Perdana Menteri Theresa May didesak untuk bersikap seperti Margaret Thatcher dalam Perang Falkland perihal niat Spanyol mengucilkan Gibraltar dari perundingan Brexit.
Iklan
Hubungan Uni Eropa dan Inggris pasca Brexit mendapat alur yang ganjil setelah bekas ketua umum Partai Konservatif, Michael Howard, mendesak Perdana Menteri Theresa May untuk bersikap keras seputar Gibraltar seperti pada isu Kepulauan Falkland. Kawasan kecil di tepi Spanyol yang sejak 1713 milik Inggris itu menjadi salah satu isu perundingan pasca Brexit.
Pemerintah Spanyol sebelumnya meminta Uni Eropa untuk tidak mengikutsertakan Gibraltar dalam perundingan Brexit. Sebaliknya Madrid akan ikut menentukan apakah hasil perundingan Inggris dan Brussels akan juga berlaku di wilayah yang didiami 32.000 penduduk tersebut. Spanyol sejak lama mempersoalkan klaim teritorial Inggris atas Gibraltar.
"Setelah Inggris meninggalkan Uni Eropa, maka tidak ada perjanjian antara Uni Eropa dan Inggris yang berlaku untuk Gibraltar tanpa kesepakatan antara Inggris dan Spanyol," begitu bunyi rancangan garis besar perundingan Brexit yang diusulkan Brussels.
Isu tersebut lantas disambut dengan sentimen nasionalistik di Inggris. Dalam kolom Sunday Telegraph Menteri Luar Negeri Boris Johnson misalnya menulis, "Gibraltar tidak dijualbelikan. Gibraltar tidak bisa diperdagangkan. Gibraltar tidak bisa ditawar-tawar"
Perang Kotor Merebut Malvinas
April 1982 Argentina merebut kepulauan Malvinas. Perang berakhir cepat dan dimenangkan Inggris. Tapi konflik tersebut menyisakan luka pada nasionalisme Argentina yang masih diwariskan dari generasi ke generasi
Foto: cc
Frustasi Berbuah Petaka
Di Tengah kisruh politik dan ekonomi yang menjerat Argentina, junta militer di bawah pimpinan Leopoldo Galtieri pada 2 April 1982 melancarkan pendudukan terhadap pulau Falkland alias Malvinas. Kepulauan kaya minyak itu merupakan sisa peninggalan kolonialisme dan telah berada di bawah kekuasaan kerajaan Inggris sejak pertengahan abad ke 19.
Foto: picture alliance/Mary Evans Picture Library
Invasi Tengah Malam
Dengan harapan London tidak akan berani mengirimkan angkatan perangnya ke selatan Atlantik, Argentina menerjunkan 600 prajurit pada tengah malam ke bagian timur Falklands. Saat itu kepualauan tersebut cuma dijaga oleh maksimal 100 tentara. Tanpa menimbulkan korban jiwa, tentara Argentina merebut Malvinas dari tangan Inggris.
Foto: Getty Images/AFP/D.Garcia
Manuver Politik Galitieri
Penguasa Argentina Leopoldo Galitieri (ki.) lalu menempatkan jendral Mario Menéndez (ka.) sebagai gubernur Malvinas. Kala itu sang diktatur baru empat bulan menjabat dan tanpa dukungan publik. Tapi sejak Argentina mendeklarasikan perang di Malvinas, suara oposisi anti junta berubah menjadi dukungan patriotis untuk Galitieri.
Foto: cc
Serangan Balasan Wanita Besi
Namun pertaruhan Argentina, bahwa Inggris dan Amerika Serikat akan berdiam diri, tidak terbukti. Pada pertengahan April, Kabinet Perang pimpinan Margaret Thatcher melancarkan serangan berantai yang melibatkan puluhan kapal perang dan 327.000 serdadu. Amerika Serikat yang hingga saat itu masih berutang secara politis terhadap Argentina bahkan menyediakan kapal perangnya untuk Inggris
Foto: picture alliance/AP Images
Maut di San Carlos
Inggris awalnya merebut wilayah demi wilayah tanpa perlawanan berarti. Tapi lambat laun konflik teritorial itu menjelma menjadi perang terbuka di laut dan udara. Salah satu kapal fregat Inggris, HMS Antelope hancur oleh serangan udara Argentina dalam perang di perairan San Carlos. Nasib serupa menimpa kapal penghancur, HMS Coventry. Adapun Argentina kehilangan belasan pilotnya.
