1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

"Borderline 'Europe" Perjuangkan HAM Tanpa Batas Negara

20 Juni 2007

Tiap tahun ribuan pengungsi tewas sebelum memasuki wilayah UE.

Para pengungsi yang melarikan diri dari peperangan, bencana alam, atau diskriminasi di negara-negara asal mereka untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak, sering menemui ajalnya sebelum memasuki wilayah UE. Terutama para pengungsi dari Afrika, biasanya menggunakan perahu yang tidak laik laut. Salah seorang pendiri "Borderline Europe", Elias Bierdel, yang pernah menjadi ketua organisasi "Cap Anamur" mengemukakan jumlah pengungsi yang menemui ajalnya sebelum tiba di Eropa: "Pihak yang berwenang Spanyol memperkirakan, tahun lalu sekitar 6000 orang tenggelam di lepas pantai kepulauan Canaria. Belum lagi daerah lainnya seperti lepas pantai Sizilia, Lampedusa, Malta atau kepulauan Egeia di seberang pesisir pantai Turki."

Tiga tahun lalu Elias Bierdel bersama Stefan Schmidt, kapten kapal "Cap Anamur" ketika itu, menyelamatkan 37 pengungsi di laut lepas. Tetapi sampai sekarang mereka kena gugatan hukum. Bersama dengan pendiri "Borderline Europe" lainnya Elias Bierdel tidak ingin membiarkan berlanjutnya kematian massal secara anonim itu. Oleh sebab itu "Borderline Europe" hendak membuat arsip yang dapat diandalkan. Sementara ini hampir tidak ada kapal dagang dan nelayan yang mau menyelamatkan orang di laut karena takut kena sanksi hukum. Mantan kapten kapal "Cap Anamur", Stefan Schmidt tidak dapat menerimanya: "Salah satu UU pelayaran yang tertua menyebutkan, siapa pun yang mengalami keadaan darurat di laut, harus ditolong oleh kapal lain yang mengetahuinya. Kalau tidak, ia bersalah dan dapat dihukum. Yang kami alami adalah justru sebaliknya. Kami menolong orang dan dipenjarakan."

Dalam fungsinya sebagai tenaga pengajar di sekolah pelaut di Lübeck-Travemünde, Jerman utara, Stefan Schmidt sekarang dapat mengajarkan kepada para pelaut muda tentang tugas mereka. Jarang sekali ada yang mengatakan 'ah pura-pura saja tidak tahu'. Kapten Stefan Schmidt yakin, murid-muridnya akan bersikap manusiawi.
Atas nama "Borderline Europe" Elias Bierdel melancarkan kritik, bahwa Komisi UE dan sejumlah pemerintahan di Eropa tetap hendak menutup perbatasannya: "Semakin banyak kapal perang, pesawat terbang, helikopter ditugaskan oleh UE lewat badan penjaga perbatasannya 'Frontex'. Ini hanya akan mengubah pergerakan pengungsi, ke rute lainnya. Arus migrasi tidak dapat dihadapi dengan langkah militer. Mereka akan bergeser."

Menurut Bierdel selanjutnya, salah satu rute yang mungkin menjadi bahan pemberitaan adalah melalui Turki menuju kepulauan Egeia, Yunani. Disana sudah banyak terlihat bangkai perahu.