Mengapa korban minuman keras justru semakin banyak berjatuhan ketika aturan minuman beralkohol semakin ketat? Simak opini Zaky Yamani.
Iklan
Di Kabupaten Bandung, 38 orang tewas, di Kota Bandung 7 orang tewas, di Jakarta 18 orang tewas, di Bekasi 7 orang tewas, dan di Depok 6 orang tewas. Kita tentu saja terhenyak melihat data tersebut, dan sebagian dari kita langsung berpikir minuman keras harus semakin diketatkan peredarannya, bahkan kalau bisa dilarang sama sekali.
Tapi pernahkah kita melihat dengan jeli, korban minuman keras justru semakin banyak berjatuhan ketika aturan minuman beralkohol semakin ketat?
Dari penelitian Center for Indonesian Policy Studies pada 2016 lalu, seperti dilansir BBC, dalam waktu 10 tahun, total korban tewas akibat miras oplosan mencapai 837 orang. Sebanyak 300 orang tewas selama tahun 2008 dan 2013, lalu naik hampir dua kali lipat jadi 500 korban tewas antara tahun 2014 hingga 2018.
Sebagian orang mungkin akan membantah keras adanya korelasi antara pelarangan minuman beralkohol dengan meningkatnya jumlah kematian akibat minuman beralkohol. Tapi, bagaimana pun statistik menunjukkan korelasi itu. Bukan hanya di Indonesia, di banyak negara lain juga terbukti adanya korelasi antara pengetatan/pelarangan minuman beralkoholdengan meningkatnya jumlah korban akibat minuman beralkohol.
Kelompok moralis dan agamis mungkin akan mencak-mencak, bagaimana mungkin pelarangan minuman beralkohol malah meningkatkan jumlah kematian akibat minuman beralkohol? Bukankah minuman beralkoholnya tidak beredar bebas, dan itu artinya akses warga terhadap minuman beralkohol jadi sangat minim?
Larangan Alkohol Picu Konsumsi Miras?
Larangan alkohol seringkali menguntungkan kelompok kriminal yang mendulang harta lewat produksi miras oplosan tanpa pengawasan kesehatan. Ironisnya korban terbesar adalah penduduk miskin
Foto: AFP/Getty Images/R. Gacad
Larangan Memicu Dahaga
Studi di banyak negara membuktikan ketika peredaran alkohol dibatasi atau dilarang, konsumsi minuman keras di pasar gelap justru melonjak. Larangan alkohol dinilai tidak serta merta menurunkan angka permintaan atas minuman memabukkan. Akibatnya, minuman keras oplosan yang berbahaya bagi nyawa sering menjadi satu-satunya pilihan bagi penduduk miskin.
Foto: picture-alliance/dpa/U. Zucchi
Musim Kering di Amerika
Amerika Serikat termasuk negara yang paling pertama menerapkan larangan alkohol di era modern. Pada 1920 pemerintah melarang semua penjualan dan produksi alkohol. Akibatnya organisasi kriminal mendulang harta tak terhingga lewat penjualan minuman oplosan secara gelap. Banjir rejeki buat mafia juga secara tidak langsung membuat korupsi di kepolisian merajalela.
Foto: picture-alliance/akg-images
Ghujarat Tanpa Miras
Pada 1961 giliran negara bagian Ghujarat di India yang melarang minuman memabukkan. Namun kebijakan tersebut gagal melumat perdagangan minuman oplosan karena dilindugi oleh oknum kepolisian. Akhirnya pada 2009 silam sebanyak 136 orang tewas setelah mengkonsumsi minuman oplosan yang mengandung Methanol.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Adhikary
Iran Dalam Pasungan Alkohol
Pengalaman serupa dicatat Iran yang melarang alkohol sejak Revolusi Islam 1979. Meski rajin melakukan penggerebekan dan menerapkan hukuman berat terhadap pedagang alkohol, polisi tidak mampu mencegah peredaran minuman keras. Menurut data statistik yang dipublikasikan pemerintah 2017 silam, sebanyak 10% populasi Iran rajin mengkonsumsi alkohol secara berkala.
Foto: MEHR
Korban Berjatuhan
Setiap tahun Iran mencatat angka kematian akibat konsumsi minuman alkohol oplosan. Kasus paling mencolok adalah ketika 135 orang meninggal dunia akibat minuman keras pada 2013. Terutama embargo barat memaksa penduduk Iran memilih minuman keras dari industri rumahan yang dilakukan tanpa pengawasan kesehatan.
Foto: FARS
Indonesia Melarang
Di Indonesia setiap tahun ratusan orang ditengarai tewas akibat mengkonsumsi alkohol. Menurut studi Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), sejak maraknya pembatasan alkohol pada 2010 konsumsi miras melonjak 75%. Sementara lebih dari 58 persen penduduk yang mengkonsumi miras oplosan mengaku memilih minuman berbahaya ini karena murah dan mudah ditemui. (rzn/hp - nytimes, vice, HT, Iran Daily)
Foto: AFP/Getty Images/R. Gacad
6 foto1 | 6
Memang betul dengan pelarangan, di satu sisi akses warga terhadap minuman beralkohol jadi sangat terbatas, tapi di sisi lain ada fakta bahwa pelarangan tidak membuat sebagian warga berhenti mencari hiburan dari minuman beralkohol. Akibat dari dua fakta itu, secara ekonomi minuman beralkohol langsung melambung nilai jualnya. Kita ingat prinsip ekonomi yang diajarkan sejak SMP, saat permintaan akan satu barang tinggi sementara stoknya terbatas, maka harga barang itu secara alamiah akan naik.
Pada hal-hal yang disebut haram
Hal yang persis sama terjadi pada minuman beralkohol—dan juga pada hal-hal "haram” lainnya misalnya narkoba.
Ilustrasinya seperti ini, antara 10 sampai 12 tahun lalu, harga minuman beralkohol impor merk ternama—katakanlah jenis vodka dan wiski—bisa diperoleh dengan harga antara Rp 90 ribu sampai Rp 150 ribu per botol. Untuk kepentingan rekreasi, satu botol minuman itu cukup untuk dikonsumsi enam orang. Misalnya ada enam berkawan yang ingin berekreasi dengan minuman beralkohol berharga Rp 150 ribu di masa 10-12 tahun lalu, masing-masing cukup "urunan” mengeluarkan uang antara Rp 25 ribu – Rp 30 ribu. Saat itu, minuman impor ini sering dikonsumsi warga kelas menengah. Urunan Rp 25 ribu – Rp 30 ribu masih sangat terjangkau oleh mereka.
Sedangkan untuk minuman beralkohol produksi lokal, seperti arak, anggur, atau nama-nama lain yang seringkali diberi label sebagai "jamu”, antara 10-12 tahun lalu harganya masih di kisaran Rp 30 ribu. Di masa itu, minuman lokal ini banyak dikonsumsi warga kelas bawah.
Setelah terjadi pembatasan/pelarangan minuman beralkohol, minuman yang merknya persis sama harganya melonjak jadi antara Rp 300 ribu sampai Rp 600 ribu. Bahkan minuman beralkohol produk lokal, yang dulu harganya antara Rp 30 ribu kini sudah naik jadi di atas Rp 75 ribu. Akibatnya, warga kelas menengah dan warga kelas bawah sama-sama tidak sanggup lagi membeli minuman beralkohol yang relatif aman.
Minuman beralkohol lebih banyak berdampak negatif ketimbang positif pada kesehatan .Konsumsi alkohol tinggi picu 200 penyakit kronis. Inilah hasil riset terbaru terkait fakta dan mitos miras.