Foto: picture-alliance/dpa/Press Association
Tenggelamnya ARA Belgrano
Perang Malvinas mulai berbalik arah ketika sebuah kapal selam Inggris berhasil mengaramkan kapal penjelajah ringan Argentina, ARA Belgrano. Sebanyak 323 awak kapal tewas, sementara 700 lain berhasil diselamatkan. Sejak karamnya Belgrano, armada laut Argentina tidak lagi banyak berkutik. Sebagai balasan Angkatan Udara Argentina menenggelamkan kapal penghancur, HMS Sheffield dua hari kemudian
Foto: cc
Tertawan dalam Kekalahan
Sejak berhasil merebut San Carlos, pasukan infanteri Inggris yang juga diperkuat brigade Gurkha bergerak menuju dua front perang buat merebut dua kota terbesar Falkland, yakni Darwin dan Stanley. Kendati mampu membangun pertahanan di sekitar dua kota itu, Argentina kewalahan menghadapi gempuran Inggris. Pada awal Juni prajurit Argentina menyerah. Mereka lalu menanggalkan helm perang dan senjatanya
Foto: picture-alliance/dpa
Petualangan Maut
Hingga akhir perang sebanyak 24.000 tentara Argentina berada dalam tawanan Inggris. Perang singkat seputar Kepulauan Falkland tidak merenggut banyak korban jiwa. Tapi setidaknya 649 tentara Argentina tewas, sementara Inggris kehilangan 258 prajuritnya.
Foto: picture alliance/empics/PA
Akhir Tragis Sang Gubernur
Jelang jatuhnya Stanley, Gubernur Malvinas Jendral Menendez menelpon Jendral Galtieri dan mendesaknya menerima kekalahan perang. Sang diktatur malah memerintahkan untuk tetap menyerang. Menendez mengabaikan perintah tersebut dan menegosiasikan gencatan senjata dengan Inggris. Pada 14 Juni Argentina menandatangani kapitulasi. Setelah Perang Menendez kehilangan jabatannya dan dijebloskan ke penjara.
Foto: AP
9 foto1 | 9
Bekas Ketua Umum Partai Konservatif, Michael Howard, bahkan meminta May untuk bersikap layaknya bekas Perdana Menteri Maragret Thatcher yang memilih berperang dengan Argentina untuk melindungi klaim teritorial Inggris atas Kepulauan Falkland atau Malvinas.
"35 tahun lalu perdana menteri perempuan lain mengirimkan pasukan ke ujung dunia untuk melindungi sekelompok kecil warga Inggris melawan negara berbahasa Spanyol yang lain. Saya yakin perdana menteri kita saat ini akan menunjukkan komitmen yang sama terhadap penduduk Gibraltar," ujarnya kepada Sky News.
Menteri Pertahanan Sir Michael Fallon bernada serupa. "Kita akan melindungi Gibraltar karena kedaulatan tidak bisa diubah tanpa persetujuan penduduk Gibraltar," ujarnya.
Komentar Howard sontak mendulang kritik dari kubu oposisi. Ketua Umum Partai Liberal Demokrat, Tim Farron, mengatakan "tidak bisa dipercaya bahwa hanya dalam satu pekan setelah mengaktifkan artikel 50, Partai Konservatif mulai mendiskusikan potensi perang dengan Eropa."
Reaksi Inggris Saat Cerai Dengan Uni Eropa
Mayoritas rakyat Inggris memilih hengkang dari Uni Eropa. Bagaimana reaksi mereka saat penghitungan hasil referendum ?
Foto: Getty Images/AFP/P. Faith
Lempar ciuman ke udara
Dari balik jendela mobil bertempel slogan Leave EU yang melintasi Parliament Square di London , seorang pria melemparkan ciuman ke udara setelah hasil referendum di Inggris menunjukkan hasil sementara, dengan suara mayoritas memilih hengkang dari Uni Eropa
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Dunham
Kubu Pro-Brexit Bergembira
Para pendukung ‘hengkang’ dari Uni Eropa alias Brexit bergembira merayakan kemenangan mereka. Mereka bersama-sama menyaksikan proses penghitungan suara di ibukota London.
Foto: picture alliance/AP Photo/S. Rousseau
Reaksi Nigel Farage
Inilah reaksi Nigel Farage, pemimpin UKIP yang mendukung Inggris meninggalkan Uni Eropa, atas hasil referendum.
Foto: picture-alliance/empics/S. Rousseau
Nonton bareng
Dengan antusias warga Inggris bersama-sama menyaksikan hasil referendum yang digelar hari Kamis (23/06) di seluruh pelosok negeri.
Foto: picture alliance/empics/S. Rousseau
Kubu Pro-Uni Eropa Kecewa
Sementara di lain pihak, para pendukung untuk tetap bergabung dengan Uni Eropa tampak kecewa dengan hasil penghitungan suara yang menunjukan bahwa kubu mereka asor dibanding pendukung Britain Exit alias Brexit.
Foto: Reuters/R. Stothard
Tidak puas
Kubu pro Uni Eropa atau 'Remain' yang memiliki slogan 'Britain Stronger in Europe' dalam kampanyenya, tampak tidak puas dengan hasil referendum.
Foto: Getty Images/R. Stothard
Hasil final
Hasil yang mendukung Brexit alias hengkangnya Inggris dari Uni Eropa ini merupakan pengumuman penghitungan suara final referendum bersejarah di Inggris.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Delvin
Bursa bereaksi negatif
Pasar bursa bereaksi negatif atas hasil referendum Brexit ini. Nilai mata uang Pound langsung anjlok. Para pemimpin Uni Eropa masih menahan diri dan menunggu perkembangannya lebih lanjut.