1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bundeswehr Diharap Ambil Alih Kopasgat di Afghanistan

31 Januari 2008

Enam bulan pasukan gerak cepat NATO, Quick Reaction Force bertugas di utara Afghanistan di bawah pimpinan Norwegia. Tugas Norwegia tampaknya akan beralih kepada Jerman.

Foto: picture-alliance/ dpa

Pasukan gerak cepat NATO lebih kecil dan kompleks dibanding dengan satuan khusus. Tentara bersenjata, panser, pesawat tempur, penembak jitu, insinyur, ahli medis, anjing pelacak dan kendaraan bersenjata berat dan ringan adalah bagian dari pasukan tersebut.

Bagi komandan pasukan gerak cepat Norwegia, Rune Solberg tugas pasukannya adalah tugas perang. Di Norwegia, pasukan ini hanya disiapkan untuk berperang. Mula-mula tidak ada pelatihan untuk misi biasa guna menjaga perdamaian. Menurut Solberg, jika ditinjau kembali, keputusan itu benar.

Situasi di utara Afghanistan semakin tidak aman, meskipun demikian pasukan berkekuatan 240 orang itu tidak sampai kehilangan tentaranya. Semua upaya untuk menciptakan stabilitas tidak disukai Taliban dan kelompok lainnya: "Mereka menyerang polisi Afghanistan, militer bahkan organisasi bantuan internasional dan tentu saja pasukan ISAF.“

Solberg berpendapat tahun 2008 situasi keamanan akan memburuk, juga di utara Afghanistan. Ini juga menjadi gambaran dalam situasi bagaimana angkatan bersenjata Jerman mengambil alih tugas dari pasukan gerak cepat Norwegia. Rune Solberg tidak meragukan kemampuan pasukan Jerman dalam menghadapi tugas tersebut. Namun Bundeswehr juga harus siap secara mental:

"Pada akhirnya semua tergantung dari gambaran tentang penugasannya. Orang tahu bahwa dalam operasi ini akan ada orang yang dibunuh atau setidaknya kemungkinan untuk itu besar. Dan orang tahu, ia juga akan membunuh.“

Pada saat mengalami kekalahan, pasukan harus yakin akan mendapat dukungan masyarakat dan pemerintah, demikian dikatakan komandan pasukan gerak cepat Norwegia Solberg. Tahun lalu pasukannya mendampingi pemerintah Afghanistan dalam perang melawan pemberontak. Dalam sebuah operasi militer besar-besaran selama dua hari, pasukan gabungan berhasil mengalahkan pihak pemberontak. Bundeswehr juga berpartisipasi di dalamnya:

"Dalam pasukan ISAF Jenderal asal Jerman Warnecke memegang komando, satuan pengintai mengumpulkan informasi tentang posisi lawan dan dukungan juga diperoleh dari helikopter Bundeswehr dan satuan medis.“

Jika Norwegia menyerahkan tugas pasukan gerak cepat di Afghanistan musim panas mendatang, mereka tidak menarik diri sepenuhnya. Sekitar 100 orang tentara masih akan bertugas di provinsi Fariah untuk tugas pembangunan kembali.(dk)