Foto: Getty Images
Konsumsi Alkohol Memicu Penyakit
Hasil riset terbaru WHO tunjukkan fakta, konsumsi di atas 15 liter alkohol murni per tahun, memicu munculnya lebih 200 penyakit kronis diantarnya kanker dan sirosis hati. Setiap tahunnya lebih 3,3 juta orang meninggal sebagai dampak konsumsi minuman beralkohol berlebihan. Juara menenggak alkohol sedunia adalah warga Belarusia (17,5 liter) dan Rusia (15,1 liter) biasanya berupa minuman keras vodka.
Foto: picture-alliance/dpa
Segelas Anggur Jaga Kesehatan?
Riset ilmiah terbaru menepis asumsi yang sudah dianut beberapa dekade itu. Mitos konsumsi alkohol secara moderat, biasanya disebutkan minum satu atau dua gelas anggur sehari, bisa menjaga kesehatan jantung dan memperpanjang umur merupakan hasil penelitian lama yang dianggap bias. Pasalnya dalam riset terdahulu, tidak dibedakan antara bukan peminum dan bekas peminum yang menghentikan kebiasaannya.
Foto: DW/D. P. Lopes
Orang Asia Tak Tahan Alkohol
Pada kebanyakan etnis di Asia enzim yang bertugas melakukan metabolisme alkohol dalam tubuh relatif tidak terlalu aktif. Artinya orang Asia akan lebih cepat mabuk dan tak tahan minuman beralkohol. Walau ada kecenderungan lain, warga Jepang dan Cina mungkin lebih terbiasa dengan minuman beralkohol.
Foto: picture-alliance/dpa
Perempuan Lebih Mudah Mabuk
Ukuran badan dan komposisi tubuh memainkan peranan utama dalam toleransi alkohol pada perempuan. Tubuh perempuan mengandung lebih banyak lemak, hingga alkohol lebih terkonsentrasi. Selain itu perempuan memproduksi lebih sedikit enzim metabolisme alkohol. Sementara tubuh pria mengandung lebih banyak air, dan menyebarkan alkohol ke seluruh tubuh. Jadi toleransi alkohol kaum perempuan lebih rendah.
Foto: Fotolia/Kitty
Sulit Kendalikan Emosi
Alkohol memicu peminumnya menjadi lebih enerjik dan lebih gampang gembira, karena berfungsi sebagai represan. Kerugiannya, akibat inhibitor sistem saraf pusat itu, peminum alkohol sulit mengendalikan emosinya dan lambat reaksi motoriknya. Itu sebabnya acara akbar semacam laga sepakbola bisa lebih meriah akibat penonton mengkonsumsi alkohol dan juga lebih mudah rusuh karena emosi sulit dikontrol.
Foto: dapd
5 foto1 | 5
Nasib kelas bawah
Sebagian warga kelas menengah mungkin memilih beralih ke minuman beralkohol produksi dalam negeri, karena harganya masih bisa terjangkau oleh mereka. Tapi bagi warga kelas bawah—yang lemah secara ekonomi dan pendidikan—kenaikan harga minuman beralkohol yang signifikan itu jadi awal bencana.
Awal bencana itu dari sini: kenaikan harga minuman beralkohol, melahirkan "reaksi kreatif” sebagian warga, ditandai dengan banyak bermunculan produsen minuman beralkohol kelas "rumahan” yang memproduksi minuman tanpa standar kesehatan dan keamanan sama sekali, dan mereka menjualnya dengan harga relatif murah: antara Rp 20 ribu sampai Rp 50 ribu per botol.
Tak Ada Musim Panas Tanpa Taman Bir
Duduk di taman sambil menikmati bir dingin menjadi bagian dari kebahagiaan warga Jerman pada musim panas. Bukan untuk mabuk-mabukan, tapi sekedar berbagi keceriaan bersama sahabat. Lokasinya disebut Taman Bir.
