Bursa Frankfurt Diminati Perusahaan Cina
11 Juni 2012Udang besar, kecil atau cumi-cumi: Perusahaan Cina, Haikui Seafood AG memproduksi lebih dari 100 jenis ikan dan makanan hasil laut untuk memasok pelanggan di Cina dan seluruh dunia. Tahun ini, perusahaan yang bermarkas di pulau Dongshan, provinsi Fujian itu memutuskan untuk memasuki pasar bursa di Frankfurt, Jerman.
"Penampilan bursa Jerman sangat baik. Situs internetnya bahkan menawarkan halaman berbahasa Cina," ujar Alan Gey, pimpinan keuangan Haikui Seafood. "Kami langsung dapat melihat, dokumen apa saja yang diperlukan untuk penawaran saham perdana (IPO), bagaimana prosesnya dan bank mana di Cina yang khsusus menanganinya."
Secara keseluruhan tercatat 33 perusahaan Cina di bursa Frankfurt. Sepuluh darinya di segmen bursa Prime Standard yang sangat ketat aturannya. ZhongDe Waste Technology yang bergerak di sektor khusus instalasi pembakaran sampah adalah perusahaan Cina pertama yang lolos memasuki Prime Standard pertengahan tahun 2007. 15 Mei lalu Haikui Seafood menawarkan saham perdananya.
Daya tarik Frankfurt
Minat memasuki bursa di Frankfurt Jerman bukan tujuan utama perusahaan menengah Cina untuk membuka jalan di pasar Eropa. "Perusahaan-perusahaan menengah menghadapi kesulitan untuk menorobos bursa Cina dan juga untuk dimasukkan dalam daftar bursa (listing)," kata Moritz Freiherr Schenck, pakar Cina dari perusahaan konsultan KPMG. "Bursa di Shenzhen dan Shanghai diregulasi secara ketat, bila itu menyangkut tuntutan terkait ukuran besarnya perusahaan. Jika perusahaan itu tidak cukup besar, itu dianggap tidak penting bagi pihak yang menentukan listing.
Tambahan lagi banyak perusahaan Cina yang ingin memasuki bursa. Jumlah peminat sangat besar, sehingga tidaklah mudah bagi perusahaan menengah untuk lolos. Hal ini tidak ada hubungannya dengan kualitas perusahaan, demikian ditegaskan Freiherr Schenck.
Pimpinan bagian keuangan Haikui Seafood, Alan Gey menyebut penanganan yang cepat, transparansi dan tuntutan jelas adalah alasan mengapa perusahaan itu memutuskan menawarkan saham perdananya di Jerman. Segi positif lainnya dari bursa di Frankfurt: "Di sini perusahaan kecil dan menengah dilihat sebagai jantung perekonomian Jerman. Di sini banyak investor yang kenal tantangan perusahaan semacam itu dan mengerti pola bisnis mereka."
Baik perusahaan Cina maupun Bursa Jerman mengambil keuntungan, kata Schenck. "Ini adalah sesuatu yang istimewa, bila dapat mengatakan bahwa perusahaannya tidak hanya produsen seafood di Cina yang berhasil, tetapi juga terdaftar di bursa luar negeri." Sementara Frankfurt sebagai lokasi pasar finansial mengambil keuntungan melalui perusahaan Cina karena pamornya naik bagi investor, tambah Schenck.
Para investor skepsis
"Pasar pertumbuhan Cina" adalah kata mukjizat yang pernah membuat kagum banyak investor. Tetapi antusias pemodal kini menurun. Pasalnya, sejumlah perusahaan Cina yang terdaftar di bursa Frankfurt mengalami kerugian. Perusahaan Zhongde Waste Technology memiliki volume emisi yang terbesar, yaitu lebih dari 108 juta Euro. Sejak itu harga sahamnya anjlok 90 persen.
"IPO sebelumnya selalu melibatkan perhatian publik yang besar, tetapi sekarang agak sulit," kata Schenck. "Perusahaan Cina tidak cukup berkembang. Selain itu, ada beberapa skandal neraca keuangan perusahaan Cina yang terdaftar di bursa asing."
Di Jerman, ZhongDe Waste Technology misalnya telah menunda publikasi neraca perdagangannya. Ini adalah berita yang merugikan kepercayaan. Schenck selanjutnya menyebut kelemahan lainnya, yaitu kurangnya komunikasi antara pemilik saham dan pimpinan perusahaan. Keinginan untuk melakukan investasi di Cina menurun. Kini Cina harus meningkatkan upayanya untuk meyakinkan pemodal.
Perusahaan kecil dan menengah Cina masih tetap menunjukkan minat besarnya atas Bursa di Frankfurt. Sedangkan perusahaan besar Cina menghindari Frankfurt dan memilih pergi ke Shanghai atau Shenzhen. Pasalnya, di sana perusahaan raksasa tidak harus menunggu lama untuk didaftarkan.
Rayna Breuer/Christa Saloh-Foerster
Editor: Vidi Legowo-Ziperrer