1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialEropa

Cegah Migran Menyeberang, Decathlon Hentikan Penjualan Kano

John Silk
17 November 2021

Orang-orang tidak lagi membeli kano di toko-toko tertentu Decathlon yang ada di Prancis utara. Pada hari Jumat (12/11), tiga migran dilaporkan hilang setelah mencoba menyeberangi Selat Inggris dengan mengunakan kano.

Gerai Decathlon di Calais dan Grande-Synthe telah menghentikan penjualan kano
Gerai Decathlon di Calais dan Grande-Synthe telah menghentikan penjualan kanoFoto: Niviere David/abaca/picture alliance

Toko alat olahraga Decathlon pada hari Selasa (16/11) telah mengumumkan tidak akan lagi menjual kano di wilayah Prancis utara untuk membantu upaya menghentikan para migran yang putus asa yang mencoba menyeberangi Selat Inggris.

"Pembelian kano tidak akan bisa lagi dilakukan" di gerai Decathlon di Calais dan Grande-Synthe, dekat Dunkirk, "mengingat kondisi saat ini," demikian penjelasan Decathlon kepada kantor berita AFP.

'Nyawa terancam'

Keputusan ini dibuat karena sejatinya kano tidak digunakan untuk tujuan yang dimaksudkan dan berisiko bagi mereka yang menaikinya.

"Nyawa orang telah terancam karena penggunaannya yang tidak tepat," kata Decathlon.

Menurut perusahaan asal Prancis ini, gerai-gerai di bagian utara negara itu membuat keputusan sendiri untuk berhenti menjual kano dan manajemen Decathlon telah menyetujui alasan mereka.

Namun, pembeli tetap bisa memesan kano melalui pemesanan online dan gerai-gerai di daerah lain di Prancis. Perlengkapan keselamatan lainnya, seperti jaket pelampung dan pelindung panas, masih akan dijual di gerai Calais dan Grande-Synthe.

Sebelumnya pada Jumat (12/11) lalu, tiga migran dilaporkan hilang setelah mencoba menyeberangi Selat Inggris dengan menggunakan kano. Ini terjadi 24 jam setelah dua kano ditemukan terapung-apung di Calais, di mana dua orang berhasil diselamatkan dari laut.

Migran yang mencoba menyebrang terus bertambah

Jumlah migran yang mencoba menyebrangi Selat Inggris telah mencatat rekor pada Kamis (11/11) lalu yakni sebanyak 1.185 orang, demikian menurut data pemerintah Inggris.

Dilaporkan Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin berbicara dengan Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel pada hari Senin (15/11). Usai pertemuan, Darmanin mengatakan bahwa Inggris harus "berhenti memanfaatkan Prancis sebagai sasaran mereka dalam urusan politik domestik Inggris."

Sepanjang tahun 2020, dilaporkan sekitar 9.500 orang melakukan perjalanan berbahaya melintasi Selat Inggris. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2019 yang mencapai angka 2.300 orang dan pada tahun 2018 yang mencapai angka 600 orang.

Diprediksi di tahun 2021 ini, jumlah tersebut akan semakin bertambah. Hingga akhir Agustus ini saja, jumlah orang yang melintasi Selat Inggris telah mencapai 15.000 orang.

(Ed: rap/ha)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait