Era baru Formula 1 bakal berawal pada GP Australia akhir pekan ini. Ketika Mercedes dan Ferrari tampil maksimal, Red Bull justru keteteran. Daya tahan Mesin menjadi isu utama.
Iklan
Acap kali Formula 1 berbenah diri dan mendapat regulasi baru, ajang balapan paling bergengsi di dunia itu menjadi bola liar. 2006 Fernando Alonso keluar sebagai juara dunia usai era dominasi Ferrari dan Michael Schumacher berakhir menyusul aturan baru. Kali ini pun nasib serupa mengancam Sebastian Vettel dan Red Bull.
Bukan rahasia lagi jika pabrikan asal Milton Keynes, Inggris itu tengah dirundung lusinan masalah terkait mesin Renault. Sejauh ini era mesin V6 Turbo di Formula 1 belum menguntungkan tim yang merajai Formula 1 selama empat musim terakhir itu. "Saya kira tim lain lebih mudah dan mencatat kemajuan jauh lebih baik. Mungkin karena mereka bekerja lebih baik selama jeda musim dingin. Tapi buat semua ini adalah langkah yang besar" ujar Vettel.
Maka ketika Formula 1 meniti langkah pertama di era mesin turbo pada GP Australia akhir pekan ini, tidak cuma Red Bull, semua tim mencoba tampil bersahaja. "Semua orang mengunggulkan kami, tapi kami tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi akhir pekan ini," ujar pembalap Mercedes, Lewis Hamilton.
Daya Tahan Mesin
Terlalu rumit regulasi yang diterapkan oleh FIA, terlampau rapuh paduan mesin turbo dan sistem elektronik yang disyaratkan. Terlebih belum satu tim pun membesut mobil hingga performa maksimal. Sebagian pengamat bahkan khawatir, separuh mobil bakal kandas tanpa menyentuh garis finish pada GP Australia. Daya tahan mesin pun menjadi isu utama dan Formula 1, lagi-lagi, beroperasi layaknya bola liar.
Mercedes sejauh ini diunggulkan karena mengembangkan mesin 2014 lebih dini ketimbang pesaing yang lain. Ferrari pun serupa, kendati persaingan di antara Fernando Alonso dan Kimi Räikkonen, dikhawatirkan bisa menjegal langkah tim kuda jingkrak itu. McLaren tetap menguntit dan siap merangsek ke depan.
Ketiga tim di atas termasuk yang paling banyak melahap kilometer pada fase ujicoba dan dengan begitu mengumpulkan informasi paling akurat soal performa kendaraan. Justru keunggulan itulah yang saat ini tidak dimiliki Red Bull. "Buat kami musim 2014 hadir dua bulan lebih dini," kata pemilik tim, Dietrich Mateschitz.
Perubahan Kalender
Untuk musim ini FIA juga mengubah kalender balapan. GP Rusia untuk pertama kalinya akan digelar di Sochi. Sementara GP Austria kembali tampil dan GP Jerman seperti biasa akan bertukar sirkuit dari Nürburgring ke Hockenheimring di Baden Württemberg.
Pukulan telak dialami oleh GP India dan Korea Selatan yang tidak akan tampil musim ini. FIA awalnya juga merencanakan penyelenggaraan GP New Jersey di sirkuit jalanan Weehawken dan Mexico City. Namun rencana tersebut terpaksa dibatalkan menyusul persiapan yang belum matang.
New Jersey, Mexico City dan GP Adzerbaidjan harus mengantri pada musim 2015. Secara keseluruhan musim balap 2014 akan menghadirkan 19 balapan yang akan berakhir di sirkuit Yas Marina, Bahrain, November mendatang.
Wajah Formula 1 Musim 2014
Ajang balapan paling bergengsi di dunia dimulai akhir pekan 15/16 Maret. Semua tim berambisi menggagalkan Sebastian Vettel. Ironisnya pembalap Jerman itu kali ini tidak dianggap sebagai favorit juara.
Foto: picture-alliance/dpa
Awan Gelap buat si Banteng Merah
Juara dunia empat kali, Sebastian Vettel (ki.) akan kesulitan mencatat gelar ke-lima berturut-turut. Mobil RB10 yang dibesutnya lebih sering mangkrak di garasi ketimbang di atas sirkuit selama fase uji coba di Jerez dan Dubai. Vettel tahun ini ditemani oleh pembalap Australia, Daniel Ricciardo (ka.) yang tampil apik bersama Toro Rosso musim lalu.
Foto: Getty Images
Panah Perak Dominan di Fase Ujicoba
Mercedes sejak musim lalu sudah digadang-gadang akan digdaya musim ini. Sebuah perkiraan yang tepat, karena die Silberpfeile mendominasi fase uji coba dan mampu mencatat jumlah lap paling banyak di antara tim yang lain. Terlebih, bersama Nico Rosberg (ki.) dan bekas juara dunia Lewis Hamilton (ka.), Mercedes memiliki dua pembalap yang terbukti mampu menjuarai balapan.
