Barat mengamati dengan cermat manuver lima negara industri baru-BRICS dan organisasi Shanghai SCO. Apakah bisa mengimbangi G-7 dan apa yang mempersatukan aliansi negara-negara tersebut? Perspektif Christian Trippe.
Iklan
Brasil, India, Cina, Rusia dan Afrika Selatan yang bergabung dalam BRICS kerap memposisikan statusnya sebagai kelompok negara pengimbang G-7. Namun sejatinya hanya Cina yang punya kekuatan dan Rusia yang punya keinginan untuk menjadi pesaing barat. Tiga negara lainnya Brasil, India dan Afrika Selatan adalah negara demokrasi, yang tidak punya kepentingan menggelar konfrontasi dengan barat. Sebaliknya Cina dan Rusia adalah negara yang diperintah secara otoriter, sehingga hubungan dengan barat adalah instrumen politik mereka.
Walau begitu, kelihatannya kelima negara ini merasa nyaman berada dalam klub. Mereka mendirikan bank pembangunan bersama dan menjalin kerjasama bilateral. Forum BRICS juga melontarkan kritik terhadap neoliberalisme globalisasi.
Tapi, KTT BRICS di Ufa Rusia sepertinya hanya sekedar gema yang lemah dari KTT G-7 yang digelar awal Juni silam di Elmau Jerman. Kelompok negara industri baru itu tidak memiliki kesamaan tata nilai, dan dengan itu juga tidak memiliki klaim universal yang dapat dipercaya. Dalam KTT di Ufa, sama sekali tidak ada agenda perlindungan iklim atau membela hak asasi manusia.
Yang mempersatukan BRICS hanyalah pertukaran pengalaman politik dan sosial. Diantaranya mengenai dikte dari Washington atau dari negara barat bekas penjajah. Karena itulah, dalam pertemuan puncak itu jelas terlihat momentum anti barat, hanya diklaim sendirian oleh tuan rumah, presiden Vladimir Putin. Rusia berusahe mempolitisasi KTT ganda itu, tapi terbukti gagal. BRICS tetap sebuah aliansi tanpa ikatan erat.
Sebaliknya pertemuan puncak organisasi kerjasama Shanghai menghadapi ujian serius, yang hanya bisa diatasi dengan sebuah struktur organisasi yang kokoh. SCO awalnya dibentuk dengan tujuan memperbaiki kerjasama politik dan keamanan di Asia Tengah.
Kekuatan Militer Terbesar 2015
Amerika Serikat masih menempatkan diri sebagai kekuatan militer terbesar sejagad. Jauh di belakangnya menguntit Cina dan Arab Saudi. Secara umum negara-negara di Asia mencuat berkat kenaikan anggaran sebesar 40 persen.
Foto: Reuters
1. Amerika Serikat - 581 Milyar USD
Anggaran pertahanan AS tahun ini menyumbang sekitar 39 persen dari total anggaran semua negara di dunia untuk militer, menurut studi International Institute for Strategic Studies di London. Tercatat AS memiliki sekitar 1,3 juta personil, lebih dari 30.000 kendaraan lapis baja, 13.000 pesawat dan helikopter tempur, 10 kapal induk, 72 kapal selam dan puluhan kapal perang lain.
Foto: Reuters/Jason Reed
2. Cina - 129 Milyar USD
Beijing aktif meningkatkan anggaran pertahanan dari tahun ke tahun. Proyek terbesar militer Cina saat ini adalah peremajaan kapal induk milik Rusia yang diberi nama Liaoning dan pengembangan pesawat tempur siluman Shenyang J-31 yang bentuknya menyerupai F35 Lightning II milik militer AS. Secara umum Cina memiliki lebih dari 9000 tank, 3000 pesawat dan helikopter tempur serta 70 kapal perang
Foto: picture alliance/ZUMA Press
3. Arab Saudi - 81 Milyar USD
Kekuatan terbesar militer Arab Saudi berada di udara. Negeri para Emir itu saat ini tercatat memiliki 500 pesawat tempur modern yang dibeli dari Amerika Serikat dan Eropa. Belakangan Arab Saudi juga sedang mengupayakan pembelian 800 tank Leopard 2 dari Jerman. Saat ini negara kaya minyak itu sudah memiliki lebih dari 7000 kendaraan lapis baja dan sekitar 230 ribu tentara.
