbangan melalui video. Dia juga senang menggali wawasan terkait eksplorasi ruang angkasa.