1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Petani Rami Cegah Deforestasi dan Raup Keuntungan Besar

Tawanda Mupatsi | Jürgen Schneider
27 September 2023

Rami industrial bisa jadi alternatif lebih hijau bagi pertanian tembakau yang menyebar luas di Zimbabwe. Budidaya rami bisa hentikan pembalakan hutan sekaligus berikan manfaat ekonomi bagi petaninya.

Freigabe von Cannabis
Foto: Countrypixel/IMAGO

Untuk mengoperasikan menara pengering perlu banyak kayu bakar. Takemore Mudzurahona adalah seorang petani tembakau. Ia memerlukan 60 truk kayu bakar untuk mengeringkan empat ton tembakau. Ia salah satu dari sekitar 100.000 petani kecil tembakau di Zimbabwe. Ia mengaku bisa hidup sejahtera dari tanaman itu.

Mudzurahona bercerita, ia membudidayakan tembakau hampir tujuh tahun, dan itu mengubah total hidupnya. "Saya bisa membeli mobil dan hewan ternak." Tapi dampak dari menanam tembakau, sekarang ia kesulitan mencari kayu bakar.

Pertanian tembakau di Zimbabwe memberikan pemasukan 780 juta Dolar pada tahun 2020. Tapi itu harus dibayar mahal oleh hutan di negara itu. Zimbabwe diperkirakan kehilangan lebih 60.000 hektar hutan setiap tahunnya, hanya untuk produksi tembakau saja.

Budidaya rami industrial diharapkan menghentikan pembalakan hutan. Zorodzai Maroveke meninggalkan profesinya sebagai dokter gigi, untuk meyakinkan petani di negaranya untuk menanam rami. Ia meyakini, budidaya rami bukan hanya menyelamatkan hutan, tapi juga iklim.

Rami untuk Perlindungn Lingkungan dan Ketahanan Ekonomi Petani?

03:50

This browser does not support the video element.

Satu hektar pohon keras menyerap karbondioksida hanya 25%nya dibanding tanaman rami industrial. Hal itu dikatakan Zorodzai Maroveke, Kemitraan Rami Industri asli Zimbabwe. Ia menambahkan, "Kita juga tahu tanaman rami industrial tumbuh lebih cepat dibanding pohon keras." Artinya, hutan rami bisa melakukan lebih banyak dalam waktu lebih pendek, untuk memulihkan tanah dan menyerap serta menyimpan karbon.

Tanaman rami juga tahan banting. Tidak terlalu sensitif pada kenaikan temperatur dan lebih mudah dipelihara dibanding tembakau. Bedanya dengan tembakau, kita tidak bisa merokok daun rami yang sekeluarga dengan ganja ini. Pertanian rami masih baru di Zimbabwe. Sejauh ini baru ada 100 hektar perkebunan rami di seluruh negeri.

Semua bagian tanaman rami punya nilai jual

Tichatyei Gonese adalah pionir kebun rami di Zimbabwe. Sekitar 2.000 pohon miliknya disiapkan untuk memenuhi permintaan industri kosmetik. Ia membudidayakan di rumah kaca miliknya dan hasil panen dikirim ke pelanggan di Asia serta Eropa. Ia berharap meraup keuntungan besar, karena tiap bagian pohon rami punya nilai jual.

Petani rami Tichatyei Gonese mengatakan, tanaman itu bisa dimanfaatkan mulai dari biji, daun, tangkai hingga akarnya. Jadi tidak ada yang terbuang. Tembakau menggunakan banyak bahan kimia dan ongkos produksinya jauh lebih tinggi dari produksi rami. Jadi tanaman ini akan menggantikan tembakau dalam waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan, kalau dipromosikan dengan baik.

Prospeknya juga sangat bagus. Pasar global rami industrial pada tahun 2019 volumenya mencapai lima milyar dolar, dan permintaan terus naik. Serat rami digunakan dalam konstruksi dan industri otomotif. Juga untuk asesoris fesyen. Biji rami untuk makanan dan minuman.

Zorodzai Maroveke adalah pendiri Zimbabwe Industrial Hemp Trust. Ia kerap mendatangi pameran dagang di Bulawayo, kota kedua terbesar di Zimbabwe. Sejumlah pemamer internasional juga hadir di sini. Ia berharap menemukan pelanggan baru, juga petani yang bersedia mencoba membudidayakan rami.

Ia mengatakan, ekspor perdana mereka adalah tiga ton tepung rami ke Swiss. Tapi mereka berharap volumenya masih akan bertambah. "Saya pikir, hingga sekarang ini totalnya sekitar 20 ton," ujar Maroveke.

Seluruh hasil produksi rami akan diekspor, pasalnya Zimbabwe tidak punya industri pengolahan profesional. Sejauh ini hanya beberapa orang yang antusias mengolah rami menjadi kertas buatan tangan. Itu tidak mencukupi, jika rami diharapkan menyelamatkan hutan di Zimbabwe. (ml/as)