Foto: picture-alliance/Bernd Thissen
Dari gudang ke taman
Pada awal abad ke-16, Biergarten atau Taman Bir lahir dari tradisi menyimpan bir di gudang. Bir peka terhadap suhu panas, jadi harus disimpan pada suhu rendah atau lemari es sampai siap untuk dikonsumsi. Untuk minum bir di musim panas, para pengolah bir menaruh bangku-bangku dan meja di halaman rumput di depan ruang bawah tanah mereka. Inilah sejarah lahirnya Taman Bir.
Foto: picture-alliance/dpa
Pesona Timur Jauh
Di Englische Garten, München berdiri menara setinggi 25 meter. Hal ini mengingatkan pada sebuah kuil Cina. Warga dan wisatawan datang ke taman bir di negara bagian Bayern ini dengan gelas bir mereka dan bisa mencicipi ayam panggang. Dengan 7.000 kursi, taman bir di menara Cina merupakan taman bir terbesar kedua di München.
Foto: picture-alliance/dpa
Bawa makanan sendiri
Tradisinya, para tamu membawa makanan sendiri, seperti roti misalnya, dan hanya pesan minuman. Di Bayern tradisinya masih seperti itu. Sementara di beberapa kota lain, pengunjung tidak diperbolehkan lagi membawa makanan dari luar.
Foto: picture-alliance/dpa
Taman Bir di Berlin
Taman Bir lahir di München. Namun kini juga menjadi aset budaya tradisi Jerman. Pratergarten di Berlin dibuka pada tahun 1835. Sebelumnya, tidak hanya bir yang disajikan, teater dan pertunjukan juga membuatnya menjadi tempat hiburan yang populer. Jika cuaca baik, sekitar 600 tamu dapat berbagi kesenangan di sini.
Foto: picture-alliance/ZB
Atmosfer abad pertengahan
Di sebuah bukit di atas kota Kronach berdiri benteng Rosenberg. Taman Bir Bastion Marie, dari akhir abad ke-13 menawarkan pesona abad pertengahan dan pemandangan kota tua Kronach. Sebuah perpaduan sejarah, bir dan masakan Franken.
Foto: picture-alliance/dpa
Pesona kota tua
Terdapat kehidupan malam yang beragam Uni-Lüneburg, NiederSachsen. Bukan hanya klub dan bar mahasiswa yang ada di sini. Di kota tuanya terdapat kafe dan restoran, serta berbagai taman bir. Di sini Anda dapat duduk dengan nyaman di pinggir air, baik di siang hari di bawah sinar matahari cerah atau di malam hari di bawah cahaya lampu jalan.
Foto: DW / Maksim Nelioubin
Menikmati bir di puncak gunung
Pendakian ke puncak gunung Zugspitze dapat dirayakan di sebuah Taman Bir. Taman Bir ini terletak di ketinggian 2.900 meter, di puncak gunung tertinggi di Jerman. Minum sekaligus mengisi perut di Giplfelalm memungkinkan Anda mengumpulkan kekuatan untuk perjalanan pulang dan pada saat bersamaan memanjakan mata Anda untuk mengembara hingga 250 kilometer di kejauhan.
Foto: picture-alliance/Bernd Thissen
7 foto1 | 7
Produsen-produsen kelas rumahan itu ada yang menjualnya dengan pola pemasaran dari mulut ke mulut dan produsen menjualnya langsung ke konsumen. Biasanya produsen dari kelompok ini sangat berhati-hati dan hanya mau menjual kepada orang yang dia kenal baik, dan itu artinya produksinya pun tidak banyak.
