1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Buronan Teroris Tewas dalam Serangan AS di Somalia

15 September 2009

Pejabat urusan keamanan di ibukota Somalia membenarkan bahwa seorang terduga anggota Al Qaida yang paling dicari di Tanduk Afrika tewas dalam serangan udara Amerika Serikat.

Foto: DW

Terduga teroris, Saleh Ali Saleh Nabhan tewas hari Senin (14/09) di Somalia Selatan. Nabhan, seorang warga Kenya dicari terkait peledakan bom mobil di lokasi wisata Kenya pada tahun 1998 dan upaya menembak jatuh sebuah pesawat Israel di tahun 2002. Dalam peristiwa pemboman di Kenya tersebut 10 warga Kenya dan tiga warga Israel tewas. Sedangkan pesawat Israel yang menjadi sasaran luput dari tembakan rudal.

Milisi radikal Somalia, al Shaabab hari Selasa (15/09) menyatakan tekad untuk membalas pembunuhan Saleh Ali Saleh Nabhan. Ia tewas dalam serangan yang dilakukan satuan khusus militer Amerika Serikat dengan helikopter tempur. Dalam serangan ini, Nabhan yang berusia 28 tahun, tewas bersama empat anggota kelompok al Shaabab lainnya.

“Kelompok Islam radikal akan membalas serangan yang tak diprovokasi ini,” begitu ungkap seorang pemimpin kelompok al Shabaab, sebuah organisasi radikal Somalia yang diduga memiliki hubungan dengan Al Qaida. “Kami tak akan meminta belas kasihan darinya, dan merekapun tidak perlu mengharapkan kemurahan hati kami”, diitambahkannya, “Amerika Serikat dikenal sebagai musuh Islam.”

Menurut informasi dari Amerika Serikat, terduga teroris Saleh Ali Saleh Nabhan, dicari oleh Biro Investigasi Federal, FBI karena diduga mendalangi rangkaian serangan anti-Israel di Mombasa pada tahun 2002. Ketika terbunuh, Nabhan yang warga negara Kenya dan diduga anggota Al Qaida ikut dalam konvoi dua mobil di dekat desa Roobow, daerah Barawe, Somalia Selatan.

Pemimpin al Shaabab mengancam, bila terbukti ada warga Somalia yang membantu operasi AS itu, maka ia akan dihadapkan dengan hukuman Allah. Namun ia tak menjelaskan lebih jauh tentang operasi yang menelan sejumlah korban dari kelompoknya itu. Sampai kini kawasan di lokasi Nabhan tewas, yang luasnya sekitar 200 kilometer itu, dikuasai oleh kelompok al Shabaab.

Sementara itu, sebuah kelompok milisi Somalia lain yang menentang kaum pemberontak al Shabaab menyampaikan pujiannya terhadap serangan udara yang dilancarkan militer AS. Sheikh Abdullahi bin Sheikh Abu Yussuf, juru bicara bicara kaum Ahlu Sunna menegaskan, bahwa pihaknya menyambut helikopter yang membunuh kelompok Al Shabaab.

Kepada kantor berita Reuters, mitra pemerintahan Somalia ini mengatakan, “Kami berharap akan lebih banya pesawat tempur yang dikerahkan untuk menghancurkan seluruh kelompok al-Shaaba, yang telah menyalahgunakan Islam dan membunuhi warga Somalia”. Saksi mata mengatakan, enam helikopter terlibat dalam aksi satuan khusus itu.

Sementara itu, badan-badan intelijen Barat mengatakan bahwa Somalia yang berada di tanduk Afrika itu kini merupakan sarang milisi, termasuk kelompok jihad asing yang melakukan serangan di kawasan itu maupun di negara lain. Kelompok al Shaabab baru dibentuk lima tahun yang lalu. Para komandannya dilatih dan turut berperang di Afghanistan dan kini memberontak terhadap pemerintah Somalia. Sampai kini sudah lebih dari 18 ribu warga Somalia tewas dalam kekerasan yang berlangsung sejak 2007 dan menyebabkan 1,5 juta orang mengungsi.

EK/HP/dpa/rtr/afp