1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Cegah Flu Babi, Uni Eropa Laksanakan Program Vaksinasi

13 Oktober 2009

Para menteri kesehatan negara Uni Eropa bertemu di Luxemburg membahas tindakan darurat menghadapi pandemi flu babi. Salah satu tema utamanya adalah bagaimana membantu negara anggota yang kekurangan vaksin.

Menteri Kesehatan Swedia Maria Larsson dalam konferensi pers sesaat setelah pertemuan di LuxemburgFoto: picture-alliance/ dpa

Pertemuan khusus para menteri kesehatan Uni Eropa di Luxemburg, Senin (12/10) ini berlangsung amat santai. Kepanikan seperti pada pertemuan serupa di saat flu babi mewabah bulan April lalu sudah lenyap.

Dampak wabah flu babi di Eropa sejauh ini dapat dikendalikan. Akan tetapi Menteri Kesehatan Swedia Maria Larsson memperingatkan agar jangan berpuas diri dahulu. “Juga jika pandemi di Eropa tidak dramatis, kita harus tetap mendengar saran para pakar, yang mengatakan kini bukan saatnya mengurangi kewaspadaan. Kita harus memperkirakan dan mempersiapkan diri dari kemungkinkan serangan wabah flu baru.“

Antisipasinya terutama melalui program vaksinasi di negara-negara Uni Eropa. Namun kampanye vaksinasi sebagus apapun tidak ada gunanya, jika warga tidak memanfaatkan peluang tersebut. Larsson mengatakan, saat ini di Swedia semakin sedikit warga yang melakukan vaksinasinya, karena mereka beranggapan wabahnya tidak sehebat ramalan semula.

Program vaksinasi flu babi di Uni Eropa akan dimulai akhir bulan Oktober. Namun masih terdapat masalah, karena masing-masing negara anggota memiliki kebijakan yang berbeda-beda. Sebagian negara bahkan tidak memiliki persediaan vaksinnya. Negara-negara anggota Uni Eropa semacam itu harus dibantu. Menurut kesepakatan para menteri kesehatan Uni Eropa, Komisi Eropa harus mengkoordinasikan pemesanan bagi negara-negara yang kekurangan vaksinnya kepada industri farmasi. Atau juga membelinya dari negara anggota yang memiliki persediaan vaksin berlebihan.

Lembaga pengawas obat-obatan Eropa EMEA memperkirakan, di Uni Eropa saat ini tersedia cadangan vaksin yang jumlahnya dua kali lipat dari kebutuhan. Karena semula direncanakan vaksinasi dengan dua dosis bagi setiap warga. Organisasi Kesehatan Dunia WHO dalam laporan terbarunya menyebutkan, analisis data menunjukan satu dosis vaksin sudah mencukupi untuk mencegah penularan flu babi.

Dalam pertemuan khusus membahas wabah flui babi di Luxemburg itu, para menteri kesehatan Uni Eropa juga menyepakati dilakukannya pengawasan ketat terhadap dampak sampingan dari vaksin yang saat ini sudah diizinkan beredar. Sebab hingga saat ini belum terdapat penelitian ilmiah cukup lengkap menyangkut dampaknya pada wanita hamil. Juga di Jerman saat ini muncul keresahan, menyangkut berita bahwa vaksin yang akan diberikan kepada serdadu Jerman-Bundeswehr, lebih ampuh dan tidak memiliki dampak sampingan seperti vaksin untuk penduduk sipil.

Christoph Hasselbach/Agus Setiawan

Editor: Yuniman Farid

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait