Brasil Kecam Rusuh Pendukung Bolsonaro sebagai Aksi Teroris
10 Januari 2023
Presiden Brasil Lula da Silva, Kongres dan pengadilan tertinggi sama-sama menyebut pendukung Jair Bolsonaro melakukan "aksi teroris" karena menyerbu gedung-gedung pemerintah di ibu kota. Penyelidikan sedang berlangsung.
Iklan
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, beserta para pemimpin kedua majelis Kongres dan Ketua Mahkamah Agung mengeluarkan pernyataan bersama yang langka pada hari Senin (9/1). Mereka mengutuk tindakan kekerasan oleh pendukung mantan Presiden sayap kanan, Jair Bolsonaro, pada akhir pekan kemarin.
Pemimpin dari ketiga cabang pemerintahan itu mengatakan bahwa mereka "menentang tindakan teroris dan kriminal, vandalisme kudeta yang terjadi" pada Minggu (8/1) di ibu kota, Brasilia. Dalam aksi itu, massa pro-Bolsonaro menyerbu istana kepresidenan, Kongres dan Mahkamah Agung.
Pihak berwenang di Brasil juga telah melakukan penyelidikan atas insiden tersebut pada hari Senin (9/1).
Para pengunjuk rasa menuntut agar presiden yang baru terpilih, yakni Lula da Silva, digulingkan. Para demonstran garis keras itu membuat kehancuran mirip seperti peristiwa invasi gedung Capitol Amerika Serikat di tahun 2021 oleh para pendukung mantan Presiden Donald Trump.
Foto-foto Saat Massa Pendukung Trump Menyerbu Gedung Capitol AS
Massa pendukung Presiden Donald Trump menyerbu Gedung DPR AS dalam upaya membatalkan kekalahan Trump. Foto-foto berikut ini menggambarkan insiden penyerbuan di Gedung Capitol saat perusuh bentrok dengan pasukan keamanan.
Foto: Saul Loeb/AFP/Getty Images
Bentrok antara pengunjuk rasa dan polisi
Massa pendukung Presiden AS Donald Trump bentrok dengan aparat keamanan di depan Gedung Capitol di Washington DC pada 6 Januari. Kongres AS sedang mengadakan sidang untuk meratifikasi kemenangan 306-232 Presiden terpilih Joe Biden atas Presiden Trump.
Foto: Stephanie Keith/REUTERS
Demonstran yang marah menyerbu Gedung Capitol
Awalnya, pendukung Trump yang agresif berunjuk rasa di luar Gedung Capitol AS. Namun, mereka akhirnya mencoba menerobos masuk ke dalam gedung dan polisi gagal menahan massa yang marah.
Foto: Roberto Schmidt/AFP/Getty Images
Pendukung Trump menerobos masuk
Massa pendukung Trump yang marah menerobos Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021, saat Kongres mengadakan sidang untuk meratifikasi kemenangan Presiden terpilih Joe Biden dari hasil Electoral College atas Presiden Trump.
Foto: Win McNamee/Getty Images
Petugas keamanan Gedung Capitol berjaga penuh
Petugas keamanan Gedung Capitol AS berjaga penuh saat menangani kerusuhan ketika pengunjuk rasa mencoba masuk ke House Chamber, ruangan paling inti, tempat para legislator berkumpul untuk meratifikasi pemungutan suara Electoral College.
Foto: J. Scott Applewhite/AP Photo/picture alliance
Petugas keamanan menahan para perusuh
Petugas keamanan mencoba menahan para perusuh yang berada di lorong di luar ruang Senat. Sementara, para anggota parlemen dibawa ke tempat aman.
Foto: Manuel Balce Ceneta/AP Photo/picture alliance
Mengambil alih ruang Senat
Setelah berhasil menerobos keamanan Gedung Capitol, seorang pengunjuk rasa berlari ke tengah ruang Senat dan meneriakkan "Kebebasan!"
Foto: Win McNamee/Getty Images
Perusuh menyerbu ruang Senat
Seorang perusuh berhasil menerobos keamanan Gedung Capitol, dan melompat dari atas galeri umum ke ruang Senat.
Foto: Win McNamee/Getty Images
Anggota parlemen berlindung di House Chamber
Para anggota parlemen dengan panik mencari tempat berlindung di ruang galeri DPR, saat para pengunjuk rasa mencoba menerobos masuk. Menurut seorang jurnalis Gedung Putih, para anggota parlemen diberi masker gas yang berada di bawah kursi.
