Dresden peringati 70 tahun serangan atas kota di timur Jerman itu. Serangan pemboman Inggris saat Perang Dunia II diyakini jadi pendorong sikap anti perang Jerman dewasa ini.
Iklan
Dresden tanggal 13 Februari tepat 70 tahun lalu, dibumihanguskan serangan 245 pesawat pembom Lancaster armada ke-lima angkatan udara Inggris. Dalam waktu hanya 23 menit, kota strategis penting bagi rezim NAZI di tepi sungai Elbe di timur Jerman yang berpenduduk 630.000 jiwa itu hancur jadi lautan api.
Sekitar 400.000 bom dijatuhan RAF, ke kota yang diyakini amat strategis dan bisa dijadikan basis pertahanan jika Hitler dan pasukannya mundur dari Berlin. Tentara Merah Uni Sovyet yang bertahan sekitar 80 km di timur Dresden menggambarkan hebatnya pemboman. Api kebakaran kota masih bisa dilihat dari jarak 320 km dan hingga ketinggian 6.700 meter pilot pesawat pembom masih merasakan panasnya api.
Berapa jumlah korban tewas akibat serangan bom itu? Tidak ada yang bisa menjawab persisnya. Rezim NAZI, untuk maksud propaganda, mendongkrak naik jumlahnya dengan menyebut hingga 200.000 warga sipil tewas. Penyidikan komisi independen 50 tahun kemudian, menaksir hingga 25.000 korban tewas.
Serangan Bom Bumihangus Dresden
Serangan bom RAF 70 tahun silam luluhtlantakan dan bumihanguskan Dresden yang memiliki banyak bangunan mahakarya arsitektur. Lebih 25.000 warga tewas akibat kobaran api dan ledakan bom. Sebuah kilas balik.
Foto: Getty Images/Matthias Rietschel
Luluhlantak dan Dijarah
13 Februari 1945 armada 245 pesawat pembom Lancaster lepas landar dari Inggris menuju Dresden. Hanya dalam waktu 23 menit kota Dresden dibumihanguskan oleh lebih dari 400.000 bom Yang dijatuhkan. Kawasan seluas 15 km persegi di pusat kota hanya tinggal puing dan abu.
Foto: picture-alliance/dpa
Gereja Hofkirche Jadi Puing
Gereja Hofkirche di Dresden yang merupakan bangunan gereja terbesar di negara bagian Sachsen rusak parah dan tinggal puing akibat serangan bom angkatan udara Inggris. Pembersihan puing dan runtuhan gereja dilakukan relawan perempuan yang dijuluki "perempuan puing"
Foto: picture-alliance/dpa
Patung Martin Luther Tumbang
Juga patung bapak reformasi gereja, Martin Luther, yang berada di halaman gereja Frauenkirche rusak berat dan tumbang akibat pemboman. Patung ini adalah karya pematung terkemuka Adolf von Donndorf yang ia tuntaskan pembuatannya tahun1861.
Foto: picture-alliance/akg-images
Monumen Peringatan Penghancuran Tak Guna
Puing gereja Frauenkirche yang bergaya barok dibiarkan dalam kondisi hancur hingga 1993. Tujuannya, sebagai monumen peringatan dari aksi penghancuran kota-kota di Jerman yang tidak adan gunanya saat Perang Dunia II. Setelah itu gereja direstorasi ke bentuk asalnya.
Foto: picture alliance/dpa
Lambang Kota Megah
Gereja Frauenkirche direstorasi dari 1994 hingga 2005 dengan uang sumbangan dari seluruh dunia yang jumlahnya mencapai 130 juta Euro. Kawasan barok di sekitar gereja kini jadi lambang kota Dresden dan atraksi wisata utama di ibukota negara bagian Sachsen itu.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Hiekel
Martin Luther Tegak Lagi
Monumen Luther baru dapat dipasang lagi 1955 dan hingga restorasi total antara 2003 hingga 2004, patung di depan gereja Frauenkirche itu menjadi monumen peringatan menentang perang dan penghancuran. Kini patung yang makin cemerlang itu jadi salah satu daya tarik wisata kota Dresden.
Foto: imago/Chromorange
Kemegahan Barok di Tepi Elbe
Dresden kini jadi kota metroplitan terindah di Jerman. Karena bangunan bergaya baroknya kota itu dijuluki kota Florence di tepi Sungai Elbe yang menarik banyak wisatawan untuk berkunjung .
Foto: picture-alliance/dpa/A. Lander
7 foto1 | 7
Yang sudah jelas, serangan-serangan angkatan udara sekutu saat Perang Dunia II, khususnya RAF Inggris yang membumihanguskan sekaligus meluluhlantakan kota-kota besar di Jerman, seperti Dresden Koeln, Hamburg atau Berlin, diyakini jadi pendorong sikap anti perang Jerman dewasa ini. Serangan bom ketika itu, menurut PM Inggris Winston Churchill, adalah metode perang untuk meruntuhkan moral NAZI Jerman.
Juga serangan udara yang membumihanguskan Dresden menjadi elemen yang mempererat kerjasama antara pasukan sekutu Barat dan Tentara Merah Uni Sovyet, untuk segera mengakhiri perang dan menundukkan NAZI Jerman. Sebuah kerjasama yang beberapa bulan kemudian memaksa Hitler bertekuk lutut menyerah.
Tepat 70 tahun lalu, Dresden harus membayar mahal bagi metode perang total yang dlancarkan Hitler. Jerman bisa menarik pelajaran berharga, bahwa perang selalu memicu kesengsaraan rakyat, dan diduga ini alasannya hingga beberapa dekade Jerman menolak terlibat dalam misi perang di luar negeri.