Sedikitnya 10 orang tewas dan lebih 1500 bangunan ludes terbakar akibat kobaran api yang tersebar di seluruh kawasan perkebunan di California. Lebih dari 20.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Foto: picture-alliance/Zuma/J. Gritchen
Iklan
Kobaran si jago merah terus melahap dengan cepat kawasan perkebunan penghasil minuman anggur di California Utara, Amerika Serikat, Senin (09/10) waktu setempat, menewaskan sedikitnya 10 orang dan memaksa pemadam kebakaran bekerja cepat untuk mengevakuasi ribuan warga.
Sebagian besar korban tewas berasal dari kawasan Sonoma, yang terletak di sebelah utara San Fransisco, sementara 20.000 warga yang mengungsi berasal dari daerah Napa dan Yuba, lokasi yang dilaporkan memiliki titik api terbanyak.
Kebakaran Hutan di Perancis
Pemadam kebakaran Perancis berjuang meredam api yang mengamuk di beberapa kawasan Cote d'Azur dan Corsica. Banyak penduduk harus dievakuasi.
Foto: Reuters/J.P. Pelissier
Jejak amukan api
Petugas pemadam kebakaran Perancis dikerahkan memerangi setidaknya delapan lokasi kebakaran yang berbeda di selatan negara itu, termasuk kebakaran hutan di Carros, dekat Nice.
Foto: picture-alliance/MAXPPP/F. Fernandes
Evakuasi
Penduduk desa Biguglia di Corsica harus dievakuasi.
Foto: Getty Images/AFP/P. Pochard-Casabianca
Pepohonan kering dan angin keras
Pejabat lokal di La Croix-Valmer dekat Saint-Tropez menggambarkan situasi di wilayahnya sebagai "kawasan bencana".
Foto: Getty Images/AFP/V. Hache
Kekurangan tenaga pemadam kebakaran
Perancis meminta bantuan ke negara-negara Uni Eropa karena kekurangan tenaga pemadam kebakaran.
Foto: picture-alliance/MAXPPP/D. Leriche
Pesawat bantuan dari Canada
Pesawat "pembom air" dari Canadair turut membantu memadamkan api.
Foto: Reuters/J.-P. Pelissier
Mencapai daerah tujuan wisata
Pantai Laut Tengah Perancis adalah daerah tujuan wisata utama. Di beberapa kawasan pada musim panas, jumlah pengunjung bisa tiga kali lebih banyak daripada jumlah penduduk lokalnya. (Teks: Janjevic, hp/ml)
Foto: Reuters/J.P. Pelissier
6 foto1 | 6
Warga yang terkena dampak kebakaran lahan perkebunan itu menuturkan perjuangan mereka untuk dapat keluar dari kepungan api dan asap.
Seolah Armageddon
Mike Turpen, 38, menceritakan saat ia berada di sebuah bar di kota Glen Ellen, kawasan bersejarah di Sonoma, seseorang yang menggunakan 'masker pelindung pernafasan' berlari sambil memerintahkan warga untuk segera menyelamatkan diri.
Turpen menambahkan "seakan-akan seperti Armageddon sedang terjadi," ketika ia mengemudikan mobilnya melaju secepat mungkin ke rumahnya. "Seluruh dahan pada tiap pohon terbakar." Pria ini sempat memutuskan untuk berdiam di dalam rumahnya, namun ia akhirnya menyadari menjadi orang terakhir di permukiman tersebut, rumah dan pekarangan warga telah hangus terbakar dan jalanan pun kosong tanpa lalulintas.
Warga lainnya, Jesus Torres kepada CBS menceritakan bahwa dia dan keluarganya "dapat melihat langit yang semakin memerah: kami tidak menyadari bahwa itu adalah kobaran api hingga detik terakhir karena tiba-tiba asap ada dimana-mana." Keluarganya tak sempat menyelamatkan barang milik apapun sebelum melarikan diri meninggalkan rumah mereka.
Darurat Kebakaran
Ganasnya kobaran api serta luasnya lahan yang terbakar mendesak petugas penyelamat sepenuhnya hanya berfokus untuk menyelamatkan warga, meski berarti upaya memadamkan api menjadi tersendat. Akibatnya jumlah rumah dan gedung di kawasan bisnis yang hangus terbakar mencapai lebih 1500 bangunan pada Senin petang (09/10).
7 Fakta Mengerikan Kebakaran Hutan di Indonesia
Bukan saja memukul perekonomian, kebakaran hutan di Indonesia juga mendatangkan berbagai masalah besar lainnya, terutama masalah kesehatan dan lingkungan.
