Uni Eropa menyambut kemenangan Boris Johnson dalam pemilu parlemen Inggris. Para pemimpin Uni Eropa kini memiliki tugas berat untuk menegosiasikan kesepakatan perdagangan dengan Inggris setelah Brexit terlaksana.
Iklan
Jumat (13/12) para pemimpin Uni Eropa menyampaikan kemenangan Partai Konservatif Perdana Menteri Boris Johnson dalam pemilu parlemen Inggris, membuka jalan bagi terlaksananya Brexit bulan depan.
"Ini adalah hasil yang sangat jelas," Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven mengatakan kepada awak media di Brussels, di mana para pemimpin Uni Eropa tengah mengadakan dua hari pertemuan.
"Itu menandakan kini kami akan menindaklanjuti proses pemisahan (Brexit). Kami sekarang memiliki 11 bulan untuk menyelesaikan kesepakatan (perjanjian dagang). Ini adalah waktu yang sangat singkat," kata Lofven.
Komisaris Perdagangan Internal Uni Eropa Thierry Breton mengatakan, Uni Eropa sekarang ingin "membangun ulang" hubungan dengan Inggris.
Menteri Luar Negeri Austria Sebastian Kurz memberikan selamat atas "kemenangan yang mengesankan" dari kubu Johnson, dan mengatakan bahwa "perjanjian penarikan (Inggris) sekarang diharapkan akan segera diratifikasi."
Norbert Röttgen, ketua komite urusan luar negeri Jerman mengatakan bahwa kini kesepakatan Brexit tidak dapat dielakkan. Dalam cuitan Twitter-nya, Röttgen menyampaikan bahwa tujuan utama Uni Eropa sekarang adalah untuk "menjaga hubungan dengan Inggris sebaik mungkin."
'Kita perlu kejelasan'
Agenda utama Johnson kini adalah dia harus bisa mendapatkan dukungan parlemen terkait kesepakatan Brexit yang dia buat dengan Uni Eropa pada Oktober lalu, sehingga Inggris dapat keluar dari keanggotaan Uni Eropa pada akhir bulan Januari mendatang, seperti yang telah direncanakan.
Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel, dalam pertemuan di Brussels menyampaikan, "Kami siap untuk tahapan selanjutnya dan kami akan melihat apakah mungkin bagi parlemen Inggris untuk menerima perjanjian dan mengambil keputusan."
Menteri Urusan Eropa Prancis, Amelie de Montchalin, mengatakan kepada wartawan bahwa suara mayoritas telah lama hilang dari politik Inggris. "Kami sudah mengatakan berkali-kali: 'Kami perlu kejelasan'," ujar Montchalin.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan hari ini (13/12) para petinggi Uni Eropa di Brussels tengah bekerja secara cepat untuk merancang mandat kesepakatan perdagangan pasca-Brexit.
Negosiasi besar
Setelah 31 Januari, Inggris memasuki masa transisi hingga akhir tahun 2020. Dalam rentang waktu tersebut, London dan Uni Eropa harus mencapai kesepakatan mengenai seperti apa hubungan perdagangan mereka di masa depan.
Brexit: Tarik Ulur Politik Inggris Keluar Dari Uni Eropa
Inggris kejutkan dunia dengan hasil referendum 23 Juni 2016 yang sepakat keluar dari Uni Eropa. Mulailah rentang waktu penuh kisruh, tarik uluk dan adu kekuatan politik di Eropa terkait Brexit.
Foto: picture-alliance/empics/Y. Mok
Juni 2016: Kehendak Rakyat Inggris
Hasil referendum yang diumumkan 24 Juni 2016, hampir 52 persen dari pemilih setuju, Inggris keluar dari Uni Eropa. Perdana Menteri Inggris saat itu, David Cameron dari partai konservatif menerima "kehendak rakyat Inggris, dan mengundurkan diri sehari setelah referendum..
Foto: picture-alliance/dpa/A. Rain
Juli 2016: Brexit berarti Brexit
Mantan Menteri Dalam Negeri, Theresa May gantikan posisi Cameron sebagai Perdana Menteri pada 11 Juli. Ia menjanjikan´Brexit berarti Brexit´. Sebelumnya, May diam-diam dukung kampanye Inggris tetap di Uni Eropa. Dia tidak secara jelas mengatakan kapan akan memulai pembicaraan diberlakukannya Pasal 50 Perjanjian Uni Eropa terkait masa dua tahun sebelum Inggris resmi keluar Uni Eropa.
Foto: Reuters/D. Lipinski
Maret 2017: Kami siap Berpisah
May tandatangani nota diplomatik untuk memulai Pasal 50, 29 Maret. Beberapa jam kemudian, Duta Besar Inggris untuk UE, Tim Barrow serahkan nota itu kepada Presiden Dewan Eropal, Donald Tusk. Inggris dijadwalkan keluar dari Uni Eropa 29 Maret 2019. Tusk merespon nota itu dengan komentar: “Kami sudah siap berpisah. Terima kasih dan selamat tinggal”.
Foto: picture alliance / Photoshot
Juni 2017: Perundingan Dimulai
Menteri Brexit, David Davis dan ketua jururunding UE, Michel Barnier memulai perundingan di Brussel pada 19 Juni. Perundingan pertama diakhiri dengan kesepakatan Inggris akan mematuhi aturan UE terkait sisa negosiasi. Tahap pertama membahas persyaratan keluarnya Inggris dan tahap kedua membahas hubungan UE dan Inggris pasca-Brexit.
