1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bukti Baru Pembentukan Bulan

6 Juni 2014

Sulit menemukan bukti tambahan bahwa Bulan terbentuk dari sisa-sisa planet Bumi ketika bertubrukan dengan obyek langit yang lain. Tapi ketika menelti sampel yang dikumpulkan misi Nasa, ilmuwan mendapat temuan baru.

Mond Eclipse 2014 Buenos Aires
Foto: Reuters

Bahwa bulan terbentuk dari sisa-sisa planet Bumi adalah teori yang telah lama dipastikan keabsahannya. Kini ilmuwan Jerman mengajukan bukti tambahan setelah meneliti sampel batuan bulan yang dikumpulkan dalam misi apollo antara 1960 hingga 1970.

Selama ini teori yang beredar mencatat tubrukan antara bumi dan benda langit lain bernama Theia sekitar 4,5 miliar tahun silam, menyisakan debu dan batuan kosmik yang mengorbit bumi dan kemudian membentuk bulan.

Penelitian terhadap sampel batuan Bulan dalam bentuk meteor yang jatuh ke Bumi mengungkap banyak kesamaan antara dua obyek. Ilmuwan sejak awal menetapkan, satu-satunya cara buat membuktikan tubrukan antara Bumi dan Theia adalah dengan mempelajari rasio antara isotop, seperti Oksigen, Titanium, Silikon, dll.

Perbedaan Kecil

Namun mempelajari sampel bulan yang dikumpulkan oleh misi NASA, Apollo 11, 12 dan 15, mengungkap temuan baru. "Mereka berhasil mendeteksi perbedaan kecil komposisi isotop oksigen pada sampel bulan," bunyi studi yang dipublikasikan di jurnal ilmiah, Science.


"Kami mengembangkan teknologi yang menjamin pemisahan sempurna," antara isotop Oksigen dengan sisa-sisa gas yang lain, ujar Daniel Herwartz dari Universitas Georg-August, Göttingen.

"Perbedaan kecil itu memastikan hipotesa tubrukan besar yang membentuk bulan." Menurut model tubrukan yang dibuat ilmuwan, Bulan sebagian besar terbentuk dari materi Theia, antara 70-90 persen. Sementara sisanya berasal dari bumi.

Bumi dan Theia dalam Komposisi Sama

Kini ilmuwan menyimpulkan, Bulan terbentuk dengan rasio 50-50 antara materi Bumi dan Theia. Namun kendati begitu teori tersebut masih harus ditopang dengan bukti tambahan. "Perbedaannya sangat kecil dan sulit dideteksi. Tapi buktinya ada," kata Herwartz yang juga ikut merumuskan hasil studi.

"Kita bisa meyakini bahwa tubrukan besar itu benar-benar terjadi."

Sementara itu beberapa tim ilmuwan lain sedang meneliti Titanium, Silikon, Chromium, Wolfram dan elemen kimiawi lain. Namun sejauh ini sampel bulan yang telah diteliti tidak menunjukkan perbedaan yang bisa dideteksi dengan sampel batuan Bumi.

rzn/hp (afp,rtr)