Cem Özdemir: "Jerman Terlalu Lunak Terhadap Turki"
20 Juli 2017
Kandidat Partai Hijau Cem Özdemir sangat kritis terhadap Turki. Dalam wawancara dengan DW dia mengatakan, Jerman harus mengakhiri "kebijakan naifnya" terhadap Ankara.
Iklan
Pemimpin redaksi DW Ines Pohl dan co-moderator Jaafar Abdul Karim mewawancarai pentolan Partai Hijau Cem Özdemir, anggota parlemen Jerman, Bundestag, yang berlattar belakang migran. Orang tuanya berimigrasi ke Jerman dari Turki.
Bagaimana reaksi Özdemir dengan perundingan antara Uni Eropa dan Turki? Dia mengatakan, jika Turki memberlakukan lagi hukuman mati, Uni Eropa dan Jerman harus bertindak tegas: Turki harus meninggalkan Dewan Eropa.
"Jerman agak naif"
Abdul Karim, yang sering menangani topik sensitif dalam acara DW bahasa Arab "Shabab Talk," lalu bertanya kepada Özdemir apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki imigrasi dan apa yang akan dilakukan Partai Hijau jika berada dalam koalisi pemerintahan.
Cem Özdemir: "Erdogan wants to establish Turkey in Germany"
00:14
Özdemir menyatakan, setiap upaya untuk menciptakan sebuah "masyarakat paralel di Jerman" harus dihentikan. Dia mengatakan terlalu banyak pendukung oposisi Turki telah datang kepadanya karena takut mereka kurang dilindungi di Jerman. "Saya merasa kita perlu memberikan jawaban yang jernih, bahwa kita tidak akan mentolerir hal seperti itu di sini. Saya pikir, Jerman agak terlalu naif dalam hal itu."
Dalam konteks yang sama, dia juga mengkritik Kanselir Angela Merkel karena terlalu "lunak". Özdemir mengatakan, negara-negara seperti Turki, atau Rusia di bawah Vladimir Putin - "jelas tidak ingin warga negara mereka di sini untuk berintegrasi."
Özdemir melihat kebijakan investasi sebagai cara lain untuk menekan kebijakan Erdogan. Presiden Turki terus-menerus meminta uang dari luar negeri, namun perusahaan Jerman harus menyadari fakta bahwa Turki bukan " tempat untuk investasi yang aman, karena tidak ada peraturan hukum di sana."
'Kebijakan salah Merkel terhadap Turki'
Melihat ke belakang, Özdemir cukup kritis terhadap keseluruhan kebijakan Jerman terhadap Turki sejak Kanselir Merkel mengambil alih kekuasaan tahun 2005. Sebelumnya, Koalisi Sosialdemokrat (SPD) dan Partai Hijau mendukung kubu reformis Turki. Ketika Merkel jadi kanselir, dia mendorong gagasan status kemitraan istimewa untuk Turki dalam perundingan dengan Uni Eropa.
Dengan krisis pengungsi mulai tahun 2015 dan seterusnya, Erdogan menjadi penting untuk negosiasi Uni Eropa-Turki. Hal itu memberi Erdogan perasaan bahwa dia adalah politisi internasional yang penting.
Putus sekolah dan tetap berhasil
Kini berusia 51 tahun, Özdemir adalah salah satu anak imigran pertama yang menghadiri sekolah dasar Jerman pada tahun 1970an. Dia mengatakan bahwa sama seperti anak-anak imigran Portugis, dia harus duduk di bagian paling belakang kelas. Özdemir tidak pernah menyelesaikan ijazah SMA-nya dan kemudian menjadi pedagang buku.
Tahun 1994, dia menjadi anggota parlemen Jerman yang pertama dengan latar belakang imigran dan duduk di Bundestag untuk Partai Hijau.
Langkah Pemilu Jerman 2017
2017 jadi tahun penting politik Jerman, yang juga dianggap penting bagi masa depan Uni Eropa. Tahun ini digelar tiga pemilu negara bagian dan pemilu parlemen. Inilah tahapan langkah menuju pemilu parlemen.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Rehder
Tahun Pemilihan Umum
Tahun ini Kanselir Angela Merkel kembali mencalonkan diri untuk periode legislatur ke empat. Keistimewaan lainnya, partai ektrem kanan Jerman Alternatif untuk Jerman (AfD) semakin mendapat dukungan pemilih dengan program anti imigran dan anti-Islamnya.
Foto: Getty Images
26 Maret - Pemilu Parlemen Saarland
Pemilu pertama diadakan di negara bagian kecil Saarland, di bagian Barat Jerman, yang berbatasan dengan Perancis. Partai Kristen Demokrat (CDU) di bawah Kanselir Angela Merkel jadi partai terkuat dengan mendapat 40% suara. Kubu ektrem kanan AfD untuk pertama kalinya terwakili dalam parlemen Saarland dengan 6,2% suara. Foto: PM Saarland Annegret Kramp-Karrenbauer (kiri) bersama Merkel.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Kappeler
7 Mei - Pemilu di Schleswig-Holstein
Partai Kristen CDU secara mengejutkan juga berhasil jadi partai terkuat dalam pemilu di negara bagian Schleswig-Holstein. Sementara Partai Sosial Demokrat (SPD) yang memerintah kehilangan banyak suara. CDU dengan calonnya Daniel Günther (foto) mendapat 32% suara, sementara SPD hanya 27%. Partai anti imigran AfD juga berhasil terwakili di parlemen, setelah lewati "treshold" 5%.
