1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikEkuador

Calon Presiden Ekuador Ditembak Mati usai Hadiri Kampanye

10 Agustus 2023

Fernando Villavicencio baru saja meninggalkan tempat kampanye di ibu kota Quito ketika suara tembakan terdengar. Dia merupakan mantan jurnalis yang dikenal dengan sikap tegasnya melawan korupsi di negara itu.

Kandidat presiden Ekuador Fernando Villavicencio menyapa para pendukungnya saat menghadiri kampanye di Quito (09/08/23)
Fernando Villavicencio adalah mantan jurnalis yang mengkritik korupsi di pemerintahan sebelumnyaFoto: Karen Toro/REUTERS

Kandidat presiden Ekuador Fernando Villavicencio terbunuh seusai menghadiri kampanye pada hari Rabu (09/08) malam. Rekaman dari insiden tersebut menunjukkan Villavicencio berjalan meninggalkan acara dan memasuki kendaraannya ketika tiba-tiba terdengar suara tembakan.

Villavicencio pun terluka dan dibawa ke pusat medis terdekat, sebelum akhirnya meninggal dunia. Selain itu, beberapa orang lainnya yang turut hadir dalam acara tersebut juga ikut terluka, tetapi belum ada jumlah pasti orang yang terkena tembakan.

Beberapa orang lainnya yang berada di lokasi kejadian juga mengalami luka-lukaFoto: STR/AFP/Getty Images

"Rakyat Ekuador menangis dan Ekuador terluka parah," kata penasihat kampanye Villavicencio, Patricio Zuquilanda, kepada tim AP. "Politik seharusnya tidak boleh menyebabkan kematian anggota masyarakat mana pun," tambahnya.

Tersangka penembakan dalam insiden tersebut juga dinyatakan meninggal dunia akibat luka yang dideritanya saat terjadi baku tembak dengan polisi setempat, menurut kantor Kejaksaan Agung.

Villavicencio merupakan salah satu dari delapan kandidat dalam pemilihan presiden (pilpres) Ekuador yang dijadwalkan pada tanggal 20 Agustus mendatang. Jajak pendapat secara konsisten menempatkannya di posisi kelima dalam beberapa minggu terakhir.

Presiden Ekuador bersumpah untuk mengatasi kejahatan terorganisir

Presiden Ekuador Guillermo Lasso mengatakan bahwa kematian Villavicencio merupakan "kejahatan yang terorganisir" dalam sebuah cuitannya di media sosial X, dan bertekad untuk menjerat para pelaku ke pengadilan.

Insiden ini terjadi selang beberapa minggu setelah pemilu di EkuadorFoto: STRINGER/AFP/Getty Images

"(Saya) marah dan terkejut dengan insiden pembunuhan calon presiden Fernando Villavicencio," kata Lasso. "Untuk mengenangnya dan untuk perjuangannya, saya berjanji bahwa kejahatan ini tidak akan luput dari hukum," tegasnya.

Presiden Lasso mengatakan bahwa dia akan mengadakan pertemuan darurat dengan para pejabat tinggi keamanan perihal insiden penembakan ini. Presiden Ekuador itu juga telah mengirimkan pesan belasungkawanya kepada keluarga Villavicencio.

"Simpati dan belasungkawa saya sampaikan kepada istri dan anak-anak perempuannya," tulis Lasso dalam sebuah unggahan.

Mantan Wakil Presiden Ekuador, Otto Sonnenholzner, yang juga merupakan salah seorang kandidat presiden, mengatakan bahwa, "kami menuntut Anda untuk melakukan sesuatu" dalam sebuah konferensi pers setelah insiden penembakan itu terjadi.

"Kami sekarat, tenggelam dalam lautan air mata, dan kami tidak pantas untuk hidup seperti ini," tambah Sonnenholzner.

Villavicencio dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami luka tembakanFoto: Juan Diego Montenegro/AP Photo/picture alliance

Siapakah Fernando Villavicencio?

Villavicencio, 59 tahun, adalah mantan anggota serikat pekerja di perusahaan minyak negara Petroecuador, yang kemudian berpindah haluan menjadi seorang jurnalis yang mengecam dugaan kerugian jutaan dolar dalam kontrak perdagangan minyak.

Pada tahun 2017, Villavicencio terpilih menjadi anggota Majelis Nasional Ekuador dan merupakan salah satu anggota parlemen hingga Mei 2023 mendatang. Dia juga merupakan salah satu dari delapan kandidat dalam pilpres mendatang, yang didukung oleh Gerakan Membangun Ekuador.

Villavicencio adalah salah satu kandidat yang paling kritis dalam menentang persoalan korupsi, terutama pada masa pemerintahan mantan Presiden Rafael Correa yang menjabat dari tahun 2007 hingga 2017.

Zuquilanda mengatakan bahwa Villavicencio telah menerima banyak ancaman pembunuhan dalam beberapa minggu terakhir. Bahkan, Villavicencio sampai harus selalu bepergian dengan perlindungan polisi di tengah epidemi kekejaman komplotan di negara itu.

Villavicencio sudah menikah dan dikaruniai lima orang anak.

Simpati dan kecaman dari negara lain

Luisa Gonzalez, yang merupakan kandidat terdepan dalam sebuah jajak pendapat, turut menyampaikan belasungkawanya.

"Insiden ini membuat kita semua berduka, belasungkawa saya untuk semua keluarganya," ungkap Gonzalez. "Tindakan keji seperti ini tidak akan pernah dibiarkan begitu saja!"

Kandidat lainnya, Daniel Noboa, mengatakan bahwa pembunuhan itu merupakan "serangan terhadap negara, demokrasi, dan perdamaian bagi seluruh rakyat Ekuador."

Tak hanya dalam negeri, insiden penembakan ini juga dikecam dari luar negeri.

"Kami mendesak semua kandidat untuk memperkuat langkah-langkah keamanan mereka dan meminta pihak berwenang untuk memberikan dukungan yang diperlukan demi menjamin integritas para calon dalam proses pemilihan," tegas Organisasi Negara-negara Amerika dalam sebuah pernyataan.

Tersangka meninggal dunia akibat luka-luka, setelah baku tembak dengan polisiFoto: Juan Diego Montenegro/AP Photo/picture alliance

"Keamanan para kandidat merupakan hal yang mendasar untuk menjaga kepercayaan terhadap sistem demokrasi," tambah organisasi tersebut.

Duta Besar AS untuk Ekuador, Mike Fitzpatrick, mengatakan bahwa dia "sangat kecewa" dengan terjadinya insiden pembunuhan tersebut. Dia menyebut Villavicencio sebagai "pejuang melawan korupsi dan penjahat narkotika yang telah melakukan begitu banyak perubahan di Ekuador."

kp/ha (EFE, Reuters, AFP, AP)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait