1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bom Kembali Guncang Rusia

30 Desember 2013

Rusia diguncang rangkaian aksi terorisme dalam sepekan. Terakhir sebuah bom meledak di Volgograd dan menewaskan 10 penumpang bus. Presiden Vladimir Putin perintahkan FSB untuk menyelidiki kasus tersebut.

Foto: Reuters

Kota Volgograd kembali diguncang ledakan bom. Bahan peledak yang diduga diletakkan pada bus umum yang padat penumpang, meledak di tengah kepadatan lalu lintas Senin (30/12). "Sedikitnya sepuluh orang tewas. Sementara 19 lainnya mengalami luka parah", begitu menurut laporan Departemen Situasi Darurat kepada kantor berita Interfax.

Penyidik mengatakan, pelaku berniat menimbulkan sebanyak mungkin korban jiwa. Bus tersebut meledak di dekat sebuah pasar yang sedang ramai dikunjungi penduduk.

Minggu (29/12) silam seorang perempuan meledakkan diri di depan stasiun kereta utama Volgograd. Aksi tersebut menewaskan sedikitnya 17 orang. Lusinan dirawat di rumah sakit. Sejauh ini belum ada yang mengaku bertanggungjawab. Kepolisian meyakini, kelompok militan Islamis mendalangi kedua serangan di selatan Rusia itu.

Putin Kirim FSB

Presiden Rusia, Vladimir Putin menginstruksikan dinas rahasia dalam negeri (FSB) menyelidiki kasus rangkaian serangan teror yang belakangan mulai makin marak. Putin dilaporkan telah bertemu dengan Direktur FSB, Alexander Bortnikov dan Perdana Menteri Dimitri Medvedev di Moskow.

"Bus naas tersebut dipadati penumpang dan sedang melaju dari sebuah pemukiman ke pusat kota", kata salah seorang anggota tim penyelamat. Bom itu sendiri merusak kendaraan sepenuhnya, "suara ledakan terdengar hingga beberapa kilometer."

Penyidik meyakini bom di dalam bus bernomer trayek N15 itu memiliki karakter serupa dengan bom yang meledak hari Minggu (29/12) di stasiun kereta Wolgograd. "Kami tidak menutup kemungkinan adanya hubungan antara kedua peristiwa," kata salah seorang aparat kepolisian.

"Menyebar ketakutan."

Situasi pasca ledakan bus di Volgograd, Senin (30/12)Foto: Reuters

Dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan hari Minggu, Dewan Keamanan PBB menyatakan "setiap aksi terorisme adalah kriminal dan tidak bisa dibenarkan." Presiden Dewan Uni Eropa, Herman Van Rompuy mengecam tindakan yang dianggapnya "menjijikkan."

Sementara Kepala Gereja Ortodoks Rusia, Kirill, menulis dalam sebuah Telegram kepada Gubernur Volgograd, Sergey Baschenov, kelompok kriminal kembali menyerang penduduk yang tidak berdosa, untuk "menyebarkan ketakutan."

Kementrian Dalam Negeri Rusia memerintahkan aparat keamanan untuk bersiaga penuh dan meningkatkan kewaspadaan. Wolgograd saat ini berada dalam status darurat sipil.

Kota di selatan Rusia itu terletak berdekatan dengan kawasan Kaukasus. Kelompok ekstremis di kawasan berupaya mendirikan negara Islam di utara Kaukasus. Pemimpinnya, Doku Umarov, Juli silam menyerukan serangan teror untuk menggagalkan penyelenggaraan Olympiade musim dingin di Sotchi "dengan segala cara."

rzn/as (AFP, Reuters, dpa)