Cina mencabut bea masuk bagi 98 persen komoditas dari sembilan negara termiskin di Afrika. Langkah tersebut menguntungkan bagi Cina, tetapi diragukan bakal mampu menggerakkan dampak ekonomi berkelanjutan.
Iklan
Terhitung mulai 1 September 2022, semua komoditas pertanian dan tambang dari sembilan negara termiskin di Afrika yang masuk ke Cina mendapat pembebasan pajak. Negara-negara itu adalah Republik Afrika Tengah, Chad, Djibouti, Eritrea, Guinea, Mozambik, Rwanda, Sudan, dan Togo.
Sejumlah negara miskin di Asia juga diundang dalam skema tersebut.
Pembebasan bea masuk oleh Beijing diputuskan setelah kunjungan Presiden Xi Jinping pada KTT Afrika-Cina pada November 2021. Di sana, dia mengumumkan tekad menggandakan impor produk agrikultur Afrika.
Xi mencanangkan pertumbuhan volume impor menjadi sebesar USD300 miliar per tahun pada 2035. Saat ini Afrika, yang mengandalkan komoditas tani dan tambang, hanya mengekspor sejumlah kecil ke Cina.
Pada 2020, impor bahan pangan dan pertanian dari Afrika mencapai USD161 miliar, cuma mewakili 2,6 persen pada nilai total impor Cina. Kebijakan tarif yang baru diharapkan bisa memperlancar arus barang antarbenua.
Dampak Perubahan Iklim, Dunia Mengalami Krisis Air
Meningkatnya suhu dan gelombang panas yang ekstrem telah membuat negara-negara di seluruh dunia gersang. Bencana kekeringan melanda Cina, AS, Etiopia, hingga Inggris.
Foto: CFOTO/picture alliance
Krisis kelaparan di Tanduk Afrika
Etiopia, Kenya, dan Somalia saat ini mengalami kekeringan terburuk dalam lebih dari 40 tahun. Kondisi lahan kering menyebabkan masalah ketahanan pangan yang parah di wilayah tersebut, dengan 22 juta orang terancam kelaparan. Lebih dari 1 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena bencana kekeringan, yang diperkirakan akan berlanjut selama berbulan-bulan.
Foto: Eduardo Soteras/AFP/Getty Images
Sungai Yangtze mengering
Dasar sungai terpanjang ketiga di dunia, Sungai Yangtze, tersingkap karena krisis kekeringan melanda Cina. Permukaan air yang rendah berdampak pada distribusi dan pembangkit listrik tenaga air, dengan produksi listrik dari Bendungan Tiga Ngarai turun 40%. Sebagai upaya membatasi penggunaan listrik, beberapa pusat perbelanjaan mengurangi jam buka dan pabrik melakukan penjatahan listrik.
Foto: Chinatopix/AP/picture alliance
Hujan yang jarang terjadi di Irak
Irak yang sangat rentan terhadap perubahan iklim dan isu penggurunan terus berjuang mengatasi kekeringan yang terjadi selama tiga tahun berturut-turut. Sebuah situs Warisan Dunia UNESCO di selatan negara itu pun telah mengering. Bencana kekeringan berkontribusi pada kontraksi ekonomi sekitar 17% dari sektor pertaniannya selama setahun terakhir.
Foto: Ahmad Al-Rubaye/AFP
Pembatasan penggunaan air di Amerika Serikat
Pasokan air Sungai Colorado menyusut setelah curah hujan jauh di bawah rata-rata selama lebih dari dua dekade. Krisis ini diyakini sebagai yang terburuk dalam lebih dari 1.000 tahun. Sungai yang mengalir melalui barat daya Amerika Serikat dan Meksiko, memasok air bagi jutaan orang dan lahan pertanian. Sejumlah negara bagian diminta untuk mengurangi penggunaan air dari Sungai Colorado.
Foto: John Locher/AP Photo/picture alliance
47% wilayah Eropa terancam kekeringan
Eropa mengalami gelombang panas ekstrem, sedikit hujan, dan kebakaran hutan. Hampir setengah wilayah benua itu saat ini terancam kekeringan, yang menurut para ahli bisa menjadi yang terburuk dalam 500 tahun. Sungai-sungai besar termasuk Rhein, Po, dan Loire telah menyusut. Permukaan air yang rendah berdampak pada transportasi barang dan produksi energi.
Foto: Ronan Houssin/NurPhoto/picture alliance
Dilarang pakai selang di Inggris
Beberapa wilayah di Inggris berada dalam status kekeringan pada pertengahan Agustus. Krisis kekeringan parah sejak 1935 melanda negara itu di bulan Juli. Pihak berwenang mencatat suhu terpanas Inggris pada 19 Juli mencapai 40,2 derajat Celsius. Penggunaan selang air untuk menyiram kebun atau mencuci mobil tidak diperbolehkan lagi selama Agustus di seluruh negeri.
