Belgia tenggelam dalam darurat keamanan setelah adanya ancaman serangan teror di Brussel. Pemerintah memperpanjang status bahaya IV di kota tersebut. Sebanyak 16 tersangka ditangkap.
Iklan
Sejak Sabtu pagi Brussel menjelma bak kota mati. Toko-toko tutup. Sekolah dan universitas diliburkan. Kereta bawah tanah tidak lagi berfungsi dan penduduk dihimbau tidak keluar rumah. Di setiap sudut kota aparat keamanan bersenjata lengkap bergerombol mengawasi pejalan kaki yang lewat.
Hingga Senin (23/11) ibukota Belgia itu masih berlaku status bahaya level IV, yang tertinggi. "Kami mengkhawatirkan serangan yang serupa seperti di Paris," ujar Perdana Menteri Belgia, Charles Michel.
Sejak akhir pekan kepolisian sudah merazia 22 rumah di Brussels dan Charleroi, sebuah kota kecil di selatan. Sebanyak 16 orang diamankan lantaran diduga terlibat dalam ancaman serangan teror di Belgia.
Kendati begitu aparat keamanan "tidak menemukan senjata atau bahan peledak," kata Jaksa Agung Eric van der Sypt. Tapi "investigasinya terus berlanjut," imbuhnya. Salah seorang yang ditangkap mengalami luka-luka karena ia menabrakan mobil yang ia kendarai ke kerumunan mobil polisi saat mencoba kabur. Yang jelas selama razia kepolisian Belgia tidak menemukan Salah Abdeslam. Tersangka pelaku serangan di Paris yang menewaskan lebih dari 130 orang itu masih dinyatakan buron sejak Jumat, 13 November silam.
Pada Senin pagi situasi di Brussel masih mencekam. Anggota kepolisian dan pasukan elit Belgia berjaga-jaga di sekitar tempat-tempat yang ramai manusia. Beberapa kali mereka tiba-tiba menutup jalan dan meneriaki pejalan kaki agar menjauh.
Perdana menteri Michel mengklaim pihaknya memiliki bukti, bahwa akan ada serangan teror "di berbagai tempat" di Brussels. Ia mengatakan aparat keamanan mempunyai "informasi yang sangat akurat," perihal rencana serangan, seperti yang terjadi di Paris.
Status bahya IV di Brussel akan berlaku setidaknya hingga Senin sore. Setelah itu baru diputuskan apakah status tersebut akan dipertahankan. "Kami juga tidak senang dengan situasi ini. Tapi kami harus bertanggungjawab," menangkal ancaman, ujar PM Charles Michel. Kecuali Brussels, pemerintah menetapkan status bahaya III untuk semua Belgia.
Serangan Teror di Eropa
Sejak satu dekade terakhir serangan teror radikal Islamis terus menyasar Eropa. Sebuah Kronologi dalam gambar.
Foto: AP
November 2015 Paris
Serangan yang terjadi pada Jumat (13/11/15) malam merupakan aksi paling berdarah yang mengguncang Perancis setelah Perang Dunia II satu tusukan bagi Perancis. Sedikitnya 130 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka akibat serangan yang dilancarkan ISIS di tujuh lokasi di Paris. Polisi melaporkan 8 pelaku serangan teror tewas; 7 diantaranya meledakkan diri.
Foto: Getty Images/AFP/K. Tribouillard
Serangan Terhadap Kebebasan Berpendapat
Serangan terhadap mingguan Charlie Hebdo 7 Januari 2015 dinilai para politisi dunia sebagai identik dengan serangan terhadap kebebasan berpendapat dan kebebasan pers. Pimpinan redaksi Stephane Charbonnier alias "Charb" dan sejumlah karikaturis utama majalah itu tewas akibat serangan tersebut. Charb dipuji sebagai pejuang kebebasan pers yang berani dan pantang mundur.
Foto: DW/Bernd Riegert
Januari 2015 Paris
Sedikitnya 12 orang tewas dalam serangan ke Kantor mingguan satir "Charlie-Hebdo" di Paris um. Pelaku masih diburon. Motifnya diduga balas dendam atas publikasi Karikatur Nabi Muhammad dan Karikatur pimpinan ISIS Abubakar al Bhagdadi oleh majalah tersebut. Seluruh dunia mengutuk aksi teror barbar tersebut.
Foto: A. Gelbard/AFP/Getty Images
Maret 2004 Madrid
Sejumlah bom meledak di empat kereta dan satu trem bawah tanah di ibukota Spanyol 11 Maret 2004. Sedikitnya 191 orang tewas dan 1.8000 cedera. Pelakunya secara simbolis diganjar hukuman 43.000 tahun penjara. Di Spanyol berlaku peraturan bagi pelaku kejahatan berat dengan ganjaran hukuman tertinggi 40 tahun.
Foto: AP
Juli 2005 London
Saat jam sibuk tanggal 7 Juli 2005 empat teroris radikal Islamis melancarkan serangan teror nyaris berbarengan mengguncang ibukota Inggris. Tiga pelaku serangan bunuh diri meledakkan sebuan kereta bawah tanah dan seorang lagi meledakkan sebuah bus kota bertingkat. Sedikitnya 52 orang tewas termasuk keempat teroris.
Foto: picture-alliance/dpa/P. MacDiarmid
September 2005 Denmark
Tanggal 30 September 2005 harian Denmark "Jylannds Posten" mempublikasikan 12 karikatur yang mengkritik Islam. Salah satunya Karikatur Nabi Muhammad yang mengenakan sorban berupa bom. Publikasi ini memicu aksi protes di seluruh negara Islam sebagian dengan kekerasan dan membuat pemerintah Denmark dan Eropa waspada.
Foto: picture-alliance/dpa
Desember 2010 Stockholm
Menjelang Natal pada 11 Desember 2010 dua bom meledak di pusat perbelanjaan yang ramai di ibukota Swedia. Dua pejalan Kaki cedera. Pelakunya pemuda berusia 28 tahun keturunan Irak membunuh diri. Semula diduga aksi dilakukan pelaku tunggal, tapi belakangan diketahui pelaku memiliki komplotan.
Foto: AFP/Getty Images/J. Nackstrand
November 2011 Paris
Mingguan satir Perancis "Charlie Hebdo" pada November 2011 jadi sasaran serangan bom molotov yang dilemparkan ke ruang redaksi. Saat itu tidak ada korban cedera. Pelaku serangan hingga kini tidak tertangkap. Motif serangan diduga publikasi terkait karikatur yang mengritik Islam. Mingguan satir ini terkenal dengan karikaturnya yang mengritik semua agama besar.
Foto: picture-alliance/abaca
Maret 2012 Toulouse
Antara 11 hingga 22 Maret 2012 seluruh Perancis dicekam ketakutan. Mula-mula seorang lelaki Yang menunggang skuter menembak dua orang serdadu. Delapan hari kemudian tiga siswa dan seorang Guru sekolah Yahudi ditembak mati. Tanggal 22 Maret polisi menyerbu rumah pelaku dan dalam aksi baku tembak pelaku berhasil dibunuh.
Foto: AP
Mei 2014 Brussel
Seorang pria melakukan aksi penembakan membbi buta di jalan masuk Musium Yahudi di Brussel 24 Mei 2014. Empat orang tewas dan pelaku berkewargaan Perancis berhasil kabur. Balakangan pelaku tertangkap di Perancis dan diekstradisi ke Belgia. Pelaku adalah eks jihadis di Suriah dan pernah dipenjara karena merampok.
Foto: Reuters
September 2014 Brussel
September 2014 sebuah serangan ke gedung Komisi Uni Eropa berhasil digagalkan. Pelaku tunggal diduga gagal berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Setelah serangan itu, sejumlah negara Eropa meningkatkan kewaspadaan terhadap para eks jihadis pendukung ISIS yang balik kembali ke negara asalnya di Eropa.