Foto: AFP/Getty Images
4. Rusia - 70 Milyar USD
Sejak beberapa tahun terakhir, Moskow aktif meningkatkan anggaran pertahanannya. Rusia saat ini fokus pada peremajaan alutista, antara lain untuk pesawat tempur modern, kapal perang dan peluru kendali berdaya jelajah tinggi. Militer Rusia saat ini memiliki 800 ribu tentara, sekitar 45 ribu kendaraan lapis baja, 3000 pesawat dan helikopter tempur serta sebuah kapal induk dari tipe Admiral Kuznetsov
Foto: AP
5. Inggris - 62 Milyar USD
Inggris adalah satu-satunya negara di Eropa barat yang meningkatkan anggaran pertahanannya. Konflik di Ukraina dan Rusia adalah faktor utama yang mendorong negara kepulauan itu untuk melakukan ekspansi. Secara umum kekuatan militer Inggris tergolong moderat, dengan sekitar 200 ribu serdadu, 330 pesawat dan helikopter tempur serta dua kapal induk dari kelas Queen Elizabeth.
Foto: picture-alliance/dpa/dpaweb
6. Perancis - 53 Milyar USD
Sejak Francois Hollande berkuasa, Perancis menghentikan tren pemotongan anggaran pertahanannya sejak krisis ekonomi 2007. Kekuatan utama militer Perancis terletak di udara dan darat, dengan 600 pesawat dan helikopter tempur, 228 ribu tentara dan lebih dari 8000 kendaraan lapis baja. Sementara di laut negeri di jantung Eropa ini memiliki sebuah kapal induk bertenaga nuklir, Charles de Gaulle (R91).
Foto: dapd
7. Jepang - 48 Milyar USD
Sejak 1945, Jepang hanya memiliki angkatan bersenjata yang bersifat pasif dan cuma diturunkan untuk misi damai. Namun menyusul konflik dengan Cina, Jepang memperkuat diri dengan membeli selusin pesawat pengintai dan enam pesawat tempur siluman F-35 dari AS. Selain itu Jepang sejak 2013 memiliki kapal induk Izumo. Angkatan laut Jepang disebut sebagai yang paling canggih dan terlatih di Asia
Foto: Reuters
8. India - 45 Milyar USD
Senjata nuklir adalah kekuatan terbesar India yang tidak jengah berkonflik dengan jirannya, Pakistan. Layaknya Cina, India mencuat lewat jumlah alutista yang tinggi, tapi berteknologi lawas. Tercatat India memiliki lebih dari 1000 pesawat dan helikopter tempur, 15 ribu kendaraan lapis baja dan dua kapal induk, antara lain bekas Uni Sovyet kelas Kiev, INS Vikramaditya yang baru selesai diremajakan
Foto: Getty Images
9. Jerman - 44 Milyar USD
Jerman adalah negara terbesar Eropa yang secara perlahan mengurangi anggaran pertahanannya dari tahun ke tahun. Saat ini Bundeswehr mendapat sekitar 44 milyar USD. Kekuatan terbesar militer Jerman terletak di darat dengan lebih dari 5000 kendaraan lapis baja, antara lain Leopard 2 yang berteknologi modern. Namun militer Jerman dinilai berdaya gempur rendah dibandingkan Inggris atau Perancis.
Foto: imago
10. Korea Selatan - 34 Milyar USD
Musuh utama Korea Selatan adalah jirannya di utara yang diperkuat dengan senjata nuklir. Sebab itu Seoul tidak tanggung-tanggung berbelanja alutista, terutama untuk angkatan darat dan udara. Tercatat Korea Selatan memiliki lebih dari 5000 tank, 650 ribu pasukan, serta 750 pesawat dan helikopter tempur. Kebanyakan persenjataan Korsel berteknologi teranyar yang dibeli dari Eropa dan Amerika Serikat
Foto: Reuters
10 foto1 | 10
Sekarang, langkah ini terbukti sangat diperlukan, mengingat NATO dan Amerika Serikat terus menarik pasukannya dari Afghanistan. Sementara situasi di negara itu bertambah gawat: Taliban tidak bisa dikalahkan dan "jihadis" Islamic State mulai masuk ke Afghanistan. Namun juga ada berita baik, bahwa India dan Pakistan kini bersama bergabung dalam SCO.
Tapi juga ada yang luput dari perhatian, terkait dihidupkannya kembali retorika blok. Di satu sisi, militer dan tokoh politik di Amerika Serikat memandang Rusia dengan politik luar negerinya yang agresif, sebagai ancaman terbesar bagi keamanan global. Di sisi lainnya, negara-negara BRICS dan organisasi Shanghai justru melihat Islamic State adalah ancaman terbesar bagi keamanan dunia.