Foto: Getty Images/M. MacMatzen
14 Mei - Pemilu di Nordrhein Westfalen
Nordrhein Westfalen (NRW) adalah negara bagian Jerman dengan populasi penduduk terbanyak, yaitu 17,5 juta. Oleh sebab itu NRW adalah negara bagian yang paling diperebutkan semua partai. Secara tradisional hasil pemilu di NRW juga dianggap barometer bagi hasil pemilu tingkat federal.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Gambarini
19 Juni - Semua Partai Sudah Ajukan Nama
97 hari sebelum pemilu parlemen federal-Bundestag adalah hari penutupan pengajuan daftar nama kandidat dari semua partai yang ikut bersaing. Semua partai harus memasukkan daftar nama paling lambat pukul 6 sore. Sejauh ini tercatat 51 partai yang mendaftar. Ketua komisi pemilu Roderich Egeler (foto) memimpin rapat proses pemilu.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Burgi
7 Juli - Siapa Yang Boleh Ikut?
79 hari sebelum pemilu, partai-partai yang diperbolehkan ikut pemilu diumumkan oleh Ketua komisi Pemilu. Jika ada partai yang tidak setuju dengan keputusan, partai itu punya waktu empat hari untuk mengajukan protes kepada Mahkamah Konstitusi.
Foto: picture-alliance/dpa/U. Deck
17 Juli - Siapa Yang Masuk Daftar?
Semua partai politik punya waktu hingga 69 hari sebelum pemilu untuk menentukan calon mana yang akan akan dicantumkan dalam daftar dan di wilayah mana. Wakil partai ini namanya akan tercantum di daftar pertama pada kerta suara. Untuk daftar kedua pad kertas suara yang sama, partai-partai juga harus memasukkan nama.
Foto: picture-alliance/dpa/O. Berg
13 Augustus - Kampanye Resmi Dimulai
Berbeda dengan negara-negara lain, partai-partai Jerman hanya diijinkan menggantung poster kampanye atau memutar iklan di televisi, enam pekan menjelang pemilu. Jadi mulai 13 Agustus, pintu kampanye terbuka dan poster-poster akan bergantungan di tiap tiang listrik, dan menampilkan wajah calon dari berbagai partai.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Balk
20 Agustus - Siapa Berhak Memilih?
Sekitar sebulan sebelum pemilu, disusun daftar terpenting yakni daftar nama warga yang berhak memilih. Di Jerman semua warga yang berusia di atas 18 tahun berhak memilih dalam pemilu parlemen federal- Bundestang. Tahun ini jumlah pemilik hal pilih seluruhnya 61,5 juta.
Foto: picture-alliance/dpa/K.-D. Gabbert
3 September - Kartu Hak Pilih Tiba
Di tahap ini, semua warga yang berhak memilih sudah mendapatkan kartu hak pilih yang dikirim lewat pos. Pemilih yang berhak tapi tidak terdaftar bisa melapor. Pemilih yang ingin memberikan suara lewat pos bisa meminta agar kertas suara dikirim ke alamatnya.
Foto: picture-alliance/R. Goldmann
18 September - Mempersiapkan TPS
Kurang dari sepekan sebelum pemilu, persiapan akhir dimulai. Kertas suara, bilik tempat mencoblos dan kotak-kotak untuk mentranspor dokumen mulai berjejer, dan relawan yang membantu proses pemberian suara dilatih. Pemerintah lokal harus memberi informasi kepada warga tentang lokasi TPS. Penduduk masih bisa mendaftarkan diri hingga 36 jam sebelum TPA dibka.
Foto: picture-alliance/R. Goldmann
24 September - Hari Pemilu Bundestag
Inilah hari penentuan. Gedung sekolah dan perkantoran difungsikan menjadi tempat pemungutan suara. TPS mulai buka pukul 8 pagi, dan tutup pukul 6 sore. Setelah penghitungan cepat, Kantor komisi Pemilu mengumumkan hasil penghitungan awal malam hari itu juga.
Foto: picture-alliance/dpa
25 September - Penentuan Pemenang dan Pecundang
Setelah semua kertas suara dihitung, hasil akhir pemilu diumumkan. Jika seorang wakil partai tidak menang di wilayahnya, ia masih bisa dapat kursi di Bundestag, jika termasuk daftar wakil partai di tingkat regional.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Kappeler
24 Oktober - Sidang Pertama Parlemen Jerman ke-19
Parlemen yang baru terpilih harus bersidang untuk pertama kalinya, paling lambat sebulan setelah pemilu. Karena setelah itu dimulai perundingan pembentukan koalisi pemerintahan, yang diikuti dengan voting secara tertutup untuk memilih kanselir.
Foto: picture-alliance/dpa
24 November - Segalanya Berjalan Bebas dan Adil?
Jika ada yang ingin memprotes hasil pemilu, mereka punya waktu dua bulan. Semua orang yang memberikan suara, pengamat pemilu, ketua parlemen dan Ketua Komisi Pemilu Roderich Egeler (foto) punya hak untuk memprotes hasil pemilu. Penulis: Rebecca Staudenmaier (ml/as)