Cara Kurangi Jejak Karbon Saat Streaming Video dan Main Game
12 September 2020
Dengan teknologi transmisi yang tepat, menonton lewat streaming video dan bermain game kegemaran kini bisa jadi lebih ramah lingkungan.
Iklan
Kegiatan streaming video dan bermain game dengan definisi tinggi dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca yang signifikan tergantung dari teknologi yang digunakan, demikian menurut sebuah studi yang didukung pemerintah Jerman yang dirilis pada Kamis (10/09).
Laporan yang diterbitkan oleh Badan Lingkungan Federal Jerman tersebut menghitung jumlah karbon dioksida yang dihasilkan oleh pusat data tempat penyimpanan material yang kemudian akan disalurkan ke konsumen dengan menggunakan teknologi transmisi.
Dalam laporan ini disimpulkan bahwa streaming video melalui kabel serat optik menghasilkan jumlah emisi CO2 paling rendah, yakni 2 gram per jam. Sementara transmisi data yang menggunakan kabel tembaga (VDSL) dapat menghasilkan karbon sebanyak dua kali lipat. Sedangkan teknologi seluler 3G menghasilkan 90 gram CO2 per jamnya.
Menteri Lingkungan Hidup Jerman, Svenja Schulze, mengatakan bahwa studi tersebut merupakan upaya untuk membantu menyediakan data yang solid bagi para pembuat keputusan. Infrastruktur digital menjadi semakin penting saat negara-negara berusaha mengurangi emisi gas rumah kaca yang memanaskan atmosfer.
“Adalah mungkin untuk dapat mengalirkan data tanpa menimbulkan dampak negatif pada iklim jika Anda melakukannya dengan benar dan memilih metode yang tepat untuk transmisi data,” ujar Schulze. “Dari perspektif lingkungan, menyiapkan lebih banyak hotspot WiFi publik adalah ide yang baik karena lebih ramah terhadap iklim bila dibandingkan dengan streaming di jaringan seluler,” kata Schulze.
Teknologi terbaru bantu kurangi emisi
Penulis laporan tersebut juga mengatakan bahwa streaming melalui teknologi seluler generasi mendatang, yang dikenal dengan 5G, akan menghasilkan emisi karbon dioksida sebesar 5 gram per jam. Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi terbaru yang meluas dapat membantu mengurangi konsumsi energi.
Perjalanan Panjang Game, Dari Resolusi Piksel Sampai Virtual Reality
Tidak bisa dimungkiri, keberadaan video game telah mendorong terjadinya kemajuan teknologi. Seiring waktu, genre baru dan dunia game digital baru pun bermunculan.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Gateau
Garis, titik dan pesawat luar angkasa
Jauh sebelum video game masuk ke ruang keluarga dan kamar tidur anak-anak, mereka awalnya ditemukan di universitas dan menunjukkan betapa hebatnya kemampuan dari sebuah komputer. Game spacewar! dari tahun 1962 adalah salah satu permainan komputer pertama, yang dikembangkan oleh ilmuwan komputer Steve Russel, bekerja sama dengan Martin Graetz dan Wayne Wiitanen, di MIT, universitas terkenal di AS.
Foto: Computer Recreations, Inc./Steve Russel
Bermain game di rumah
Seiring berjalannya waktu, ukuran komputer menjadi semakin kecil. Sejak akhir 1970-an, komputer rumahan dan konsol game digital dapat diakses oleh siapa saja yang bersedia membayar tunai. Hari ini, grafis dan ruang lingkup game menjadi sangat terbatas. Hal ini sedikit dipengaruhi oleh kurangnya imajinasi dan lebih banyak berkaitan dengan kekuatan komputasi mesin.
Game fiksi ilmiah Elite dari 1984 telah membuat komputer bekerja sampai batas maksimal. Duduk di kokpit pesawat luar angkasa, pemain dapat menjelajahi luar angkasa secara real time dan menemukan galaksi dan lebih dari 1.000 planet. Elite membuka dunia baru bagi para pemain, dan dianggap sebagai salah satu pelopor permainan terbuka dunia, yang sangat populer saat ini.
Foto: picture-alliance/dpa/K. Staedele
Save? OK!
Masalah menjengkelkan lainnya adalah konsol 8-bit awal, seperti Nintendo Entertainment System (NES) tidak memiliki fungsi memori. Jadi untuk melihat akhir pertandingan, pemain harus terus bermain. Ketika konsol dimatikan, skor akan hilang. Hal ini berubah dengan konsol generasi baru, dan memungkinkan para pembuat game untuk menciptakan lebih banyak dunia game.
Foto: Nintendo EAD
Dari 2D ke 3D
Game menembak pertama yang muncul adalah Doom (1993) dan Quake (1996). Meskipun jenis permainan ini mempengaruhi pemainnya karena brutalitas yang ditunjukkan (kedua game ini dilarang di Jerman hingga 2011), kemampuan programming dari pembuatnya sangat fenomenal. Untuk pertama kalinya, mereka menciptakan dunia 3D di mana para pemain bisa bergerak bebas. Hal itu adalah sebuah revolusi saat ini.
Foto: id Software
Fotorealisme dan musik
Munculnya CD-ROM mendorong pengembangan game digital semakin lebih jauh. Disket memiliki kapasitas penyimpanan 1,4 MB, sedikit lebih banyak dari modul konsol. CD di sisi lain memiliki kapasitas 700 MB, dan membuka jalan untuk tampilan dan editing seperti di dalam film, grafis fotorealisme dan suara berkualitas tinggi. Beberapa bahkan menggunakan PlayStasions mereka sebagai pemutar CD.
Foto: Cyan Worlds
Grafis kualitas tinggi
Saat ini banyak game dari era 3D awal sudah tidak dapat dimainkan, karena grafis yang belum teruji pada masanya. Ketika kartu grafis semakin canggih, para pemain semakin dimanjakan. Apa yang terlihat bagus dulu, sekarang sudah ketinggalan zaman. Game menembak Halo dari tahun 2001 misalnya dianggap memiliki grafis terbaik pada masanya.
Foto: Bungie
Beranjak dari sofa!
Perusahaan Jepang Nintendo membuat terobosan baru dengan konsol Wii pada tahun 2006. Controller akan bereaksi terhadap gerakan pemainnya, menyebabkan beberapa diantaranya berkeringat. Bahkan, orang tua yang bermain menggunakan konsol ini dapat membuat mereka bermain bowling dan tenis lagi. Tak hanya itu, game kebugaran dan tari menjadi booming. Pabrik lain juga mulai mengembangkan kontrol gerak.
Foto: picture-alliance/maxppp/B. Fava
Waktunya memberi makan domba..
Seiring dengan perkembangan internet, game di browser pun bermunculan, juga di smartphone. Dengan gampang, game-game kasual seperti itu merajai pasar game dan menghasilkan pendapatan tinggi hingga saat ini. Namun, game tersebut sering diejek karena grafis terlalu dasar dan tidak kompleks.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Warnecke
Bermain sambil bepergian
Mengumpulkan pokemon dan bertarung menjadi populer sejak game ini dirilis pada 1996. Namun dengan dirilisnya Pokemon Go pada tahun 2016, monster-monster kecil dan lucu itu melompat dari dunia digital ke dunia reality berkat teknologi Augmented Reality (AR). Hal ini memungkinkan para pemain untuk berkeliling di dunia nyata mencari monster-monster digital itu sambil bersaing dengan pemain lainnya.
Foto: picture-alliance/ANN
Terlibat secara total
Teknologi Virtual Reality (VR) memungkinkan pemain untuk terlibat lebih jauh di dalam permainan. Namun sejauh ini, game tersebut belum mampu bersaing di pasar yang lebih luas, meskipun menawarkan banyak konsep permainan yang inovatif. Satu kelemahan besarnya: beberapa pemain jatuh sakit setelah bermain VR. (gtp/vlz)
Foto: picture-alliance/dpa/C. Gateau
11 foto1 | 11
Sementara itu pusat penyimpanan data atau data centers hanya menyumbang sebagian kecil dari keseluruhan penggunaan energi, tapi jumlahnya bervariasi tergantung pada seberapa efisien penggunaan dan pendinginan server, menurut laporan tersebut.
Dirk Messner, Presiden Badan Lingkungan Hidup Jerman, mengatakan “ini adalah kabar baik bagi orang-orang yang suka menonton film dan serial. Anda dapat menggunakan layanan streaming di rumah dengan kabel serat optik atau VDSL tanpa harus merasa bersalah tentang iklim,” ujar Messner.
Christian Stoll, ahli energi yang tidak terlibat dalam penelitian ini mengatakan bahwa angka-angka dalam penelitian tersebut tampak masuk akal. Namun ia menggarisbawahi bahwa penelitian itu tidak memperhitungkan jumlah listrik yang dikonsumsi oleh perangkat yang digunakan untuk menonton video.
“(Konsumsi listrik oleh perangkat) adalah bagian penting dari total emisi,” ujar Stoll yang juga adalah peneliti di Pusat Pasar Energi Universitas Teknik München dan Pusat Penelitian Kebijakan Energi dan Lingkungan MIT.