Tapi dari situasi ini, banyak juga bermunculan orang-orang yang ingin memiliki pasar yang besar dan meluas, demi keuntungan yang besar. Itu artinya mereka harus memproduksi minuman beralkohol dalam jumlah yang relatif besar. Bisa Anda bayangkan, apa yang dihasilkan dari pabrik yang dijalankan oleh orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan, diproduksi dengan peralatan yang tidak jelas, menggunakan bahan yang tidak bisa kita ketahui keamanannya, dan tanpa pengawasan sama sekali? Dari pemberitaan di media massa, kita tahu, bahkan produsen-produsen itu bahkan hanya mencampurkan metanol dengan sirup. Minuman-minuman dari produsen-produsen ilegal itulah yang banyak menyebar ke warung-warung di kota-kota besar sampai ke pelosok pedesaan.
Siapa yang mengakses minuman-minuman berbahaya itu? Potretnya terpampang dalam setiap pemberitaan media massa: para produsen dan korban adalah orang-orang yang tak terdidik, dan sebagian besar berasal dari kelompok ekonomi lemah. Mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki banyak referensi atas banyak hal.
Para produsen minuman ilegal itu mungkin sama sekali tak punya niat membunuh konsumennya. Mungkin mereka semata melihat ada kesempatan mendapat uang karena melihat banyak orang menginginkan minuman beralkohol yang terjangkau, dan karena tidak memiliki pengetahuan mereka asal-asalan mencampurkan metanol dengan sirup.
Pun demikian para korban itu pasti tidak punya niat untuk mati karena menenggak minuman beralkohol. Mungkin mereka hanya ingin sedikit bersenang-senang dengan kawan, dan karena tidak memiliki cukup uang dan referensi dan uang yang terbatas, mereka asal membeli minuman yang murah.
Jika dikonsumsi tanpa pengawasan, zat-zat ini membuat konsumennya menjadi ketagihan dan mengganggu kerja otak, dan bahkan bisa mematikan.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Leonhardt
Nikotin
Nikotin adalah bahan paling adiktif dalam tembakau. Ketika seseorang merokok, zat nikotin dari rokok cepat diserap paru-paru dan diedarkan ke otak. Peneilitian memperlihatkan, lebih dari dua-pertiga orang Amerika Serikat yang mencoba merokok, akhirnya jadi ketergantungan rokok.
Foto: Fotolia/pfheonixx22
Kokain
Kokain mengganggu kerja dopamin di otak, dalam menyampaikan pesan dari satu neuron ke neuron yang lain. Dalam percobaan pada hewan, kokain menyebabkan kadar dopamin meningkat lebih dari tiga kali lipat batas normal. Kokain berbentuk kristal jauh lebih bikin ketagihan dibanding kokain serbuk. Sekitar 21 persen dari orang-orang yang mencoba kokain akan menjadi ketergantungan pada zat ini.
Foto: Fotolia/NatUlrich
Alkohol
Minum alkohol memiliki banyak efek pada otak. Dalam percobaan laboratorium pada hewan terungkap bahwa alkohol mampu menaikkan level dopamin di otak sampai 40-360 persen. Semakin banyak alkohol yang diminum, semakin tinggi kenaikan dopamin. 22 persen dari orang-orang yang minum alkohol mengalami ketergantungan alkohol di beberapa titik selama hidup mereka.
Foto: Getty Images
Heroin
Pada hewan percobaan dalam penelitian terlihat, heroin adalah candu yang menyebabkan kenaikan tingkat dopamin dalam otak hingga 200 persen. Selain paling adiktif, heroin sangat berbahaya, karena hanya diperlukan dosis 5 kali di atas batas normal, maka zat ini bisa membunuh manusia. Ironisnya, heroin juga jadi narkotika paling dicari dengan potensi pasar mencapai puluhan ribuan triliun rupiah.
Foto: fotolia/Thomas N
Obat penenang
Barbiturat atau obat penenang awalnya digunakan untuk mengobati kecemasan dan gangguan tidur. Baerbiturat mengganggu pengiriman rangsangan kimia ke otak,dan efeknya menghentikan sementara beberapa bagian kerja otak. Dalam dosis rendah, barbiturat menyebabkan euforia. Ttetapi kalau dosisnya tinggi, maka efeknya bisa mematikan karena menekan pernapasan, apalagi jika dicampur dengan alkohol.
Foto: Fotolia/Eugen Wais
5 foto1 | 5
Sebagian dari kita mungkin akan mencibir, salah mereka sendiri mati karena menenggak alkohol, sudah tahu dilarang masih membandel. Jika dilihat hanya dari sudut pandang moral dan agama saja, mungkin iya itu salah mereka sendiri. Tapi jika dilihat dari sudut pandang yang lebih sosiologis, apakah salah mereka sendiri berada dalam kondisi miskin secara ekonomi dan pendidikan? Apakah mereka tidak boleh berekreasi, padahal mungkin sesekali mengkonsumsi minuman alkohol adalah rekreasi termurah yang bisa mereka dapatkan? Apakah karena mereka ingin minum minuman beralkohol lalu negara tidak usah memberikan akses yang aman bagi mereka?
Saya tidak bermaksud mengatakan, nasihat-nasihat moral dan agama tidak bermanfaat. Tapi, seperti saya katakan di awal tulisan ini, pelarangan tidak serta merta membuat semua orang berhenti mengkonsumsi minuman beralkohol. Maka jalan terbaik untuk menyelamatkan mereka setelah diberi ceramah moral, adalah memberi pengetahuan tentang minuman beralkohol itu sendiri, dan memberikan akses minuman beralkohol yang aman, setidaknya jika mereka tetap ingin minum-minum tindakannya itu tidak membuat mereka mati keracunan.
Skenario ini sama dengan penanganan perilaku seks berisiko yang terkait dengan penyebaran penyakit dan kehamilan yang tidak diinginkan. Nasihat-nasihat moral tetap harus diberikan untuk membangun kesadaran, tapi pengetahuan juga harus ditekankan sebagai alat penyelamat: jika mereka masih ingin melakukannya, lakukanlah dengan alat pengaman walau alat pengaman itu tidak menjamin keselamatan 100 persen.
8 Makanan Perusak Penampilan
Penelitian yang dilakukan dokter Ariel Ostad dari American Academy of Dermatology menemukan, pola dan jenis makanan yang buruk bisa berdampak pada kulit atau merusak gigi. Berikut 8 makanan yang bisa merusak penampilan.
Foto: picture alliance/David Ebener
Gula
Ketika Anda mengkonsumsi gula cukup banyak, maka sel tubuh akan memproses kelebihan molekul gula dan menggabungkannya dengan protein hingga terciptalah glycation, yakni proses saat gula masuk dalam tubuh dan bisa berdampak buruk bagi kulit. Gula yang menempel pada gigi bisa mendorong munculnya bakteri hingga terjadi pembusukan dan mempengaruhi warna gigi.
Foto: picture-alliance/dpa
Daging Panggang
Daging panggang rasanya memang sungguh nikmat, tetapi jejak hitam pada daging yang dipanggang mengandung hidrokarbon pro-inflamasi, yang bisa menimbulkan peradangan pada kolagen di kulit. Untuk lebih aman, ketika makan daging panggang, maka sisihkan bagian hitam pada daging dan bersihkan panggangan supaya tidak mengotori makanan berikutnya.
Foto: HLPhoto/Fotolia.com
Teh Hitam
Teh jenis ini mengandung tannin yang cukup tinggi sehingga membuat gigi lebih berpori dan dengan mudah menimbulkan noda pada gigi yang sulit dihilangkan. Namun kabar baiknya, sebuah penelitian yang dipublikasikan International Journal of Dental Hygiene, mengungkapkan zat kasein dalam susu bisa mengurangi jejak-jejak noda tannin dari teh hitam pada gigi.
Foto: Fotolia/Grafvision
Makanan Asin
Hampir setiap masakan pasti selalu menggunakan garam, termasuk makanan kaleng yang diawetkan dengan sodium. Mengkonsumsi sodium terlalu banyak, bisa membuat kulit kelihatan bengkak-bengkak. Untung saja ada penangkalnya, setelah makan-makanan yang asin-asin lekaslah pakai pelembab untuk mengurangi bengkak.
