1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialGlobal

Cek Fakta: Tidak ada Kaitan antara Mpox dan Vaksinasi COVID

20 Agustus 2024

Wabah Mpox saat ini menjadi bahan misinformasi di dunia maya. Klaim yang beredar luas menunjukkan kaitan antara Mpox dan vaksinasi COVID-19. Namun, apa klaim ini benar?

Virus Mpox
Informasi yang salah tentang virus Mpox tersebar di media sosialFoto: Niaid/Planet Pix/Zuma/dpa/picture alliance

Hanya satu hari setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan tingkat kewaspadaan tertinggi untuk wabah Mpox di negara-negara Afrika untuk kedua kalinya dalam dua tahun, kasus pertama di Eropa juga dilaporkan.

Orang yang terinfeksi dinyatakan tertular virus tersebut saat tinggal di Afrika yang kini tengah dilanda wabah penyakit ini, menurut Direktur Jenderal Badan Kesehatan Swedia selama konferensi pers pada hari Kamis (15/08).

Perkembangan terbaru itu telah menyebabkan peningkatan diskusi di media sosial. Ada banyak klaim tentang penyakit akibat virus tersebut. Banyak di antaranya tidak benar.

Vaksin Mpox dan mRNA: Ada hubungannya?

Klaim: "Apa yang mereka jual kepada kita sebagai MONKEYPOX, kebanyakan sebenarnya adalah herpes zoster, salah satu efek samping paling umum dari 'vaksin' COVID," tulis seorang pengguna X pada 14 Agustus 2024. Ia mengutip dokter dan politikus Jerman Wolfgang Wodarg. Postingan tersebut telah dilihat sebanyak 2 juta kali.

Cek fakta DW: Salah

Klaim tersebut berasal dari wawancara video dengan Wolfgang Wodarg, seorang dokter dan mantan anggota Partai Sosial Demokrat (SPD) di parlemen Jerman Bundestag, yang kemudian menjadi kandidat utama untuk partai kecil dieBasis (basis). Partai ini didirikan dalam konteks protes terhadap tindakan COVID-19. 

Video tersebut dirilis pada tahun 2022 oleh lembaga penyiaran Austria yang kontroversial, AUF1. Sebagian besar postingan yang DW temukan tentang topik ini berbahasa Spanyol dan Portugis. Menurut sebuah studi oleh Universitas Loyola Andalusia, yang menganalisis periode dari 7 Mei hingga 10 September 2022, narasi bahwa mpox adalah efek samping dari vaksin COVID-19 dibagikan lebih sering dibandingkan klaim palsu lainnya tentang Mpox.

Ketika ditanya apakah ada hubungan antara vaksin COVID-19 dan wabah Mpox, ahli mikrobiologi dan imunologi Kari Moore Debbink dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health di AS mengatakan dalam sebuah wawancara DW.

"Vaksin COVID mRNA digunakan secara global, sementara kasus Mpox biasanya ditemukan di negara-negara tertentu di Afrika, dengan beberapa jumlah kasus rendah di luar wilayah tersebut. Oleh karena itu, tidak ada hubungan geografis antara penggunaan vaksin COVID mRNA dan kasus Mpox," ujarnya.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

William Schaffner, profesor penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center di Nashville, AS, sependapat. "Ini adalah dua virus yang sama sekali berbeda, dan tentu saja, vaksin melawan COVID tidak ada hubungannya dengan Mpox."

DW telah sepenuhnya membantah klaim bahwa vaksin COVID AstraZeneca mengandung virus yang dilemahkan dari simpanse sebagai pembawa DNA "spike" protein virus corona, dalam cek fakta sebelumnya.

Mpox sama dengan cacar ular?

Postingan viral X juga mengklaim bahwa mpox sebenarnya adalah herpes zoster, yang juga dikenal sebagai cacar ular, dalam banyak kasus.

Menurut sebuah studi tahun 2022 yang diterbitkan dalam Journal of the European Academy of Dermatology and Venereology, virus varicella-zoster (VZV), yang menyebabkan herpes zoster dan cacar air, dapat diaktifkan kembali melalui vaksinasi. Studi tersebut juga menunjukkan, individu yang divaksinasi dengan berbagai vaksin COVID-19 memiliki peningkatan risiko munculnya gejala infeksi herpes zoster. 

Komisi Uni Eropa menyetujui vaksin Imvanex melawan cacar monyet pada tahun 2022.Foto: Sven Hoppe/dpa/picture alliance

Namun, tidak ada hubungan antara patogen Mpox dan VZV, kata Kari Moore Debbink. "Mpox dan herpes zoster berada dalam kelompok virus yang berbeda, jadi pengujian dapat dengan mudah membedakan kedua virus tersebut. Meskipun kedua virus dapat menyebabkan gejala yang sama termasuk ruam, demam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan malaise, ada juga karakteristik ruam yang berbeda yang disebabkan oleh masing-masing virus, yang memungkinkan untuk membedakannya melalui penglihatan dan gejala."

Apakah virus corona dan Mpox sama?

Penularan Mpox lebih rendah apabila dibandingkan dengan COVID-19. Patogen mpox ditularkan melalui kontak fisik kulit ke kulit atau kontak dengan bahan yang terkontaminasi (handuk, sprei, dan pakaian).

Sementara virus corona sangat menular dan dapat menyebar melalui tetesan kecil di udara atau aerososl dari pernapasan, saat berbicara, bersin, atau batuk. COVID-19 dapat ditularkan oleh orang lain yang terinfeksi virus tersebut, walaupun pemabawa virus tidak menujukkan gejala sakit. Departemen Kesehatan Masyarakat California telah mencantumkan tambahan daftar perbedaan antara virus corona dan virus Mpox di situs webnya. 

Hindari penyebaran misinformasi

Misinformasi besar-besaran seputar vaksin menjadi penyebab kekhawatiran bagi para profesional medis.

"Misinformasi yang disebarkan tentang semua vaksin, baik vaksin COVID-19, dan sekarang mpox juga mengakibatkan banyak kebingungan dan ketidakpercayaan pada otoritas kesehatan masyarakat. Itu membuat negara dan kementerian kesehatan jauh lebih sulit untuk mencoba memberikan informasi terbaik dan membantu orang. Jadi, semua kebingungan dan kerancuan ini, membuat niat baik menjadi jauh lebih sulit," kata Schaffner.

(ae/as)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait