1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bom Aljazair: Jaringan Al Qaida Mengaku Bertanggung Jawab

12 Desember 2007

Sebelas orang karyawan PBB terbunuh di Aljir dan sejumlah karyawan lain masih tak diketahui nasibnya. Sedikitnya 30 orang tewas dalam dua serangan bom di Aljir.

Kantor Mahkamah Agung di Aljir jadi sasaran bom mobilFoto: AP

Tim penolong masih mencari korban yang terperangkap di bawah puing-puing gedung yang hancur. Demikian ungkap juru bicara Marie Okabe di markas besar PBB. Okabe mengatakan, situasi di lokasi sangat tak menentu dan banyak informasi belum diketahui. Yang pasti, dua bom meledak secara beruntun di ibukota Aljazair, Selasa kemarin. Seorang saksi mata menuturkan: "Ledakan itu begitu besar – saya berada tidak jauh dari sana, dan baru akan membeli koran, kerasnya bagai gempa bumi saja, sampai kaca-kaca bergetar dan saya langsung pikir itu bom."

Ledakan hebat terjadi dekat kedua kantor UNDP dan UNCHR di Hydra. Sedangkan serangan kedua terjadi dekat kantor Mahkamah Agung Aljazair di kawasan Ben Aknun. Sebuah bom mobil menghancurkan bis yang penuh ditumpangi pelajar. Masih belum jelas, apakah selain di mobil, ada juga bom di dalam bis itu: "Gumpalan debu dan puing langsung menyelimuti lokasi, baru setelah debu itu buyar saya melihat ada sebuah bis sekolah yang hancur, miring di tengah jalan di antara mobil-mobil lain."

Pegawai rumah sakit dimana para korban ditangani mengatakan, jumlah korban tewas mencapai 62 orang. Dan lebih dari 100 orang terluka. Dengan geram dan terbata, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon di Bali mengecam serangan itu: "Ini tidak bisa diterima. Saya ingin mengecamnya sekeras mungkin. Apapun alasannya, hal ini tidak bisa diterima, sama sekali tidak ada pembenaran untuk tindakan ini."

Belasungkawa untuk korban dan kecaman terhadap serangan itu datang dari berbagai penjuru. Juga dari para pemimpin dunia. Presiden Perancis Nikola Sarkozy yang baru berkunjung ke Aljazair menyebutnya, tindakan barbar dan keji yang hanya dapat dilakukan oleh seorang penakut. Sementara Ketua UNCHR Antonio Guterres cukup yakin bahwa PBB sengaja dijadikan target. "Sangat tidak masuk akal untuk mengorbankan orang-orang yang tak berdosa, dan saya tak ragu bahwa sasaran serangan ini adalah PBB."

Serangan ini merupakan yang terparah terhadap organisasi internasional itu sejak tahun 2003. Di sebuah situs Internet, kelompok jaringan Al Kaidah di Afreika Utara mengaku bertanggung jawab atas serangan ini. Kelompok yang sama juga mengaku bertanggung jawab atas serangan lainnya pada bulan April, Juli dan September lalu.