Foto: Reuters/D. Whiteside
Hutan Musnah
Sekitar 1,7 juta hektar hutan dan perkebunan di Sumatera dan Kalimantan musnah dilalap api. Demikian menurut data yang dikeluarkan pemerintah.
Foto: Reuters/D. Whiteside
Udara Tercemar
Sejauh ini, kebakaran hutan di Indonesia tahun telah melepaskan sekitar 1,7 miliar ton karbon dioksida (CO2). Jumlah ini dua kali lipat dari jumlah karbon dioksida yang diproduksi Jerman per tahunnya. Tahun 2014 lalu, sekitar 800 juta ton CO2 dilepaskan Jerman di udara.
Foto: Reuters/S. Teepapan
Emisi Tinggi
Para peneliti memperkirakan, pada bulan September dan Oktober, emisi CO2 dari kebakaran hutan di Indonesia per harinya melebihi emisi rata-rata harian dari seluruh kegiatan ekonomi di Amerika Serikat.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Indahondo
Senyawa Mematikan
Penelitian di Kalimantan Tengah menunjukkan adanya senyawa berbahaya di udara, termasuk ozon, karbon monoksida, sianida, amoniak, formaldehida, oksida nitrat dan metana.
Foto: Getty Images/AFP/A. Qodir
Korban Kebakaran Hutan
Sampai sekarang, kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan sedikitnya telah menewaskan 10 orang. Dan akibat kabut asap, 500.000 orang terserang penyakit, terutama masalah pernafasan.
Foto: Getty Images
Partikel Halus Berbahaya
Di wilayah lahan gambut yang terbakar, level partikulat atau partikel halus meningkat menjadi lebih dari 1.000 mikrogramm per meter kubik udara. Angka ini tiga kali lebih besar dari tingkat yang dianggap berbahaya.
Foto: Reuters/Antara Foto/N. Wahyudi
Biang Keladi
20 persen dari penyebab kebakaran hutan di Indonesia diperkirakan akibat pembalakan hutan untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit. Tahun 2014, Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia, memasok setengah dari kebutuhan minyak sawit dunia.
Foto: CC/a_rabin
7 foto1 | 7
Gubernur California, Jerry Brown langsung menetapkan 8 lokasi di California Utara dalam kondisi darurat. Dalam pernyataan resminya, Brown menyebutkan bahwa kebakaran telah merusak infrastuktur penting dan mengancam permukiman warga, yang mengakibatkan ribuan penduduk harus dievakuasi. Dia pun meminta Presiden Trump untuk mengumumkan bencana besar.
"Ini benar-benar serius. Kobaran bergerak cepat. Panas, kurangnya kelembaban dan angin, semua menyebabkan situasi yang sangat berbahaya dan membuat kondisi semakin lebih buruk," kata gubernur pada sebuah konferensi seperti yang dikutip dari New York Times.
Layanan pemadam kebakaran California melaporkan Senin malam tercatat ribuan titik api pada lahan seluas sekitar 73.000 hektar yang membentang di wilayah sejauh 322 km dari utara Bay Area, dari Napa ke Redding.
Penyebab tidak diketahui
Pihak berwenang belum mengetahui penyebab kebakaran. Apalagi tidak biasanya kebakaran hutan dan semak terjadi di kawasan itu pada bulan Oktober. Petugas pemadam kebakaran California menyebutkan tidak biasanya banyak titik api yang muncul secara bersamaan. Kali ini berdasarkan laporan yang diterima terdapat 15 titik kebakaran di lokasi terpisah.
Ken Pimlott, direktur Departemen Kehutanan dan Perlindungan Kebakaran menyebutkan kebakaran kali ini terjadi dengan 'kecepatan tinggi'. Kobaran api menjalar secara cepat karena tiupan angin berkecepatan 80 km per jam.
Imbauan juga disuarakan Pemantau Cuaca Nasional AS yang memperingatkan warga di San Fransisco, dengan menyebutkan "kobaran api bisa jadi menyebar secara cepat".
ts/as (ap, afp, new york times.com)
Dampak Perubahan Iklim Sudah Landa Dunia
Efek perubahan iklim sudah terasa. Pakar iklim peringatkan, jika kenaikan suhu global lebihi rata-rata 2 derajat Celsius, dampaknya akan fatal. Inilah beberapa bukti bencana yang sudah melanda akibat perubahan iklim:
Foto: picture-alliance/dpa
Kabut Asap Cekik Asia Tenggara
Kebakaran hutan di Indonesia yang dipicu fenomena iklim El Nino, durasinya bertambah panjang dari biasanya. Akibatnya negara tetangga Malaysia, Singapura dan Thailand dicekik kabut asap berbulan-bulan. Kuala Lumpur disergap asbut berminggu-minggu (foto). Beberapa kali pemerintah negara jiran terpaksa meliburkan sekolah dan Kantor pemerintahan, akibat kadar cemaran lebihi ambang batas aman.
Foto: MOHD RASFAN/AFP/Getty Images
Masalah Kesehatan Dipicu Kabut Asap
Kalimantan dan Sumatra sudah langganan disergap kabut asap akibat kebakaran hutan. Tapi serangan kabut asap tahun ini jauh lebih hebat dan panjang dibanding tahun tahun sebelumnya. NASA melaporkan penyebabnya: fenomena iklim El Nino yang Alami perubahan pola. Akibatnya lebih 500.000 warga menderita infeksi saluran pernafasan akibat kabut asap.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Smog di Cina Berkategori Berbahaya
Kadar Smog di Cina telah lewati ambang batas aman yang ditetapkan WHO. Ibukota Beijing dan sejumlah kota besar lainnya menderita tercekik Smog yang terutama berasal dari pambakaran batubara secara intensif. Ekonomi Cina sangat tergantung dari pembangkit listrik batubara. Dampaknya adalah masalah kesehatan bagi jutaan warga
Foto: Getty Images/K. Frayer
Neraka Kebakaran Hutan
Amerika juga tak luput dilanda dampak perubahan iklim. Kebakaran hutan di California September 2015 melalap kawasan ribuan Hektar. Lebih 10.500 pemadam kebakaran dikerahkan. Tapi tetap saja api melumat 1400 rumah milik warga. Api menyala sendiri akibat kemarau panjang dan kekeringan hutan yang dipicu fenomena iklim El Nino.
Foto: picture-alliance/dpa
Masalah Sosial Dipicu Kemarau Panjang
Kemarau panjang dan kekeringan dipicu perubahan iklim, timbulkan masalah sosial berat di negara berkembang. Terutama anak perempuan yang jadi korban. Organisasi bantuan "Kindernothilfe" mencatat, kasus perkawinan dini meningkat. Pasalnya orang tua tak mampu lagi memberi makan keluarganya. Menikahkan dini anak perempuan berarti satu beban berkurang dan dari uang mahar anak lain bisa diberi makan.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Burgi
Banjir Makin Kerap Datang
Di belahan bumi lainnya terjadi fenomena kebalikan. Curah hujan makin tinggi dan badai makin sering melanda. Banjir yang tak kenal musim memaksa jutaan orang bermigrasi. Angka kemiskinan hingga 2030 diramalkan meningkat drastis. Bencana lingkungan di kawasan Afrika dan Asia Selatan memicu gagal panen, kelaparan dan wabah penyakit.
Foto: picture-alliance/dpa
Angin Topan Membuat Sengsara
Ini bukan pemandangan mistis, melainkan citra udara dari atas pulau Luzon di Filipina yang tergenang banjir setelah dilanda angin topan. Ratusan tewas akibat tanah longsor dan banjir. 50.000 warga jadi tuna wisma dan terpaksa mengungsi. Filipina dilanda 20 topan hebat setiap tahunnya.
Foto: picture-alliance/dpa
Eropa Juga Terimbas
Pemanasan global dan perubahan iklim juga berdampak di Eropa. Sungai Rhein yang melintasi beberapa negara dan penting sebagai urat nadi lalu lintas air, kini nyaris kering akibat tak turun hujan selama berbulan-bulan. Dampak ekonominya, transportasi barang kini mengandalkan moda darat yang jauh lebih mahal.
Foto: picture-alliance/dpa
Terumbu Karang Mati massal
Kematian massal terumbu karang juga melanda kawasan luas di bawah laut. Terumbu karang ini berwarna pucat, sebuah indikasi koloni binatang ini nyaris mati. Koral Yang sehat berwarna indah cemerlang. Pemicu kematian massal terumbu karang adalah makin hangatnya suhu air laut, yang memicu stress dan pertumbuhan ganggang beracun.
Foto: imago/blickwinkel
Beruang Kutub Terancam Punah
Beruang kutub menjadi simbol bagi perubahan iklim. Akibat lumernya lapisan es abadi di kutub utara, binatang ini kehilangan habitat alaminya. Tidak ada lapisan es, berarti beruang kutub tidak bisa berburu mangsanya dan akan mati kelaparan. Ramalan pesimistis menyebutkan: hingga 2050 populasi beruang kutub akan menyusut hingga tinggal 30 persen dari populasi saat ini.