Bruno Mars Protes Penanyangan Lagunya Dibatasi di Jabar
28 Februari 2019
"Versace on the Floor" dan "That's What I Like", dua lagu Bruno Mars yang dianggap mengandung konten dewasa sehingga dibatasi penyiarannya di Jawa Barat. Tak hanya Mars, lagu Agnez Mo juga ikut terkena sanksi.
Iklan
Informasi tentang lagu terpopuler miliknya menjadi satu dari 17 lagu berbahasa Inggris yang dibatasi jam tayangnya di Jawa Barat, diketahui Bruno Mars setelah membaca berita dari majalah Time.
Mars mencuit tiga komentar, satu di antaranya khusus ditujukan sebagai bentuk protesnya untuk Indonesia.
"Kepada Indonesia, aku mempersembahkan lagu-lagu terbaik "Nothin On You," "Just The Way You Are," & "Treasure". Tolong jangan serang saya dengan tuduhan penyimpangan seksual," cuitnya lewat akun resminya @BrunoMars.
Kamis (27/02) ketika merespon postingan Time yang menyebut lagu miliknya dilarang di provinsi terpadat di Indonesia, penyanyi bernama lengkap peter Gene Hernandez itu memberi nada penuh humor dengan mengomentari Ed Sheeran, salah satu penyanyi yang lagunya "Shape of You" juga bernasib serupa.
"Saya tiba-tiba dibicarakan di Indonesia! Lalu, ada juga @edsheeran dengan liriknya yang (dianggap) 'sakit' dan mesum, membuat kita semua ikut menderita. Terima kasih Ed. Terima kasih banyak."
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat menetapkan 17 buah lagu berbahasa Inggris yang jam penanyangannya dibatasi di Jawa Barat. Selain Bruno Mars dan Ed Sheeran, lagu kolaborasi antara Agnez Mo dengan Chris Brown yang berjudul "Overdose" juga terkena sanksi yang sama.
KPID Jawa Barat dalam surat edaran 480/215/IS/KPID-JABAR/II/2019 berasalan lagu tersebut bermuatan unsur vulgar sehingga baru dibatasi.
"Jadi lagu dengan lirik yang menjurus pada tema kehidupan dewasa itu hanya dapat disiapkan atau ditayangkan di lembaga penyiaran di Jawa Barat, dalam klasifikasi waktu dewasa, yakni dari jam 10 malam sampai jam tiga pagi," kata Ketua KPID Jawa Barat, Dedeh Fardiah seperti dikutip dari Antara News.
Menurutnya ada 17 lagu yang dinilai secara vulgar menayangkan muatan seks yang disimpulkan berdasarkan 86 temuan dan laporan publik mulai dari 2018 hingga awal 2019.
Sensor Malaysia Nilai Despacito "Tidak Islam"
Malaysia melarang pemutaran video lagu Despacito, yang jadi hit di banyak negara, di media milik pemerintah, karena dinilai "cabul" dan "tidak Islam." Sebelumnya sudah ada kasus-kasus serupa.
Foto: Youtube
Bernyanyi Tanpa Mengerti
Lirik lagu Despacito, yang dinyanyikan penyanyi Luis Fonsi, dalam bahasa Spanyol. Partai Islam Amanah yang mengecam lagu itu berargumentasi, "banyak anak kecil menyanyikan lagu itu tanpa mengerti kata-katanya.
Foto: picture alliance/AP Photo/L.Sladky
Ada Yang Lolos
Tapi sejumlah orang Malaysia berkomentar di media sosial, bahwa ada lagu-lagu lain yang juga cabul tapi lolos sensor, karena liriknya tampak tidak berbahaya. Misalnya "Milkshake" oleh Kelis, "Whistle" oleh Flo Rida, atau hit tahun 1997 "Barbie Girl" oleh Aqua.
Foto: picture-alliance/dpa
Sering Diputar
Sejumlah situs juga memberikan daftar lagu yang sebaiknya ditarik dari daftar pemutaran karena sering terdengar diputar di media. Misalnya "Bang Bang" oleh Ariana Grande, Jessie J and Nicki Minaj. Sebuah situs menambahkan catatan untuk lagu ini: "bukan tentang tembakan senjata."
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Sayles
Urusan Politik
Sensor tidak hanya terbatas karena isi yang "berbau" seks, narkotika, alkohol atau tidak senonoh. Kata-kata "Mazel Tov", yang dalam bahasa Ibrani berarti "semoga beruntung" disensor di Malaysia dari lagu band Black Eyed Peas yang berjudul "I Gotta Feeling." Penyebabnya: Malaysia tidak mengakui negara Israel, tidak punya hubungan diplomatis dan melarang warganya untuk berkunjung ke Israel.
Foto: picture alliance / abaca
Jangan Ikutkan Kepercayaan
Kata-kata Halleluyah dalam lagu Justin Bieber "As Long As You Love Me" juga jadi korban sensor Malaysia. Tapi lagu "Take Me To Church" oleh Hozier boleh diputar. Sebuah situs online mengutip perkataan seorang mantan DJ radio milik negara yang mengatakan, jika liriknya "rancu" bisa lolos dari sensor.
Foto: Getty Images/AFP/T. A. Clark
Terlalu Linglung untuk Punya Adat?
Lagu Lady Gaga yang berjudul "Born This Way", yang liriknya antara lain berbunyi: "tidak peduli homoseksual, heteroseksual atau bi, lesbian, transgender, aku dalam jalan yang benar" dinilai "menghina jika dipandang dari segi ketaatan sosial dan agama." Itu pernah menyulut kemarahan si penyanyi, juga kelompok LGBT di Malaysia.
