1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

050808 Bush Südkorea

5 Agustus 2008

Dengan pesawat kepresidenan, Air Force One, Presiden AS George W. Bush tiba di ibu kota Korea Selatan, Seoul. Tampaknya, ini merupakan lawatan terakhir ke Asia selama ia masih menjabat sebagai presiden AS.

Lawatan Presiden Bush ke Seoul diwarnai unjuk rasa warga Korea SelatanFoto: AP

Kedatangan Bush di Seoul, Selasa (05/08), mendapat sambutan tidak begitu hangat dari sebagian masyarakat Korea Selatan. Hal ini berkaitan dengan kelanjutan perjanjian impor daging sapi Amerika Serikat yang kontroversional beberapa saat lalu.

Masyarakat Korea Selatan takut akan penyakit sapi gila atau BSE. Walaupun akhirnya Amerika Serikat menyepakati hanya akan mengirim daging yang dinyatakan tidak berisiko dan berasal dari sapi yang umurnya tidak melebihi dua setengah tahun. Namun sikap masyarakat Korea Selatan ini beralasan lain juga:

"Kami unjuk rasa, agar Amerika Serikat menarik tentaranya dari Korea." Demikian seru seorang demonstran di Seoul.

Hingga kini Amerika Serikat masih menempatkan sekitar 30.000 tentara di zona perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara. Sebagian besar rakyat Korea Selatan melihat kehadiran tentara Amerika sebagai halangan upaya pemerintahannya untuk mengakhiri konfrontasi dengan Korea Utara.

Sedikitnya 23.000 polisi dikerahkan di Seoul untuk menangani para demonstran yang menentang Amerika Serikat.

Sementara itu, Presiden Korea Selatan Lee Myung-Bak mengatakan bertekad untuk memperat kemitraanya dengan Amerika Serikat. Tidak lama setelah dilantik sebagai presiden Februari lalu, Lee Myung-Bak berkunjung ke Amerika Serikat. Ia pun disambut dengan sangat terbuka. Bersamaan dengan itu, Lee bertekad untuk mengambil sikap yang lebih keras terhadap pemerintah di Pyongyang, sekaligus menuntut dari Korea Utara untuk mengakhiri program nuklirnya. Jika semua itu terpenuhi, Korea Selatan baru bersedia untuk memberikan keringanan.

Namun, dalam soal ini Lee dikejutkan oleh perubahan haluan politik Amerika Serikat. Setelah Korea Utara menyerahkan laporan program nuklirnya, Presiden Bush menghapus negara itu dari daftar negara yang dianggap mendukung teror serta menjanjikan untuk meringankan sanksi ekonomi. Yang menjadi pokok pembahasan pertemuan Lee dan Bush adalah bagaimana menghadapi Korea Utara di masa mendatang. Selain itu, juga akan dibahas rencana perjanjian dagang bebas antara kedua negara itu dan situasi di Afghanistan. Nampaknya presiden Bush akan meminta Lee untuk mempertimbangkan kembali pengerahan tentara Korea Selatan ke kawasan krisis.(an)