1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Cegah Corona, Berlin Buka Hostel Bagi Tunawisma

1 April 2020

Berlin membuka hostel pertamanya untuk para tunawisma. Kelompok ini dinilai sangat rentan terkena virus corona.

Poster anti rasisme terkati krisis corona di Jerman
Foto: picture- alliance/AP Photo/M. Schreiber

Pada Rabu (01/04), Berlin membuka hostel pertamanya bagi para tunawisma, untuk mencegah penyebaran virus corona pada kelompok rentan tersebut. 

Hostel yang terletak di distrik Tiergarten di pusat Berlin itu akan menampung hingga 200 orang, dan akan melayani kebutuhan semua kewarganegaraan, demikian disampaikan juru bicara administrasi layanan sosial Berlin, Stefan Strauβ, Selasa (31/03).

Setiap kamar di hostel itu dapat dihuni maksimal dua orang, sementara akan ada lantai terpisah berisi 20 tempat tidur khusus bagi wanita.

Dalam beberapa pekan terakhir, berbagai asosiasi yang membela hak-hak para tunawisma sebelumnya telah menyerukan permintaan kepada hotel dan hostel agar membuka pintunya bagi para tunawisma di Jerman.

Jika diperlukan, 150 tempat tidur lagi akan tersedia di bekas gedung perkantoran yang saat ini digunakan oleh sebuah asosiasi pembantu tunawisma, kata Strauβ. Selain itu, seluruh lantai di lokasi tersebut dapat dijadikan sebagai lokasi karantina jika diperlukan.

Sejauh ini, belum ditemukan adanya kasus positif COVID-19 di antara populasi tunawisma di Berlin.

Menghindari ‘bencana’

Beberapa inisiatif dalam membantu para tunawisma selama wabah corona juga terjadi di daerah lain di Jerman. 

Di Kota Hanau di Hesse, sebuah organisasi Kristen telah mendirikan “pagar sumbangan”, di mana warga dapat meninggalkan tas berisi makanan, produk-produk kebersihan, dan juga pakaian bagi para tunawisma, yang digantungkan di pagar sebuah gereja di pusat kota.

Asosiasi federal Wohnungslosenhife, yang bekerja membantu para tunawisma di Jerman, mengatakan bahwa jika wabah virus corona merebak di antara populasi tunawisma, maka hal ini akan menjadi sebuah “malapetaka”.

“Ketika infeksi virus corona mencapai komunitas ini, ada risiko bencana yang saya bahkan tidak ingin menjelaskannya,” kata Werena Rosenke, direktur asosiasi tersebut.

Menurut Rosenke, banyak kelompok tunawisma yang berisiko tinggi terkena atau memiliki komplikasi dari virus corona karena kondisi medis yang diderita sebelumnya.

“Organisasi membutuhkan lebih banyak lagi ruangan tambahan untuk menampung para tunawisma dalam jarak aman,” ujar Rosenke.

Kebutuhan lain juga ia sebut sangat diperlukan, seperti masker wajah, gel disinfektan, sabun, dan pakaian pelindung.

“Saya harap kebutuhan akan hal ini sudah akan terpenuhi sebelum situasinya meingkat,” katanya.

Di sisi lain, layanan bagi para tunawisma ikut terpukul karena banyak sukarelawan yang menjalankan program bantuan bagi mereka, justru berusia lebih tua dan berisiko tinggi mengalami komplikasi jika terinfeksi virus corona.

“Organisasi yang membantu para tunawisma perlu dianggap sebagai aset penting Jerman,” kata Rosenke.

Data pemerintah memperkirakan ada sekitar 678.000 tunawisma yang kini tinggal di Jerman. (gtp/pkp) (epd, kna)