1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikBangladesh

Cek Fakta: Klaim Palsu Memicu Ketegangan Etnis di Bangladesh

12 Agustus 2024

Selama aksi protes di Bangladesh, gambar-gambar lama tentang pemerkosaan dan serangan kekerasan terhadap umat Hindu kembali ramai di jagat maya. Cek Fakta DW mengungkapkan kebenaran di balik klaim-klaim viral ini.

Foto ilustrasi kerusuhan di Bangladesh
Foto ilustrasi kerusuhan di BangladeshFoto: Rajib Dhar/AP/dpa/picture alliance

Bangladesh telah terjerumus ke dalam kekacauan setelah penggulingan Perdana Menteri Sheikh Hasina pada 5 Agustus silam, yang merupakan buntut dari kerusuhan yang terjadi selama kerusuhan.

Protes mahasiswa yang awalnya berjalan damai menjelma menjadi gerakan yang lebih luas yang menuntut diakhirinya kepemimpinan Hasina yang kian otoriter. Setelah pengunduran dirinya, massa menyerbu istana perdana menteri dan merusaknya bersama dengan gedung-gedung milik negara dan rumah-rumah para anggota partai Liga Awami.

Menurut media India dan lokal, serangan terhadap rumah-rumah, tempat ibadah dan bisnis milik agama minoritas juga terjadi di seluruh negeri. Kuil-kuil Hindu menjadi sasaran di beberapa kota, termasuk Natore, Dhaka, Patuakhali, dan Jessore. Sebagai tanggapan, beberapa mahasiswa dan ulama dilaporkan berkumpul di depan kuil-kuil tersebut untuk melindungi mereka dari amukan massa.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Seperti negara tetangganya, India, Bangladesh memiliki sejarah ketegangan agama antara komunitas Hindu dan Muslim. Dalam beberapa tahun terakhir, minoritas Hindu Bangladesh, yang merupakan 8% dari populasi, telah beberapa kali menjadi sasaran kekerasan massa. Namun, banyak laporan tentang serangan terhadap kuil dan komunitas Hindu oleh para pengunjuk rasa Bangladesh kali ini tidak benar.

Cek Fakta DW telah menyelidiki kebenaran beberapa kasus yang ramai diperbincangkan.

Rumah pemain kriket Hindu 'dibakar'

Klaim: "Rumah pemain kriket Hindu Bangladesh, Liton Das, telah dibakar"

Sebuah unggahan di X (sebelumnya Twitter) menyebut bahwa rumah Liton Das, pemain kriket Hindu Bangladesh yang terkenal, telah dibakar, dengan menyertakan kolase dua gambar sebagai bukti.

Dalam satu gambar, seorang pemuda terlihat duduk di samping tempat ibadah Hindu dan gambar lainnya menunjukkan rumah yang terbakar. Lebih dari satu juta pengguna telah melihat unggahan tersebut. Kolase tersebut juga dibagikan oleh banyak akun lain dengan klaim serupa.

Pemeriksaan fakta DW: Salah

Pria dalam gambar tersebut memang Liton Das, dan di sebelahnya menunjukkan bahwa gambar tersebut diambil dari akun resminya. Namun, rumah yang terbakar itu bukanlah rumahnya. Pencarian gambar tersebut mengarah pada laporan media tentang rumah mantan kapten tim kriket Bangladesh, Mashrafe Mortaza, yang dibakar oleh para pengunjuk rasa.

DW juga melacak lokasi rumah tersebut dan mengonfirmasi bahwa rumah tersebut adalah milik Mortaza, yang menjadi target karena aktivitas politik dan aliansi dekatnya dengan partai Liga Awami pimpinan Hasina. Olahragawan Muslim ini adalah anggota parlemen, setelah memenangkan kursi untuk kedua kalinya secara berturut-turut sebagai kandidat Liga Awami dalam pemilihan umum yang diadakan di Bangladesh awal tahun ini.

Gambar dari Google Street View mengonfirmasi bahwa rumah yang terbakar adalah milik Mashrafe MortazaFoto: Google 2024

Klaim tentang pemerkosaan dan pelecehan seksual terhadap perempuan Hindu

Ada banyak klaim yang beredar di berbagai platform media sosial tentang kekerasan seksual terhadap perempuan dari kelompok minoritas Hindu di Bangladesh. Dua di antaranya telah dibagikan berkali-kali dan dilihat ribuan kali. Namun beberapa di antaranya sudah lama, dan beberapa lainnya telah terbukti merupakan kejadian lama yang disajikan di luar konteks, seperti kasus ini.

Klaim: Sebuah video menunjukkan pria Muslim melambaikan pakaian dalam wanita Hindu

Postingan di X mengatakan, "Perhatikan baik-baik muslim Bangladesh: Bra gadis-gadis Hindu dilucuti dan kemudian diperkosa. Sekarang dia berkeliaran di jalanan dengan bra tersebut tanpa malu-malu dan menunjukkan bukti kejantanannya." Saat artikel ini diterbitkan, unggahan tersebut telah dilihat sekitar 30.000 kali.

Pemeriksaan fakta DW: Salah

Video berdurasi 23 detik itu menunjukkan para pengunjuk rasa menyerbu kediaman resmi perdana menteri. Banyak foto dan video yang telah dipublikasikan secara online yang menunjukkan para perusuh menjarah barang-barang milik Hasina, termasuk pakaian dan pakaian dalamnya sejak ia meninggalkan negara itu. Pada detik-detik terakhir video tersebut, sebuah bangunan dengan dinding berwarna merah-coklat terlihat, menyerupai Ganabhaban, kediaman resmi perdana menteri Bangladesh.

Perbandingan antara bangunan dalam video dan gambar Ganabhaban dari rekaman agensi menunjukkan bahwa bangunan tersebut memang merupakan kediaman resmi mantan perdana menteri. Pada foto di bawah ini, pohon palem dan bentuk jendela sesuai dengan yang terlihat pada detik-detik terakhir video.

Lokasi di mana pengunjuk rasa terlihat memegang pakaian dalam wanita sesuai dengan foto-foto orang yang menyerbu istana perdana menteri di Dhaka, seperti yang diberitakan beberapa kantor beritaFoto: Mohammad Ponir Hossain/REUTERS

Postingan lain di X membagikan tangkapan layar dari sebuah kiriman Telegram dengan gambar miring seorang wanita yang sedang dikekang, disertai dengan teks dalam bahasa Bengali yang mengancam umat Hindu dan mendorong kekerasan untuk mengusir mereka kembali ke India.

Klaim: Seorang wanita Hindu diserang secara seksual dan diperkosa beramai-ramai oleh sekelompok pria Muslim di Universitas Dhaka.

(peringatan: kekerasan ekstrem dan grafis)

Postingan ini diterbitkan pada tanggal 2 Agustus, tiga hari sebelum Hasina melarikan diri dari negara tersebut. Namun postingan ini telah dibagikan oleh banyak akun lain dalam beberapa hari terakhir, dan hingga saat ini telah dilihat lebih dari 30.000 kali.

Judulnya berbunyi: "Para pengunjuk rasa yang disebut Jamaat-e-Islami membocorkan video pemerkosaan beramai-ramai terhadap seorang gadis Hindu kepada kelompok tentara Islam. Jika pemerintahan Hasina jatuh, mereka mengancam akan memperkosa semua gadis Hindu di luar rumah."

Pemeriksaan fakta DW: Salah

Pencarian dari tangkapan layar yang sama telah dibagikan dalam beberapa tahun terakhir dengan klaim pemerkosaan dan pelecehan seksual, tetapi dari daerah yang berbeda. Misalnya, gambar tersebut dikaitkan dengan pemerkosaan beramai-ramai di provinsi Manipur, India, pada tahun 2023, yang diklaim menunjukkan pria Hindu menculik dan memperkosa seorang gadis Kristen. Pada tahun 2021, video ini menjadi viral di Indonesia, yang diklaim menunjukkan seorang pekerja migran perempuan Indonesia disiksa dan diperkosa oleh lima warga negara Bangladesh.

Platform pemeriksa fakta di India, Boom, melacak video tersebut yang berasal dari Ramamurthy Nagar, Bengaluru Timur, pada Mei 2021, di mana polisi menangkap 12 warga negara Bangladesh, termasuk tiga perempuan, atas penyerangan dan pemerkosaan terhadap seorang perempuan berusia 22 tahun.

Gambar AI digunakan untuk memantik amarah

Banyaknya unggahan sosial yang tidak terverifikasi yang bertujuan untuk meningkatkan ketegangan etnis di Bangladesh tidak hanya menggunakan gambar dan video lama atau yang telah dimanipulasi. Konten yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan juga memainkan peran.

Satu gambar yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan menjadi viral di platform seperti X dan Facebook. Gambar tersebut menggambarkan kerumunan besar yang berkumpul di sekitar tiang bendera yang menjulang tinggi dengan bendera Bangladesh berkibar di puncaknya, di bawah langit yang berkabut. Adegan ini menunjukkan sebuah acara atau demonstrasi berskala besar, yang melambangkan kebanggaan dan persatuan nasional.

Gambar modifikasi yang dihasilkan oleh AI ini juga telah digunakan untuk mempromosikan klaim tentang kekerasan etnisFoto: X/PakForeverIA

Gambar tersebut menunjukkan tanda-tanda khas foto buatan AI. Figur pada tiang memiliki kaki yang cacat dan tidak normal dan perspektifnya tidak tepat, dengan tiang vertikal dan tampilan kerumunan latar belakang yang tampak tidak biasa. Selain itu, proporsi orang-orang di tiang dan yang di bawahnya tidak sesuai. Beberapa helai tali tampak melayang di udara tanpa sambungan.

Versi modifikasi dari gambar ini juga telah digunakan untuk mempromosikan klaim kekerasan etnis. Misalnya, salah satu versi yang menyertakan kata-kata "ALL EYES ON BANGLADESH, SAVE HINDUS." Foto lain yang dibuat oleh AI menunjukkan sebuah kuil Hindu yang terbakar dengan teks "ALL EYES ON BANGLADESH HINDUS". Latar depan menggambarkan banyak mayat yang tergeletak di tanah, dengan darah dan puing-puing, menciptakan adegan kekerasan dan kehancuran.

(fr/hp)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait