Catalonia hari Kamis (21/12) melangsungkan pemilihan umum baru, setelah parlemen dan pemerintahan sebelumnya dibekukan oleh pemerintah Spanyol. Tapi isu perpecahan tetap aktual.
Iklan
Pemungutan suara hari Kamis (21/12) akan menjadi ajang persaingan ketat bagi kubu pro independen yang ingin memisahkan diri dari Spanyol dengan kubu pro persatuan yang tetap ingin kawasannya menjadi bagian dari Spanyol. Menurut jajak pendapat terakhir, kedua kubu bersaing dengan perbedaan tipis, sehingga sulit diprediksi, kubu mana yang akan mendapat suara mayoritas.
Pimpinan kubu pro independen Carles Puidgemont masih berada di Belgia, setelah melarikan diri dari Barcelona karena ancaman penahanan yang dikeluarkan pemerintah pusat di Madrid. Pemerintah Spanyol menuduh Carles Puidgemont dan tokoh-tokoh partainya melakukan makar, setelah mereka melangsungkan referendum kemerdekaan 1 Oktober lalu sekalipun Madrid dengan tegas melarangnya.
Yang jadi taruhan dalam krisis dalam negeri Spanyol ini adalah perkembangan ekonominya. Kawasan Catalonia, terutama ibukotanya, Barcelona, adalah salah satu tujuan wisata utama dunia. Setelah terjadi sengketa berkepanjangan, angka wisatawan turun drastis. Selain itu, sekitar 3000 perusahaan telah memindahkan kantor pusatnya dari Catalonia ke kawasan lain.
Melarikan diri ke Brussels
Setelah memenangkan referendum 1 Oktober lalu, para pemimpin separatis bersikeras mendeklarasikan kemerdekaan Catalonia. Tanggal 27 Oktober, parlemen Catalonia mendeklarasikan kemerdekaan secara sepihak.
Langkah itu segera dijawab oleh pemerintah Spanyol dengan sanksi drastis: Pembekuan pemerintahan regional dan pembubaran parlemen. Para pemimpin kubu separatis kemudian dinyatakan sebagai buron karena melanggar konstitusi. Beberapa tokoh pro independen juga dituduh memperkaya diri dari kas negara.
Presiden Catalonia Carles Puigdemont beserta beberapa pejabat tinggi kemudian melarikan diri ke Belgia, menghindari penahanan atas tuduhan pemberontakan, penghasutan dan penyalahgunaan dana publik. Sementara wakilnya Oriol Junqueras yang memutuskan tidak melarikan diri kini berada dalam tahanan menunggu penyelidikan atas tuduhan yang sama.
Persaingan ketat
Oriol Junqueras tetap melakukan kampanye dari penjara dengan mengirimkan pesan dan bahkan puisi kepada para pendukungnya lewat media sosial. Dalam beberapa jajak pendapat, ERC memimpin prediksi perolehan suara.
"Jika seorang pemimpin pergi, yang lain mengambil tempat mereka," kata Marc Botey, seorang musisi berusia 47 tahun yang mendukung partai separatis ERC. Dia menegaskan, Catalonia akan tetap merdeka, siapa pun yang terpilih menjadi pemimpin.
Sementara partai pro persatuan dengan Spanyol, Ciudadamos, menjelang hari-hari terakhir makin menguat. Menurut jajak pendapat, mereka menempati peringkat kedua, namun tidak terpaut jauh lagi dari ERC. Ciudadamos dipimpin oleh Ines Arrimadas, seorang wanita berusia 36 tahun yang karismatik.
Hasil awal penghitungan suara baru diharapkan pada malam hari waktu setempat.
Catalonia Deklarasi Merdeka dari Spanyol
Parlemen Catalonia mendeklarasikan kemerdekaan dari Spanyol. Saat ini Catalonia yang jadi sorotan. Tapi sebenarnya masih banyak etnis lain di Spanyol yang juga memiliki rasa identitas yang kuat.
Foto: Getty Images/AFP/L. Gene
Sebuah Provinsi Kerajaan Romawi
Dulunya, Kerajaan Romawi memiliki beberapa provinsi dengan nama Hispania di Semenanjung Iberia. Kawasan inilah yang sekarang menjadi Spanyol, yang mencakup beragam kawasan budaya. Kawasan Spanyol baru dipersatukan di bawah satu kekuasaan setelah Perang Spanyol yang berlangsung dari 1702 sampai 1714.
Foto: picture-alliance/Prisma Archivo
Bangsa yang terpecah-pecah
Nasionalisme Spanyol sangat kuat di beberapa wilayah yang dulunya bekas kerajaan, seperti Aragon. Sedangkan kawasan Asturias punya bahasa sendiri, namun mereka juga bangga melihat dirinya sebagai pemersatu bangsa Spanyol lewat gerakan Reconquista, yaitu merebut kembali kawasan Iberia dari bangsa Moor.
Foto: Getty Images/AFP/J. Soriano
Status otonomi
Perjuangan kawasan Catalonia untuk menjadi merdeka dan lepas dari Spanyol sudah ada sejak lama. Mereka juga punya bendera sendiri: Senyera, yang mirip dengan bendera Aragon. Warga Catalonia sebenarnya merasa cukup senang dengan situasi di Spanyol, sampai 2006, ketika sebuah pengadilan menolak Statuta Otonomi. Sejak itu, tuntutan kemerdekaan makin lantang.
Foto: picture-alliance/Zumapress/M. Oesterle
Otonom tapi tidak menuntut kemerdekaan
Valenciismo, atau nasionalisme Valencia berasal dari kebangkitan kembali Bahasa Catalan abad ke-19. Valencian adalah satu sekian banyak varian Bahasa Catalan. Namun sentimen nasionalisme Catalan disini tidak besar. Valencia sendiri punya status otonomi dan memang ada juga kelompok kecil yang menuntut kemerdekaan. Namun blok Nasionalis biasanya hanya mendapat sekitar 4 persen dalam pemilu daerah.
Foto: picture-alliance/Gtresonline
Kawasan lain yang berbahasa Catalan
Pulau-pulau Balearik — Mallorca, Ibiza, Menorca, Formentera — semuanya menggunakan varian bahasa Catalan. Memang semangat nasionalisme di sini lebih besar daripada di Valencia, namun tidak sekuat di Catalonia. Mereka juga tidak menuntut kemerdekaan, seperti sebagian orang di Catalonia.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Seeger
Kawasan Baskia
Dulu kawasan Baskia lebih sering jadi berita di media karena aksi-aksi teror gerakan militan ETA. Ini adalah kelompok militan yang sering beraksi melakukan penculikan dan menuntut uang tebusan. Karena sering melakukan aksi teror, nama Baskia jadi lebih sering muncul di media publik, dibandingkan gerakan separatis Catalonia. Kubu separatis Baskia juga ada di Perancis.
Foto: Getty Images/AFP/R. Rivas
Kawasan Galia
Sekalipun kawasan ini adalah tempat kelahiran diktator Spanyol Francisco Franco, Galia punya tradisi separatisme yang cukup kuat, setelah Catalonia dan Baskia. Dalam pemilu, partai-partai besar Spanyol biasanya hanya mampu mengumpulkan sekitar 4 persen suara.
Nama Andalusia berasal dari bahasa Arab. Kawasan ini dikuasai selama 760 tahun oleh bangsa Moor sampai kemudian pasukan Kristen merebut kembali daerah ini. Setelah kekuasaan diktator Franco berakhir, kawasan ini menuntut otonomi, namun tidak meminta opsi kemerdekaan.