Foto: Fotolia/JPC-PROD
Makanan Pedas
Hampir sama seperti alkohol, makanan pedas juga bisa memicu terjadinya rosacea. Bukan hanya itu, makanan jenis ini bisa merusak kulit saat menopause. Dokter Ostad mengatakan makanan pedas diyakini membuat pembuluh darah pada kulit menjadi lebih reaktif.
Foto: picture-alliance/dpa
Alkohol
Liver yang sehat akan membuat kulit menjadi sehat pula. Sebab jika liver berfungsi dengan baik, maka racun yang bisa membuat kulit kusam secara alami akan berguguran. Sebaliknya, jika racun bertumpuk dalam liver, maka kulit akan bermasalah, seperti jerawat, kulit kusam dan keriput. Alkohol juga bisa memicu terjadinya rosacea, yakni peradangan kronis pada kulit wajah.
Foto: picture-alliance/Bildagentur-online
Minuman Berenergi
Saat minum minuman berenergi, tubuh acap merasakan bugar kembali, tetapi dampaknya sungguh tidak bagus untuk kesehatan gigi. Minuman berenergi bisa membuat gigi menjadi lebih asam dan hal ini membuat gigi rentan terhadap noda. Maka itu, jika ingin minum-minuman berenergi, gunakanlah sedotan supaya sedikit kontak minuman tersebut dengan gigi.
Foto: picture-alliance/Sven Simon
Lemon
Jeruk baik untuk tubuh, tetapi tidak demikian dengan jeruk lemon. Jus lemon akan dengan mudah mendorong terjadinya kerusakan gigi, ketimbang jenis jeruk lainnya karena jeruk lemon keasamannya tinggi dan bisa membuat penumpukan plak dari gula yang biasa ditambahkan ke dalam jus lemon. Gunakan sedotan saat mengkonsumsi minuman ini untuk menekan segala dampak negatifnya. Sumber: health.com
Foto: picture alliance/David Ebener
8 foto1 | 8
Saran saya, alih-alih membatasi dengan sangat ketat atau bahkan melarang minuman beralkohol, yang dibutuhkan adalah pengaturan yang masuk akal terhadap minuman beralkohol. Misalnya, jika negara masih mengizinkan pabrik minuman alkohol beroperasi, mengizinkan impor minuman beralkohol, mengizinkan adanya tempat minum-minum, maka negara tidak perlu sok moralis dengan melakukan banyak pelarangan yang bersifat moral, yang malah membuat minuman beralkohol bernilai jual tinggi. Yang harus dilakukan adalah pengaturan pada hal-hal yang sifatnya membahayakan keselamatan pengguna dan orang-orang di sekitarnya. Artinya minuman beralkohol tetap bisa diakses dengan harga yang wajar, tapi penyedia dan penggunanya dipaksa untuk bertindak penuh tanggung jawab.
Misalnya, minuman beralkohol hanya boleh dijual oleh orang yang bersertifikat untuk menjualnya (dengan catatan tegas pemberian sertifikat itu berdasarkan pada hasil uji kemampuan orang itu atas penyajian dan penanganan risiko minuman beralkohol oleh lembaga kompetensi, bukan asal setor uang kepada pihak berwenang lalu mendapat sertifikat). Lalu minuman alkohol dilarang dijual kepada orang berusia di bawah 21 tahun, dilarang dijual kepada perempuan hamil, dibatasi konsumsinya (misalnya jika konsumen di bar meminum satu sloki wiski, pengelola bar harus mencegahnya menyetir kendaraan, dan harus menelepon taksi), dan berbagai aturan lain yang terkait dengan keselamatan pengguna dan orang lain.