Foto: Vuk Valcic/ZUMA Wire/IMAGO
Masa lalu prasejarah Spanyol terbongkar
Spanyol sangat terdampak oleh krisis kekeringan dan gelombang panas. Kondisi tersebut telah memicu kebakaran hutan hebat yang menghanguskan lebih dari 280.000 hektar lahan dan memaksa ribuan orang mengungsi. Permukaan air yang surut di sebuah bendungan mengungkap lingkaran batu prasejarah yang dijuluki "Stonehenge Spanyol".
Foto: Manu Fernandez/AP Photo/picture alliance
Beradaptasi dengan dunia yang lebih kering
Dari Tokyo hingga Cape Town, banyak negara dan kota di dunia beradaptasi mengatasi kondisi yang semakin kering dan panas. Solusinya tak harus berteknologi tinggi. Di Senegal, para petani membuat kebun melingkar yang memungkinkan akar tumbuh ke dalam, yang bisa menampung air berharga di daerah yang jarang hujan. Di Cile dan Maroko, orang menggunakan jaring yang mampu mengubah kabut jadi air minum.
Foto: ZOHRA BENSEMRA/REUTERS
Berjuang untuk tetap terhidrasi
Setelah Cape Town, Afrika Selatan, nyaris kehabisan air pada tahun 2018, kota ini memperkenalkan sejumlah langkah untuk memerangi kekeringan. Salah satu solusinya adalah menghilangkan spesies invasif seperti pinus dan kayu putih, yang menyerap lebih banyak air dibanding tanaman asli seperti semak fynbos. Pendekatan berbasis alam telah membantu menghemat miliaran liter air. (ha/yf)
Foto: Nic Bothma/epa/dpa/picture alliance
9 foto1 | 9
Utang Afrika di tangan Cina
Ekonom Mozambik, Joao Mosca, meyakini skema bea masuk ini ”tidak akan berdampak apapun terhadap perekonomian negara,” tuturnya kepada DW. Menurutnya, Mozambik masih bergantung pada impor bahan pangan dan belum memiliki kapasitas ekspor yang mumpuni.
Cina adalah kreditur utama bagi Mozambik dan mitra dagang terbesar ketiga. Namun, arus perdagangan umumnya berjalan searah. Demi membiayai impor dari Cina, pemerintah Mozambik sudah mengalokasikan seporsi besar anggaran belanja.
Pembebasan tarif impor oleh Cina tidak membantu mengurangi defisit anggaran di Maputo atau mengendurkan beban utangnya, kata Mosca. Namun begitu, Beijing belakangan mulai tertarik kepada komoditas andalan Mozambik. Belum lama ini, Cina menggaet Korea Selatan untuk menggarap cadangan gas alam di Basin Rovuma, di Provinsi Cabo Delgado, yang akan mulai berproduksi tahun 2024.
Analis pasar meyakini, Beijing punya selera yang lebih besar terhadap cadangan gas Mozambik.
Iklan
Cina butuh komoditas Afrika
"Cina semakin bergantung pada suplai energi dan mineral dari Afrika, termasuk kobalt dan batu bara, yang dibutuhkan untuk industri teknologi tinggi,” kata Chenshen Yen, pakar Afrika di Universitas Chengchi, Taiwan.
"Saya yakin kebijakan tarif ini akan membantu Cina mengimpor lebih banyak bahan mentah dari Afrika dan memudahkan komoditas mineral Afrika untuk masuk ke Cina,” imbuhnya.
Energi Matahari Bawa Harapan di Lokasi Tanpa Listrik
04:07
Harry Verhoeven, peneliti di Center on Global Energy Policy di Colombia University, AS, mengatakan penghapusan bea masuk mineral dari Afrika tidak akan banyak berdampak pada aliran sumber daya alam Afrika ke Asia Timur yang saat ini pun sudah besar.
"Kebijakan itu hanya akan membuat biaya impor bagi pelaku usaha Cina menjadi lebih murah,” kata dia. Namun demikian, Verhoeven menilai peluang terbesar bagi Afrika adalah mendapat pengurangan tarif bagi produk manufaktur.
"Ada bukti-bukti yang mengindikasikan bahwa kebijakan Cina mengurangi bea masuk mendorong negara-negara Afrika melakukan diversifikasi ekspor.”
Situasi ini membuka peluang bagi Cina untuk memetik keuntungan, tuturnya. "Cina pada dasarnya berkata: ‘Lihatlah, selalu ada pilihan lain terhadap kebergantungan usang kalian terhadap Eropa dan AS.'”
Willam Young ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.