Foto: Getty Images
Dua Juara Dunia buat Ferrari
Untuk mematahkan dominasi Sebastian Vettel, Ferrari tidak tanggung-tanggung memadukan dua bekas juara dunia di kubunya, yakni Fernando Alonso dan Kimi Räikkönen. Kedua pembalap dikenal egois dan akan bertarung memperebutkan status nomer satu di tim kuda jingkrak tersebut. Kendati begitu Presiden Ferrari, Luca di Montezemolo mengakaui, duet maut yang diusung timnya, cukup "berbahaya."
Foto: Getty Images
Kembali ke Papan Tengah
Lotus, kuda hitam musim lalu, sempat tertatih lantaran masalah keuangan. Pembalap andalannya, Kimi Räikkönen terpaksa dilepas ke Ferrari. Bersama Roman Gorsjean (ki.) yang tampil solid di penghujung musim lalu dan Pastor Maldonado (ka.) yang membawa dukungan finansial dari Venezuela, Lotus mengandalkan pembalap lapis kedua.
Foto: picture alliance/DPPI Media
Tua dan Muda di McLaren
Bersama pembalap Inggris, Jenson Button yang kenyang pengalaman dan debutan Formula 1, Kevin Magnussen, McLaren mengusung duet senior-junior musim ini. Bekas juara dunia dan pembalap Denmark berusia 21 tahun itu bakal membesut mobil yang selama fase ujicoba mampu tampil kompetitif. Selain itu Ron Dennis kembali mengomandoi tim asal Inggris tersebut. Bersamanya McLaren mengalami masa keemasan
Foto: Getty Images
Karir yang Tertahan
Pembalap Jerman, Nico Hülkenberg adalah bintang baru Formula 1. Penampilan apiknya musim lalu membuat "the Hulk" diisukan akan bergabung dengan Ferrari dan Lotus. Namun nasib berkata lain. Hülkenberg kembali ke bekas timnya, Force India, bersama pembalap Mexiko, Sergio Perez. Jika ia kembali tampil maksimal, bisa dipastikan Hülkenberg bakal membesut buat tim papan atas musim depan.
Foto: Mark Thompson/Getty Images
Awal baru Buat Sutil
Selama ini ia cuma pernah membalap buat Force India. Kini Adrian Sutil berpadu dengan pembalap Mexiko, Esteban Gutierrez untuk tim Sauber. Walaupun membawa banyak pengalaman, Sutil tidak bisa menghadirkan sponsor berkocek tebal. Sebab itu pula Sauber musim ini harus kembali bersaing dengan dana terbatas.
Foto: Getty Images
Remaja Rusia
Toro Rosso, tim yang berinduk kepada Red Bull, kembali membuktikan diri sebagai wadah buat pembalap muda. Daniil Kvyat yang baru berusia 19 tahun adalah pinangan terbaru. Kendati berusia belia, pembalap Rusia itu bahkan sudah dianggap lebih matang ketimbang rekan setimnya, Jean-Eric Vergne. Kvyat diharapkan bisa mengulang sejarah Vettel yang juga mengawali karir di tim yang sama.
Foto: picture-alliance/dpa
Kebangkitan Williams?
Williams mengawali musim 2014 dengan kabar optimis. Usai berpaling dari Renault, tim tradisional asal Inggris itu mendapat Mercedes sebagai pemasok mesin yang baru. Pilihan itu terbukti jitu karena mesin Mercedes tampil maksimal selama ujicoba. Berbekal pengalaman bekas pembalap Ferrari Felipe Massa dan pembalap Finnlandia Valteri Bottas, Williams berharap bisa mengumpulkan angka di musim ini
Foto: picture-alliance/dpa
Hijau adalah Harapan
Caterham yang kini dikuasai konglomerat asal Malaysia, bakal bersaing dengan target yang realistis. Untuk itu tim bercorak hijau ini mengusung pembalap belia, Marcus Ericsson dan Kamui Kobayashi yang kembali ke ajang Formula 1 usai jeda selama setahun. Buat saya "yang penting bisa finish," kata Ericsson ketika ditanya soal peluangnya.
Foto: Getty Images
Tanpa Harapan
Kendati membesut mesin Ferrari, Marussia tetap akan masih menghiasi papan bawah klasemen. Pembalap Inggris, Max Chilton dan Jules Bianchi dari Perancis mengemban target yang cukup realistis, yakni untuk menyentuh garis finish di setiap balapan, bahkan jika dari posisi paling belakang sekalipun.