Bom NATO Hancurkan Kantor Gaddafi
25 April 2011Seorang jurubicara pemerintah Libya yang menyertai wartawan yang meliput di lokasi serangan mengatakan, 45 orang cedera, 15 di antaranya luka berat. Ia menambahkan, mungkin masih ada korban yang berada di bawah reruntuhan bangunan. "Itu adalah upaya untuk membunuh Kolonel Gaddafi," demikian ditekankan juru bicara itu.
Putra Gaddafi, Seif al Islam menyebut pemboman itu sebagai langkah pengecut. Ia menambahkan, serangan terhadap kantor Muammar Gaddafi mungkin membuat anak kecil ketakutan, tetapi tidak akan mengakhiri perang, dan pihaknya tidak takut. Putra Gaddafi itu juga mengatakan perang yang dijalankan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sudah dimenangkan Libya sejak dulu.
Jurubicara pemerintah Mussa Ibrahim, yang dihubungi kantor berita Inggris BBC menyerukan kepada pihak yang bertanggungjawab dalam NATO untuk menghentikan serangan udara. "NATO harus mengerti bahwa jika NATO memang menginginkan perdamaian dan demokrasi, maka mereka harus berhenti membom dan mulai berbicara dengan kami. Berbicara tidak perlu biaya, berguna, produktif dan bermanfaat. Turunlah dan berbicara dengan kami. Hentikan serangan udara karena itu membunuh orang, memperburuk situasi dan tidak menolong siapa pun," demikian Mussa Ibrahim.
Serangan NATO
Pesawat tempur NATO telah menyerang daerah tempat tinggal Gaddafi di daerah Bab al Aziziya Jumat lalu (22/04). Setelah serangan hari ini, sekitar pukul 3 pagi asap masih membumbung tinggi dari gedung yang menjadi sasaran, dan belasan orang menyerukan yel-yel pujian bagi Gaddafi. Sebuah ruang pertemuan yang berada tepat di depan kantor Gaddafi hancur akibat serangan.
Sementara itu serangan roket di Misrata hari ini (Senin, 25/04) menyebabkan sedikitnya 30 orang tewas dan 60 luka-luka. Demikian dikatakan Ahmed al Qadi, yang menjadi saksi mata kepada televisi Al Arabija. Ia adalah seorang insinyur yang bekerja pada stasiun radio milik pemberontak di Misrata.
Pertempuran di Misrata
Di kota itu, yang berjarak sekitar 215 km di sebelah timur Tripoli, pemberontak berhasil memukul mundur tentara pemerintah dari sejumlah lokasi penting. Pertempuran di Misrata telah berlangsung selama 50 hari. Muftah Emeitiq, seorang warga Misrata yang berusia 45 tahun mengatakan, ia dan keluarganya bersempunyi selama itu di rumah untuk menghindari serangan penembak jitu. Ia kini merasa senang dan bebas karena pemberontak berhasil maju.
Minggu kemarin (24/04) di Misrata masih terdengar tembakan senapan otomatis, walaupun rejim Libya mengatakan telah memerintahkan penghentian tembakan di kota pelabuhan tersebut. Situasi kemanusiaan di Misrata telah menyebabkan kekhawatiran dunia internasional. Tetapi kemenangan pemberontak di jalan Tripoli, salah satu jalan penting di kota itu yang dikuasai tentara Gaddafi sampai Jumat lalu, memungkinkan penduduk kota keluar rumah.
Misrata Akan Bebas
Pemberontak telah membunuh atau menangkap sebagian besar penembak jitu yang menjadi dalang serangan belakangan ini. Tetapi serangan balik dari pasukan pemerintah masih ada. Pemimpin pemberontak Taher Bashaga mengatakan, mungkin pertempuran masih akan memakan waktu, tetapi jika segala sesuatu berjalan lancar, Misrata akan berhasil dibebaskan.
Sementara itu dua tentara pemerintah yang berhasil ditangkap pemberontak mengatakan kepada kantor berita AFP, tentara yang loyal kepada Gaddafi semakin kehilangan kekuasaan di Misrata. Salah seorang dari mereka bernama Lili Mohammed berasal dari Mauritania. Ia disewa Gaddafi untuk memerangi pemberontak di kota ketiga terbesar di Libya itu. Ia mengatakan, banyak tentara pemerintah ingin menyerah. Tetapi mereka takut dihukum mati pemberontak.
dpa/rtr/afp/Marjory Linardy
Editor: Christa Saloh