Pasar Saham Asia dan Eropa terpuruk karena kekhawatiran tentang masa depan bank swasta terbesar Jerman, Deutsche Bank. Di bursa Frankfurt, saham Deutsche Bank untuk pertama kalinya jatuh di bawah 10 Euro.
Iklan
Bursa di Eropa dan Asia bereaksi negatif hari Jumat (30/09) terkait prospek bank swasta terbesar Jerman Deutsche Bank yang diancam sanksi milyaran dolar oleh otoritas bursa di New York.
Guncangnya Deutsche Bank ikut menyeret performa perusahaan-perusahaan keuangan lain. Sebelumnya, analis ekonomi Bloomberg melaporkan, beberapa pengelola dana dan ivestor besar mulai waswas dan menarik investasi mereka dari bank terbesar Jerman itu.
Alasannya, otoritas keuangan di Amerika Serikat mengancam menjatuhkan sanksi kepada Deutsche Bank senilai sampai 14 milyar dolar AS, karena bank Jerman itu dituding terlibat berbagai transaksi riskan tanpa dukungan kapital mencukupi selama periode 2005 - 2007. Akibatnya gelembung ekonomi di AS yang memang sudah gawat, pecah, dan krisis melanda.
Reaksi berantai dati krisis AS
Krisis keuangan di AS ketika itu kemudian meruncing menjadi krisis di sektor perumahan dan mengakibatkan rontoknya beberapa bank ternama, antara lain Lehmann Brothers, yang kemudian menjerumuskan perekonomian dunia ke dalam resesi yang panjang.
Beberapa analis ekonomi sekarang menyatakan, Deutsche Bank kemungkinan tidak punya cadangan modal yang cukup dan akan mengalami guncangan berat, jika benar-benar harus membayar sanksi setinggi itu.
Beberapa sumber menyebutkan, ada 10 investor besar yang menarik dananya dari Deutsche Bank karena khawatir dengan prospek masa depannya.
Di Bursa Frankfurt, harga saham Deutsche Bank menukik tajam dan untuk pertama kalinya jatuh di bawah 10 Euro per saham, menyentuh angka 9,93 Euro. Di Bursa New York, saham Deutsche Bank turun hampir 7 persen. Di bursa Asia, harga saham perbankan juga mengalami tekanan.
Bantahan pada sentimen negatif
Direktur Utama Deutsche Bank John Cryan dengan cepat membantah berita situasi kritis di banknya dan mengatakan, ada pihak-pihak yang ingin menggoyahkan kepercayaan masyarakat keuangan pada Deutsche Bank.
"Deutsche Bank memiliki fundamen yang kuat. Terkait neracanya, posisi bank kami belum pernah sebaik ini selama dua puluh tahun terkahir", tulis John Cryan dalam sebuah pernyataan.
Pejabat di kementerian Keuangan Jerman Jörg Rocholl secara senada juga mengamini pernyataan Cryan, dan mengatakan kondisi Deutsche Bank saat ini sangat stabil.
"Cadangan likuiditas mencapai di atas 200 milyar Euro. Baik likuiditas maupun kondisi penyertaan modal saat ini jauh lebih baik daripada tahun 2008, di awal krisis keuangan", tandas Rocholl.
Perusahaan keuangan Goldman Sachs juga bereaksi santai dan menegaskan: "Kami percaya, bahwa situasi likuiditas Deutsche Bank stabil". Namun Goldman Sachs menambahkan, Deutsche Bank saat ini perlu pemberitaan yang positif.
Perusahaan Yang Dominasi Ekonomi Dunia
Apple, Alphabet, Amazon, Facebook, Microsoft - perusahaan AS dominasi bursa internasional dengan saham yang bernilai paling tinggi. Handelsblatt merilis: jika dijumlah, kekayaan 100 perusahaan mencapai 14 trilyun Dolar.
Apple mengokohkan posisi sebagai perusahaan bernilai paling tinggi sedunia. Nilai sahamnya naik 1000 persen dalam kurun 10 tahun. Nilai bursanya mencapai 550 milyar Dolar. Perusahaan yang bermarkas di Cupertino ini terutama meraup pendapatan dari penjualan iPhone.
Foto: picture-alliance/dpa
Alphabet
Alphabet perusahaan payung Google tempati posisi 2, naik tiga tingkat dari 2014. Nilai bursanya sekitar 474 milyar Dolar. Pendapatan diraup selain lewat mesin pencari Google juga dari platform video YouTube dan sistem operasi Android.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Kerkmann
Microsoft
Perusahaan perangkat lunak terbesar sedunia ini menyusul di posisi 3 turun satu tingkat dibanding tahun silam. Dominasi digital masih tetap dipegang perusahaan milik Bill Gates ini. Anak-anak generasi digital menunjukan tetap mendominasi tiga posisi pemuncak penguasa ekonomi Dunia.
Foto: Getty Images/AFP/T. Schwarz
Exxon Mobil
Perusahaan konvensional juga masih mendominasi bursa internasional. Peusahaan minyak Exxon Mobil misalnya masih bercokol di posisi 5. Nilai bursanya sekitar 340 milyar Dolar. Juga perusahan konvensional General Electric (8), Johnson & Johnson (9) serta Wells Fargo (10) masih mendominasi posisi 10 besar.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Nelson
Amazon
Supermarket online ini meroket ke posisi enam dari ranking ke 42 tahun 2014. Pendiri Amazon Jeff Bezos boleh bangga dengan prestasi perusahannya yang terus naik ke posisi 10 besar.
Foto: picture-alliance/dpa
Facebook
Perusahaan media sosial ini juga tembus 10 besar, dengan mengukuhkan diri di posisi 7. Suksesnya didukung akuisisi Instagram dan WhatsApp hingga bisa meraih 1,7 milyar users di seluruh Dunia. Nilai bursa Facebook mencapai 270 milyar Dolar.
Foto: picture-alliance/dpa
Perusahaan Jerman Melorot
Posisi perusahaan Jerman melorot tajam. Perusahaan farmasi dan kimia Bayer dengan nilai Bursa 96 milyar Dolar hanya berada di posisi 57. Dalam peringkat 100 perusahaan termahal 5 perusahaan Jerman lainnya masih bertahan, masing-masing SAP (73), Daimler (83), Siemens (88), Deutsche Telekom (92) dan Allianz (95).
Foto: Bayer AG
Ekonomi Dunia di Tangan Pengusaha
Nilai 100 perusahaan bernilai bursa paling tinggi sedunia pada 2015 terus melambung. Harian ekonomi Handelsblatt dan perating Ernst & Young menaksir jumlahnya mencapai 14 trilyun Dolar. Kekayaannya setara dengan kekuatan ekonomi Jerman, Perancis, Inggris, Kanada, India dan Indonesia digabung bersama.