Foto: Andrew Harnik/AP Photo/picture alliance
Pengunjuk rasa menduduki kantor anggota parlemen
Massa pendukung Trump mengambil alih kantor yang telah dikosongkan. Anggota parlemen berhasil dibawa ke tempat aman.
Foto: Saul Loeb/AFP/Getty Images
Petugas tak berhasil menahan
Polisi dan petugas keamanan Gedung Capitol gagal menahan pengunjuk rasa yang menerobos masuk ke Rotunda dan kantor anggota parlemen. Seorang pria bahkan memboyong podium yang biasa digunakan oleh Ketua DPR Nancy Pelosi untuk berpidato.
Foto: Win McNamee/Getty Images
Petugas menembakkan gas air mata
Petugas keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan para perusuh di luar Gedung Capitol.
Foto: Andrew Caballero-Reynolds/AFP/Getty Images
Ledakan di luar Gedung Capitol
Sebuah ledakan terjadi di luar Gedung Capitol ketika polisi berusaha menghalau laju massa pendukung Trump. Kepolisian Washington dan Garda Nasional telah dikerahkan untuk membubarkan para pengunjuk rasa.
Foto: Leah Millis/REUTERS
Upaya membubarkan pengunjuk rasa
Petugas Garda Nasional dan kepolisian Washington DC dikerahkan ke Gedung Capitol untuk membubarkan pengunjuk rasa. Jam malam di seluruh kota diberlakukan dari pukul 6 sore hingga pukul 6 pagi. (Ed: pkp/rap)
Penulis: Kristin Zeier
Foto: Spencer Platt/Getty Images
13 foto1 | 13
''Tindakan terorisme dan picu kudeta''
Menteri Hubungan Kelembagaan Brasil, Alexandre Padilha, mengatakan bangunan yang dirusak akan diperiksa untuk mencari bukti, termasuk sidik jari dan gambar untuk menemukan pelakunya.
Dia mengatakan para perusuh tampaknya bermaksud untuk memicu aksi serupa secara nasional.
Menteri Kehakiman, Flavio Dino menyamakan tindakan itu dengan terorisme dan memicu kudeta. Dia mengatakan, pihak berwenang telah mulai melacak mereka yang membayar bus yang mengangkut pengunjuk rasa ke ibu kota.
"Mereka tidak akan berhasil menghancurkan Demokrasi Brasil," kata Dino. "Kita perlu mengatakan itu, dengan segala ketegasan dan keyakinan."
"Kami tidak akan menerima jalan kriminalitas untuk melakukan pertarungan politik di Brasil. Seorang penjahat diperlakukan seperti penjahat."
Kementerian Kehakiman Brasil mengatakan pada Senin (9/1), bahwa total 1.200 orang telah ditahan sejauh ini. Sementara itu sekitar 230 tersangka perusuh ditangkap pada hari Minggu (8/1).
Kepolisian Brasil dikerahkan di kamp pendukung Bolsonaro di dekat markas tentara Brasilia pada hari Senin (9/1).
Iklan
''AS harus berhenti beri perlindungan pada Bolsonaro di Florida''
Bolsonaro, yang meninggalkan Brasil menuju negara bagian Florida di Amerika Serikat pada hari kedua hingga terakhir masa jabatannya, telah menolak tuduhan bahwa ia telah memanas-manasi para pengunjuk rasa. Dia mengatakan demonstrasi damai itu demokratis, tetapi serangan terhadap gedung-gedung pemerintah telah "melewati batas."
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden sekarang menghadapi tingginya tekanan untuk mengeluarkan Bolsonaro dari pengasingan yang dipaksakannya sendiri di negara bagian di selatan Amerika Serikat.
"Bolsonaro seharusnya tidak berada di Florida," kata anggota Kongres dari Partai Demokrat Joaquin Castro di CNN. "Amerika Serikat seharusnya tidak menjadi tempat perlindungan bagi otoriter yang telah menginspirasi terorisme domestik di Brasil ini. Dia harus dikirim kembali ke Brasil."
Sesama anggota Kongres dari Partai Demokrat Alexandria Ocasio-Cortez menggaungkan pendapat tersebut.
"AS harus berhenti memberikan perlindungan kepada Bolsonaro di Florida," tulisnya di Twitter. "Hampir dua tahun sejak Capitol Amerika Serikat diserang oleh kaum fasis, kami melihat gerakan fasis di luar negeri berusaha melakukan hal yang sama di Brasil."