1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bom di Kabul, Puluhan Tewas

27 Januari 2018

Sedikitnya 95 orang terbunuh dan sekitar 160 orang lainnya luka-luka akibat serangan bom di ibukota Afghanistan, Kabul.

Afghanistan Explosion in Kabul
Foto: picture-alliance/dpa/Zumapress

Pejabat setempat di Afghanistan menyebutkan 95 orang terenggut nyawanya akibat ledakan bom di Kabul hari Sabtu (27/01).

Serangan tersebut terjadi di dekat bekas gedung kementerian dalam negeri di sebuah daerah yang dikenal sebagai tempat perkantoran markas besar Uni Eropa di Afghanistan dan kantor-kantor misi diplomatik lainnya. Hal ini menunjukkan bagaimana kelompok militan dapat mencapai daerah yang aman di ibukota tersebut.

'Pembantaian'

Seorang pembom bunuh diri memadati sebuah  ambulans dengan bahan peledak dan meledakkannya  begitu  sampai di sebuah pos pemeriksaan polisi. Pekerja bantuan menggambarkan serangan tersebut sebagai "pembantaian."

Taliban mengeluarkan sebuah pernyataan bahwa mereka mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, dengan mengatakan bahwa pihaknya telah menargetkan sebuah konvoi polisi di daerah itu.

Pekan lalu, kelompok militan tersebut mengepung Hotel Intercontinental dan menewaskan 20 orang, termasuk 14 warga asing.

Juru bicara Deputi Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Nasrat Rahimi mengatakan kepada kantor berita AFP: "Pembom bunuh diri tersebut menggunakan ambulans untuk melewati pos pemeriksaan. Dia melewati titik pemeriksaan pertama yang mengatakan bahwa dia membawa pasien ke rumah sakit Jamuriate dan di pos pemeriksaan kedua dia dicurigai. Lalu terduga pelaku meledakkan mobilnya yang berisi bahan peledak."

Baca juga:

Presiden Trump Kirim Pasukan Tambahan ke Afghanistan

Penyelidikan dibuka

Hassina Safi dari High Peace Council, yang dituduh melakukan negosiasi dengan Taliban, mengatakan kepada AFP: "Insiden ini menargetkan pos pemeriksaan kami. Ledakan itu sangat besar - semua jendela kami rusak ... Sejauh ini kami tidak memiliki laporan jika ada anggota kami terluka atau terbunuh. "

Seorang pejabat Uni Eropa mengatakan bahwa delegasi  untuk Afghanistan di kawasan tersebut berada di "ruang aman" , dengan menambahkan bahwa mereka tidak menderita kerugian apapun.

Mengapa Taliban menargetkan pasukan keamanan: Taliban melancarkan pemberontakan setelah invasi yang dipimpin Amerika Serikat  ke Afghanistan pada tahun 2001. Mereka berusaha untuk mengusir pasukan internasional dan menggulingkan pemerintah yang didukung Barat.

Apa yang terjadi selanjutnya: Pihak berwenang kemungkinan akan membuka penyelidikan terhadap serangan tersebut dan memperkuat keamanan di wilayah itu --yang menjadi lokasi beberapa kedutaan besar dan markas besar Uni Eropa di Kabul.

ap/vlz(dpa/rtr/afp/ap)