1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Brown: 1000 Tentara Ditarik Sebelum Natal

2 Oktober 2007

Kunjungan mendadak Perdana Menteri Inggris Gordon Brown ke Irak. Hasilnya sebuah kabar baik bagi sebagian warga: Inggris akan kembali menarik sebagian pasukannya dari Irak.

Foto: AP

Perdana Menteri Inggris Gordon Brown, mengumumkan hal itu di sela-sela kunjungan dadakannya di Irak, Selasa (2/10):

"Menjelang akhir tahun, serdadu Inggris yang sekarang tinggal berjumlah 5.500 bisa dikurangi lagi menjadi 4.500 orang. Dan dengan demikian, menjelang tahun baru, tentu saja sebelum Natal, 1.000 tentara kami bisa ditarik pulang ke Inggris dan dialihkan untuk tugas lain."

Brown menggambarkan pula agenda penarikan mundur sepenuhnya pasukan Inggris khusus dari provinsi Basra yang berada di tangan Inggris sejak tahun 2003:

Saya yakin, dalam dua bulan mendatang kami bisa mengalihkan penanganan keamanan seluruh provinsi Basra kepada pasukan Irak sepenuhnya. Dengan demikian, keamanan provinsi itu akan berada di tangan aparat Irak sendiri.

Sementara itu, Perdana Menteri Irak Nuri Al Maliki, usai pertemuan dengan Gordon Brown menyatakan, pasukan Irak siap mengambil alih sepenuhnya keamanan Basra secepatnya.

Pasukan Inggris sebenarnya sudah ditarik dari jalanan dan dari Istana Basra yang menjadi markas mereka selama ini. Namun mereka masih mempertahankan kehadiran pasukan di Bandar Udara dalam tugas pengawasan. Di awal invasi, Inggris mengirimkan hingga 44.000 pasukan. Namun seiring menguatnya sentimen anti Perang Irak, yang antara lain berakibat pada pengunduran perdana menteri Tony Blair, Inggris mengurangi pasukannya. Kembali Gordon Brown:

"Jadi yang kami usulkan dalam beberapa bulan mendatang adalah mengalihkan peran tentara kami dari peran sebagai satuan tempur menjadi peran pemantau keamanan. Dalam pada itu, tentara Irak akan pelan-pelan mengambil alih peran kami semula dengan 30 ribu pasukan mereka untuk memenuhi tanggung jawab mereka untuk menjaga keamanan mereka sendiri. Sementara kami akan memantau dan tetap mempertahankan sebuah fasilitas dengan pasukan yang sewaktu-waktu bisa diterjunkan lagi jika dibutuhkan. Namun pada saat yang sama kami akan memainkan peran lebih besar dalam melatih pasukan keamanan Irak."

Ketika ditanya wartawan, apakah akan ada lagi penarikan pasukan sesudah itu, Gordon Brown tidak menjawab tegas. Katanya, pengambilan keputusan di masa depan akan didasarkan pada penilaian terhadap kondisi lapangan pada saat itu. Namun sebelumnya, Gordon Brown menyebut tiga hal yang menentukan keputusan-keputusan penting mengenai keberlangsungan kehadiran Inggris di Irak.

"Pertama dan terutama, harus terjadi rekonsiliasi politik. Kedua, harus terjadi pembangunan kembali ekonomi, sehingga rakyat memiliki harapan yang dipertaruhkan pada masa depan Irak. Ketiga, kita harus memastikan terjaminnya keamanan rakyat Irak, serta semua yang berada di sini, termasuk tentara kami, terjamin keamanannya."

Di Inggris sendiri, politikus partai Konservativ yang beroposisi menanggapi lawatan Gordon Brown ke Irak ini dengan sinis. Juru bicara partai konservativ untuk urusan pertahanan Liam Fox menggambarkannya cuma sebagai suatu kesempatan foto-foto belaka. Sementara, katanya, dalam Kongres Partai Buruh beberapa waktu lalu, cuma Gordon Brown hanya sedikit sekali menyinggung masalah Irak. Disebutkan Liam Fox, saat itu dalam pidato Gordon Brown hanya terdapat 126 kata yang membahas Irak. Artinya, menurut Liam Fox, hanya satu kata untuk setiap dua prajurit Inggris yang terbunuh di Irak dan Afghanistan.