Peran negara adalah bersikap dewasa terhadap kecenderungan warganya, dan mengatur warga untuk bersikap dewasa terhadap diri mereka sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Negara-negara maju berhasil mengatur distribusi dan konsumsi minuman beralkohol demi keselamatan dan kebutuhan rekreasi warganya. Mereka tidak melarang, tapi mengatur dengan tegas dan menegakkan disiplin. Hasilnya, kita tidak pernah mendengar di negara-negara maju ada puluhan orang mati sekaligus karena keracunan minuman beralkohol yang tak jelas asal-usulnya.
Penulis: Zaky Yamani, jurnalis dan novelis (ap/vlz)
*Setiap tulisan yang dimuat dalam #DWnesia menjadi tanggung jawab penulis.
Waspadai 8 Tanda Hati Anda Dalam Kondisi Sakit
Hati adalah organ tubuh penting dengan banyak tugas. Namun, alkohol, lemak dan gula bisa merusaknya. Hati yang mengalami kerusakan parah tidak bisa lagi diperbaiki. Bagaimana kondisi hati Anda?
Foto: dpa-infografik
Wasir
Jika organ hati terganggu, tekanan darah meningkat. Ini dapat menyebabkan varises di lambung dan kerongkongan serta wasir. Vena sangat melebar untuk menurunkan tekanan sebanyak mungkin dari vena porta (aliran utama ke hati). Sehingga stres meningkat dan terjadi kerusakan permanen. Akibatnya, bisa terjadi pendarahan yang berdampak fatal.
Foto: Colourbox/U. Schanz
Perut kembung
Pada stadium lanjutan sirosis hati ada lebih banyak air yang dapat terakumulasi di dalam rongga perut. Ini menyebabkan perut kembung dan tampak buncit.
Foto: picture-alliance/beyond/Sonntag
Gatal
Hati membentuk cairan empedu untuk memecah lemak. Aliran cairan yang tersumbat bisa menyebabkan rasa gatal. Terlalu banyak asam empedu di dalam darah dapat menyebabkan endapan di kulit yang memicu rasa gatal.
Foto: Colourbox/Astrid Gast
Kelelahan
Salah satu tugas hati adalah mengubah glukosa menjadi glikogen, yang kemudian berfungsi sebagai sumber energi bagi tubuh. Jika hati terlalu banyak bekerja dan tidak dapat menghasilkan glikogen lagi, maka energi yang diperlukan tidak ada. Pastikan untuk setidaknya tidur delapan jam per hari agar hati dapat beregenerasi.
Foto: Colourbox/Syda Productions
Sakit di bagian atas perut
Organ hati sendiri tidak mengenal rasa sakit. Tetapi rasa sakit bisa terasa pada organ terdekat lainnya. Jika Anda misalnya merasakan tekanan atau rasa sakit berdenyut tepat di atas hati, berarti hati Anda mengalami gangguan.
Foto: Colourbox
Berat badan naik
Jika berat badan naik drastis, Anda mungkin sudah makan terlalu banyak dan terlalu berlemak - untuk hati ini merupakan stres besar. Karena hati tidak bisa lagi menyaring semua racun dan menyimpannya di dalam sel lemak.
Foto: Colourbox/Erwin Wodicka
Mata kuning
Salah satu pertanda hati yang tidak sehat adalah mata kuning atau kulit kuning. Penyakit kuning terjadi jika hati tidak bisa lagi mengeluarkan kandung empedu bilirubin dari sel darah merah yang mati.
Foto: picture alliance/dpa/S. Hoppe
Gangguan hormon
Pada perempuan, penyakit hati kadang juga bisa dikenali lewat perubahan saat menstruasi. Seperti waktu datang bulan yang bergeser atau tidak ada sama sekali. Sirosis hati kadang juga menyebabkan impotensi pada pria - perubahan hormonal dipicu oleh organ hati yang tidak sehat. Ed: vlz/yf (bild.de)