Foto: picture alliance/ZUMAPRESS.com/W. Daboski
Juli – Oktober 2017: Uang, Hak-hak dan Irlandia
Tahap kedua perundingan dimulai dengan berfoto bersama tim Inggris yang terlihat tak siap. Perundingan gagal raih kemajuan terkait tiga masalah pasca-Brexit: Berapa banyak yang masih harus dibayar Inggris ke anggaran UE, bagaimana dengan hak warga negara UE dan Inggris dan apakah Inggris tetap dapat membuka perbatasan antara Irlandia dan Irlandia Utara.
Foto: Getty Images/T.Charlier
November 2017: May Tunjukkan Kemajuan?
Kemajuan baru terlihat setelah putaran perundingan ke-6 di awal November. Inggris setuju untuk membayar 57 miliar Euro atau sekitar Rp 900 triliun sebagai “biaya perceraian”. Awalnya May hanya mau membayar 20 juta, padahal UE telah menghitung biayanya sebesar 60 juta Euro. Laporan konsensi Inggris ini memicu kemarahan di kalangan politikus dan media pro-Brexit.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Hoppe
Desember 2017: Maju ke fase ke-2
Para pimpinan dari 27 anggota UE secara resmi menyetujui “kemajuan yang cukup” itu untuk diteruskan ke fase kedua: transisi periode pasca-Brexit dan masa depan hubungan perdagangan UE-Inggris. Perdana Menteri Theresa May mengungkapkan kegembiraannya atas keputusan ini, sebaliknya Presiden Dewan Eropa, Tusk memperingatkan bahwa perindingan putaran kedua akan “sangat sulit.
Foto: picture-alliance/AP Photo/dpa/O. Matthys
September 2018: Tidak ada ceri untuk Inggris
Proposal May tidak berjalan mulus. Pada pertemuan puncak di Salzburg akhir September, para pimpinan UE sampaikan kepada May bahwa proposalnya tidak dapat diterima. Presiden Dewan Eropa,Tusk menyindir May lewat Instagram dengan postingan foto mereka yang sedang melihat sepotong kue: “Sepotong kue barangkali? Maaf, tidak ada ceri”. Ini sindiran bahwa Inggris cuma mau keuntungan sepihak dari Eropa.
Foto: Reuters/P. Nicholls
November 2018: Kemajuan di Brussel
Para pimpinan UE dukung draft kesepakatan perceraian serta deklarasi politis soal hubungan pasca-Brexit setebal 585 halaman. Draft ini dikecam habis anggota parlemen yang pro maupun kontra Brexit dalam perdebatan di Parlemen Inggris beberapa minggu sebelumnya. Menteri Brexit, Dominic Raab bersama dengan beberapa menteri mencoba memicu mosi tidak percaya di bulai Mei.
Foto: Getty Images/AFP/E. Dunand
Desember 2019: May Lolos Dari Mosi Tidak Percaya
Menghadapi oposisi yang sulit, May menunda pemungutan suara di parlemen pada 10 Desember. Besoknya ia bertemu Kanselir Jerman, Angela Merkel untuk mencari kepercayaan diri dalam meyakinkan para anggota parlemen yang skeptis kembali ke kesepakatan. Sementara ia pergi, anggota parlemen dari Partai Konservatif ajukan mosi tidak percaya. May menang mosi kepercayaan di hari berikutnya.
Foto: Getty Images/S. Gallup
Januari 2019: Kesepakatan ditolak
Kesepakatan Brexit May, ditolak Parlemen Inggris dengan 432 suara dan hanya 202 suara mendukungnya. Sebagai respon hasil tersebut, Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk sarankan agar Inggris tetap bertahan di Uni Eropa. Partai Buruh Inggris menyerukanmosi tidak percaya terhadap Perdana Menteri. Ini adalah tantangan berat dalam kepemimpinan kedua May dalam bulan-bulan terakhir.
Foto: Reuters
11 foto1 | 11
Uni Eropa berharap untuk memulai negosiasi kesepakatan perdagangan kedua pihak pada bulan Maret mendatang, dipimpin oleh negosiator Uni Eropa Michel Barnier. Ini praktis menyisakan 10 bulan untuk mencapai kesepakatan dan agar dapat diratifikasi oleh Parlemen Inggris serta negara-negara Uni Eropa.
Beberapa pejabat Uni Eropa berpendapat waktu tersebut telalu singkat, mengingat bahwa perjanjian perdagangan seringkali membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dinegosiasikan.
"(Ini) negosiasi besar untuk melanjutkan hubungan di masa depan dalam waktu yang begitu singkat," kata seorang pejabat Uni Eropa.
London dapat meminta penambahan waktu, selambat-lambatnya pada bulan Juni.
Menurut rancangan draft Brexit yang dikutip oleh kantor berita AFP dan akan diadopsi pada pertemuan puncak pada hari Jumat, para pemimpin Uni Eropa akan menentukan "secepat mungkin hubungan masa depan dengan Inggris" sambil memperingatkan bahwa "hubungan kedua pihak harus didasari pada keseimbangan antara hak dan kewajiban dan memastikan kesetaraan" dalam hal aturan bisnis dan perdagangan.