1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bush Bandingkan Irak dengan Vietnam

23 Agustus 2007

Sebagai alasan perpanjangan penugasan pasukan di Irak, dalam pidato di depan para veteran perang di Kansas, Presiden Amerika Serikat George W. Bush mengatakan penarikan mundur pasukan akan menimbulkan dampak buruk seperti yang terjadi dulu di Vietnam.

Bush saat berpidato di Kansas
Bush saat berpidato di KansasFoto: AP

Tentang penyetaraan yang ditarik Bush antara Perang Irak dan penempatan militer Amerika Serikat di Vietnam dan negara Asia lainnya setelah perang dunia ke-2, harian Swiss Basler Zeitung menulis

„Siapa yang memperhitungkan kekejaman pasca perang dunia di bekas Indocina, dia tidak boleh menutup-nutupi perang panjang tahun 60-an dan awal 70-an itu. George W. Bush yang mengutik-utik sejarah, memperolok korban pembunuhan massal Vietnam di My Lai tahun 1968 dan semua orang sekarang masih menderita cacat akibat penggunaan bahan kimia defolian oleh Amerika Serikat. Sampai 4 juta orang tewas saat terjadinya perang Vietnam, terutama penduduk sipil. Berbeda dengan presidennya saat ini, mayoritas penduduk Amerika Serikat sekarang menyesalkan mengapa perang itu dulu tidak lebih cepat diakhiri. Juga secara mayoritas ingin agar setelah lebih dari empat tahun petualangan di Irak berakhir.“

Pendapat umum dapat mempercepat penarikan pasukan demikian komentar Harian Inggris Times

“Bahwa Presiden Bush memutuskan menarik pelajaran dari Perang Vietnam sebagai inti argumentasinya untuk meminta kesabaran lebih besar di Irak, adalah politik yang berani. Sikap ini tidak begitu saja akan menggugah para politisi. Tapi pendapat umum di tanah airlah, yang dulu membawa konsekuensi menentukan untuk mempercepat penarikan pasukan Amerika Serikat dari Vietnam. Dan sekarang pendapat umum dapat memiliki pengaruh yang sama di Irak. Oposisi di Amerika Serikat yang menentang Perang Vietnam berhasil meraih titik puncaknya tahun 1968 lewat kampanye opini publik. Bagi mereka secara militer Hanoi adalah kekalahan besar, hal yang juga diakui. Secara politis tidak ada yang dapat menggoyah keinginan masyarakat Amerika Serikat untuk menarik mundur pasukannya.“

Sementara harian Italia La Repubblica menulis

“Irak seperti Vietnam. Akhirnya Bush melihat hal ini, setelah berbulan-bulan dan bertahun-tahun setiap upaya penggambaran bencana yang terjadi di Indocina dilempar keluar dari Gedung Putih. Tapi Bush membaca sejarah itu secara terbalik, untuk mencapai kesimpulan yang berlawanan. Masalahnya bukan invasi Amerika Serikat di Indocina, melainkan penarikan mundurnya. Jika kepresidenan Amerika Serikat merasa perlu sekali lagi menggali roh ini, yang berusaha mereka usir empat setengah tahun lalu, itu adalah karena menurut Bush inti dari perang melawan terorisme, sama seperti dalam perang melawan rejim komunis di masa lalu. Ini penyamarataan yang tidak masuk akal, yang menunjukkan seberapa besar keputusasaannya sehingga perlu melakukan propaganda seperti itu.