Calon Erdogan Kalah Lagi di Pemilu Ulang Wali Kota Istanbul
24 Juni 2019
Calon oposisi Ekrem Imamoglu kembali mengalahkan kandidat yang diusung Presiden Recep Tayyip Erdogan. Pemilihan wali kota Istanbul diulang setelah partai Erdogan AKP memrotes kekalahan tipis mereka.
Iklan
Pemilu ulang wali kota Istanbul hari Minggu (23/06) menjadi pukulan telak bagi Presiden Recep Tayyip Erdogan dan calon wali kota dari partainya AKP, mantan Perdana Menteri Binali Yildrim. Kalau dalam pemilu pertama Yildrim hanya kalah sekitar 17.000 suara, kali ini selisih kekalahannya mencapai hampir 800 ribu suara.
Ekrem Imamoglu dari Partai Rakyat Republik sekuler (CHP) mendapatkan 54,21 persen suara. Tiga bulan lalu, dia juga memenangkan pemilu wali kota tapi dengan selisih suara tipis.
Ketika itu Partai Presiden Erdogan AK mengajukan protes setelah Komisi Pemilu menyatakan kemenangan Imamoglu. Pengadilan kemudian memutuskan pembatalan hasil pemilu itu karena AK menuduh terjadi penyimpangan yang luas. Keputusan untuk melakukan pemilu ulang sempat dikritik di dalam dan luar negeri.
Namun kali ini kemenangan Imamoglu terlalu besar, sehingga sulit untuk diganggu-gugat.
"Di kota ini, hari ini, Anda telah memperbaiki demokrasi. Terima kasih Istanbul," kata Imamoglu di hadapan pendukungnya di Istanbul.
"Kami datang untuk merangkul semua orang," tambahnya. "Kami akan membangun demokrasi di kota ini, kami akan membangun keadilan. Di kota yang indah ini, saya berjanji, kami akan membangun masa depan."
Setelah Binali Yildrim tampil di depan publik dan mengakui kekalahannya, Presiden Recep Tayyip Erdogan akhirnya lewat media sosial mengucapkan selamat kepada Imamoglu atas kemenangan mereka.
Istanbul kota bergengsi
Erdogan pernah mengatakan, siapa yang memenangkan Istanbul akan memenangkan Turki. Dia sendiri pernah menjabat sebagai wali kota Turki, sebelum dikenal secara nasional dan akhirnya terpilih sebagai perdana menteri kemudian sebagai presiden.
AKP memiliki dukungan luas di kalangan konservatif Turki. Namun kesulitan ekonomi dan krisis keuangan membuat pemerintahan Erdogan makin mengencangkan kontrol untuk meredam protes. Banyak wartawan dan politisi kritis yang ditahan dan dipenjara.
Setelah keputusan Erdogan untuk membatalkan pemilihan Maret, nilai tukar mata uang Turki yang sudah jatuh pun kian anjlok. Banyak warga Turki mulai khawatir dengan masa depannya dan berpaling dari Erdogan yang semakin otoriter.
"Hasil pemilihan ulang ini adalah salah satu tanda berakhirnya kediktatoran," kata Gulcan Demirkaya, seorang ibu rumah tangga berusia 48 tahun di distrik Kagithane yang dulu menjadi basis AKP di Istanbul.
Setelah kemenangan oposisi dalam pemilu di Istanbul, pasar saham hari Senin (24/06) menunjukkan kebangkitan dan nilai tukar mata uang Lira menguat.
Bandara Baru Istanbul Mulai Beroperasi
Setelah pembukaan bandara Istanbul yang baru pertengahan tahun lalu, kini maskapai Turkish Airlines akan pindah ke bandara yang diprediksi terbesar di dunia ini.
Penerbangan pertama di bandara yang baru dimulai pada Sabtu (6/6). Kepindahan secara besar-besaran dari Turkish Airlines ini mengharuskannya memindahkan sekitar 47.300 ton alat berat, termasuk kendaraan derek pesawat yang masing-masing seberat 44 ton. Total dari kargo yang digunakan setara dengan 5000 buah truk dan lebih dari 1800 pekerja dikerahkan untuk proses pemindahan ini.
Foto: Reuters/M. Sezer
Menara yang menarik perhatian
Seberapa banyak dukungan keuangan untuk pembangunan ini mungkin tidak akan terungkap dalam sepuluh tahun ke depan atau lebih. Ini adalah sebuah proyek prestisius dari Presiden Recep Tayyip Erdogan. Erdogan hadir dalam selebrasi pembukaan menara tahun 2018, yang juga menyajikan pertunjukan megah.
Foto: Getty Images/C. McGrath
Mengatur pemadangan dari atas
Saat ini bandara Istanbul memiliki 90 juta penumpang per tahun. Angka ini diprediksi naik menjadi lebih 200 juta tahun 2019. Bandara yang dibangun dengan dana sebesar 20,5 juta Euro ini diperkirakan dapat menampung sebanyak 500 pesawat, termasuk 2000 kali lepas landas dan pendaratan per hari. Saat ini, Atlanta adalah bandara tersibuk di dunia dengan lalu lintas penumpang hampir 104 juta per tahun.
Foto: picture-alliance/AA/UGA
Perpisahan dengan bandara Istanbul Ataturk
Maskapai Turkish Airlines akan memboyong seluruh 280 unit pesawatnya. Sebanyak 151 unit akan terbang dari bandara Ataturk. Sementara 129 unit lainnya akan menuju Istanbul dari penerbangan luar negerinya. Bandra Ataturk telah ditutup pada Minggu (7/4) lalu. Bandara lainnya, yakni Sabiha Gokcen di sisi Asia Turki tetap akan beroperasi.
Foto: picture-alliance/M. Mainka
Antisipasi besar-besaran
Maskapai Turkish Airlines pindah ke markas terbarunya pekan lalu. Kepindahan dimulai pada Jumat malam (5/4). "Di pagi hari saat mentari bersinar, di saat itulah pesawat-pesawat Turkish Airlines lepas landas dan mendarat," ujar CEO Bilal Eksi.
Foto: Getty Images/AFP/V. Hache
Langkah ambisius berikutnya
Saat ini Istanbul masih miliki tiga bandara. Namun bandara Ataturk tidak dapat lagi beroperasi karena lokasinya yang di tengah kota. Bandara Istanbul yang baru dibangun di atas lahan hijau di pinggir kota. Bandara ini diproyeksikan sebagai pusat bagi lalu lintas penerbangan Eropa dan Asia. Bandara ini diyakini menjadi yang terbesar di dunia.
Foto: Reuters/M. Sezer
Akhirnya dimulai
Setelah beberapa kali penundaan, bandara yang baru akhirnya secara penuh dioperasikan pekan lalu. Namun inaugurasi bandara yang baru telah dilangsungkan pada Hari Republik Turki pada 29 Oktober, 2018. Saat itu masih banyak fasilitas bandara dalam tahap pembangunan. Baru sekarang bandara resmi beroperasi sepenuhnya menggantikan bandara Ataturk.
Foto: picture-alliance/AA/K. Ozer
Protes soal kondisi pekerja
Meski proyek pembangunan bandara ini berhasil diselesaikan sesuai tenggat waktu, tidak semuanya berjalan mulus. Kondisi kerja di lokasi pembangunan memicu banyak protes. Banyak pekerja meninggal dunia akibat cuaca di lokasi yang kerap berangin dan berkabut. Sebagai tambahan, lalu lintas udara di sini juga bisa terganggu oleh migrasi burung dari Eropa ke Asia dan sebaliknya. (Text: Jo Harper) ga