Foto: picture alliance/dpa/F. von Erichsen
Kami Pilih "Tidak"
Tahun 2011, Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia melarang "Undilah" (yang bermakna "pergi berikan suara") karena isinya dinilai "menghina segmen-segmen masyarakat tertentu. Lirik lagu ini adalah campuran bahasa Malay, Inggris dan Mandarin. Videonya menampilkan sejumlah tokoh lokal (dan beberapa politisi oposisi), dan isinya mendorong rakyat untuk mendaftarkan diri dan memberikan suara.
Foto: Youtube
Satu Bahasa Saja
2004 lagu-lagu Malaysia yang berisi lirik dalam bahasa Inggris dilarang setelah pemerintah dikritik dan dituduh mengizinkan mereka "mencemari kemurnian dan kesucian bahasa Malaysia." Ironisnya, sensor terhadap Despacito menyulut tumbuhnya cover version dan parodi, misalnya lagu berjudul "Incognito", lagu lucu versi Malaysia tentang pria yang diputus pacar (foto). Penulis: Brenda Haas (ml/hp)
Foto: Youtube
8 foto1 | 8
Sensor lagu, ampuhkah?
Tak sedikit netizen yang angkat suara atas pembatasan KPID Jabar itu, di antaranya vokalis rock dari Band Seringai, Arian Arifin yang mengkritik tentang adanya sensor tanpa lupa menyinggung signifikansi RUU Permusikan. Dalam cuitan berikutnya ia berkomentar bahwa moral sebagainya diajarkan orang tua dan sekolah bukan negara.
Cuitan berbeda mengkritisi bahwa pembatasan jam tayang dapat dengan mudah disikapi generasi milenial lewat teknologi yang ada saat ini.
Beberapa lagu lainnya yang dibatasi di antaranya lagu milik Zayn Malik ("Dusk Till Dawn", "Let Me"), Camila Cabello ft Pharrell William ("Sangria Wine"), The Killers ("Mr Brightside"), Ariana Grande ("Love Me Harder"), Marc E Bassy ("Plot Twist"), Maroon 5 ("Makes Me Wonder"), Eamon ("Fuck it I Don't want You Back), Camilla Cabello ft Machine ("Bad Things"), 88rising ("Midsummer Madness"), DJ Khaled ft Rihanna ("Wild Thoughts"), Yello Claw ("Till It Hurts"), dan Rita Ora ("Your Song").
Sejauh ini, dari seluruh penyanyi yang masuk daftar KPUD Jabar, baru Bruno Mars yang diketahui memberikan tanggapan.
Baceprot! Hijaber Garut Ini Menggebrak Dunia Dengan Band Metal
Suara berisik atau bawel, demikian band 'metal funky' asal Garut ini menamai dirinya dalam campuran bahasa Inggris-Sunda: Voice of Baceprot. Bersama, mereka berkarya sekaligus menentang tabu.
Foto: Reuters/Str
Ramai-ramai “headbanging..!”
Mengenakan busana Muslimah, tidak menjadi penghalang bagi kelompok band muda ini untuk mengejar impiannya menjadi musisi heavy metal. Sejumlah festival mereka jajaki. Ketiganya dengan cepat memesona para penggemarnya untuk bergoyang dan ‘headbanging’ di depan panggung.
Foto: Reuters/Str
Memecah hening….’Baceprot’!
Mereka menamakan diri sebagai band "Voice of Baceprot" VoB atau jika diartikan dalam bahasa Sunda: suara bawel atau berisik. Dibentuk tahun 2014 di Garut, anggota band remaja ini dulunya dipertemukan di sekolah. Anggota band ini: Firda Kurnia (gitaris dan vokalis), Widi Rahmawati (bassist) dan Euis Siti Aisyah (drummer).
Foto: Reuters/Str
Bermula dari hobi
Band ini terbentuk dari sebuah kegiatan ekstrakurikuler di Madrasah Tsanawiyah Al-Baqiyatussholihat Banjarwangi. Band yang beranggotakan hijaber berusia belasan tahun ini beberapa kali menjuarai beberapa kompetisi musik lokal. Mereka mendefinisikan band mereka sebagai band pelajar perempuan yang mencoba menyuarakan kegelisahan hati akan dunia remaja yang kian hari kian kehilangan warnanya.
Foto: Reuters/Str
Mendobrak tabu, mengusung kesetaraan
Mereka menggunakan musik untuk memerangi stereotipe perempuan sebagai orang yang patuh atau tidak bersuara. Salah satu anggota band, gitaris dan penyanyi, Firdda Kurnia menyebutkan: "Saya pikir kesetaraan gender harus didukung, karena saya merasa harus mengeksplorasi kreativitas saya, sementara pada saat bersamaan tidak mengurangi kewajiban saya sebagai seorang perempuan Muslim.”
Foto: Reuters/Str
Jatuh cinta pada metal
Euis Siti Aisyah beraksi menggebuk drum. Menurut para hijaber ini, genre musik heavy metal bisa mewakili mereka bertiga dalam berekspresi. Awalnya mereka sempat memainkan lagu-lagu tren. Namun, setelah mengenal genre musik hip metal funky seperti yang dimainkan Rage Against The Machine, Linkin Park, System of a Down, mereka jatuh cinta pada genre musik metal.
Foto: Reuters/Str
Kritik sosial
Inilah penampilan para musisi metal hijaber ini di atas panggung. Selain memainkan musik band-band nge-top seperti Metallica dan Slipknot, band ini membawakan lagu mereka sendiri mengenai berbagai isu, seperti soal pendidikan di Indonesia. Lagu ‘The Enemy of Earth is You’ bercerita tentang orang-orang yang mencitrakan diri baik tapi sebenarnya adalah musuh dan penghancur bumi atau lingkungan.