Bagaimana Rasanya Karantina Corona di Kapal Pesiar Jepang?
William Yang
11 Februari 2020
Kapal pesiar Diamond Princess di Pelabuhan Yokohama, Jepang, telah dikarantina selama seminggu. Kasus infeksi virus corona di kapal ini pun bertambah. DW mewawancarai seorang penumpang yang dikarantina di dalam kapal.
Iklan
Senin (10/02), otoritas kesehatan Jepang melaporkan lebih dari 60 kasus virus corona baru di kapal pesiar Diamond Princess. Kapal pesiar ini telah dikarantina di Pelabuhan Yokohama, dekat Tokyo, sejak pekan lalu.
Laporan ini menambah jumlah total kasus infeksi virus corona di kapal tersebut menjadi lebih dari 130 kasus. Di hari yang sama, Menteri Kesehatan Jepang Katsunobu Kato menyatakan bahwa pemerintah tengah mempertimbangkan pemeriksaan terhadap 3.711 penumpang dan seluruh kru kapal di dalam kapal pesiar tersebut.
Jika benar akan dilakukan pemeriksaan, maka seluruh penumpang dan kru kapal diharuskan untuk tetap tinggal di dalam kapal sampai hasil tes pemeriksaan keluar. Kapal pesiar itu diperkirakan akan tetap berada di dalam karantina sampai 19 Februari mendatang.
DW berkesempatan mewawancarai seorang penumpang di Kapal Pesiar Diamond Princess tersebut untuk mengetahui seperti apa kehidupan karantina yang ia jalani di dalam kapal.
DW: Bagaimana situasi terkini di dalam kapal Diamond Princess?
Cheryl Molesky: Aktivitas kami dibatasi hanya di dalam kamar saja. Setiap hari kami diijinkan untuk keluar kamar selama 90 menit, namun kami kebanyakan memilih untuk tetap berada di dalam kamar. Makanan akan selalu diantarkan ke kamar kami pada waktu tertentu setiap harinya.
Bagaimana gambaran suasana karantina di dalam kapal?
Saya melihat orang-orang gelisah. Tetangga kami di seberang lorong pernah mengatakan di awal karantina bahwa mereka lapar karena makanan tidak diantarkan tepat waktu. Pria yang tinggal di sebelah kamar kami juga menderita diabetes, dia khawatir tentang pengobatannya. Orang-orang disini berusaha untuk tetap semangat.
Orang-orang diminta untuk meninggalkan kabin mereka dengan tertib dan menjaga jarak 2 meter dengan orang lain. Kami harus memakai masker dan sarung tangan. Ketika tiba waktunya untuk keluar kabin, kapten kapal akan selalu mengumumkan protokol tersebut berulang-ulang.
Apa yang disampaikan kepada para penumpang setelah wabah ini muncul?
Kami tiba di Yokohama lebih awal dari yang direncanakan, dan saat itu mereka memberi tahu bahwa kami akan melewati bea cukai lebih cepat. Kami tidak mendapatkan banyak informasi, kecuali tentang ada satu pria sakit yang turun di Hong Kong.
Kami kemudian diperiksa oleh otoritas Jepang, dan ternyata itulah mengapa kami tiba lebih awal di Yokohama: agar mereka dapat memeriksa kami.
Petugas dari Jepang kemudian memberikan kuesioner kepada kami untuk diisi. Mereka juga mewawancarai semua penumpang dan mengukur suhu tubuh mereka.
Apakah petugas memberikan persediaan medis seperti masker dan disinfektan kepada penumpang?
Mereka memberi kami sarung tangan karet, masker reguler, masker medis dan sebuah termometer. Kami juga mendapat lap dan deterjen. Sejak karantina dimulai, rasanya seperti dikurung, tetapi kami punya balkon di kamar kami sehingga ada sedikit ruang untuk berolahraga. Tetapi orang-orang yang tinggal di kamar bagian dalam kapal tidak terkena sinar matahari, dan mereka tidak ada ruang untuk sekedar meregangkan tubuh dan berolahraga.
Sebenarnya ini tidak terlalu sulit bagi kami, namun kami khawatir tentang ketersediaan obat dan kemungkinan apakah kami akan sakit atau tidak. Meski begitu, kapten kapal banyak membuat pengumuman setiap hari, dan kami merasa mereka sangat jujur dan terbuka tentang perkembangan terakhir disini.
Apa pendapat kamu tentang wabah virus corona ini?
Kamu gila kalau tidak melakukan pencegahan ataupun berhati-hati terkait wabah virus corona. Namun, saya juga berpikir bahwa kita tidak bisa menjalani hidup ini dalam ketakutan.
Saya harus jujur mengatakan bahwa pengalaman karantina ini berjalan lebih baik dari yang dibayangkan. Kami menerima banyak sekali bantuan dari pemerintah Jepang dan juga operator pelayaran.
Kami seharusnya pergi berlibur ke Jepang. Tapi sekarang kami tidak tahu apakah masih akan bisa berlibur setelah karantina selesai, atau justru harus segera pulang. Kami tidak tahu apa yang akan terjadi selama sembilan hari sisa karantina. (gtp/pkp)
Perjalanan Panjang Virus Corona Jenis Baru yang Gegerkan Dunia
Kurang dari sebulan, wabah virus corona jenis baru (2019-nCoV) telah dinyatakan sebagai darurat kesehatan global. Lebih dari 50 juta warga Cina dikarantina, para ilmuwan masih berjuang temukan vaksin.
Foto: Reuters/Antara Foto
Virus mirip pneumonia menyerang Wuhan
Pada 31 Desember 2019, Cina memberi tahu WHO tentang serangkaian infeksi pernapasan di Kota Wuhan yang berpenduduk 11 juta orang. Virus tersebut diduga berasal dari sebuah pasar makanan laut, yang kemudian dengan cepat ditutup oleh pemerintah Cina. Awalnya, sekitar 40 orang dilaporkan terinfeksi.
Foto: Imago Images/UPI Photo/S. Shaver
Virus corona jenis baru berhasil diidentifikasi
7 Januari 2020, para ilmuwan Cina mengumumkan telah mengidentifikasi virus corona jenis baru yang menjadi penyebab serangkaian infeksi pernapasan di Wuhan. Sama seperti flu biasa dan SARS, virus tersebut juga termasuk dalam keluarga coronavirus. Virus jenis baru itu sementara dinamai 2019-nCoV. Gejalanya meliputi demam, batuk, kesulitan bernapas, dan radang paru-paru.
Foto: picture-alliance/BSIP/J. Cavallini
Kematian pertama di Cina
Pada 11 Januari, Cina mengumumkan kematian pertama yang disebabkan oleh virus corona jenis baru. Seorang pria berusia 61 tahun yang diketahui telah berbelanja di pasar Wuhan meninggal karena komplikasi pneumonia.
Foto: Reuters/Str
Virus sampai ke negara-negara tetangga
Pada hari-hari berikutnya, negara-negara seperti Thailand dan Jepang mulai melaporkan kasus infeksi pada warganya yang diketahui pernah mengunjungi pasar yang sama di Wuhan. Pada 20 Januari, tiga orang dilaporkan meninggal di Cina, sementara lebih dari 200 orang dilaporkan telah terinfeksi virus corona jenis baru ini.
Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
Menular dari manusia ke manusia
Hingga pertengahan Januari, para ilmuwan masih berjuang untuk mencari tahu bagaimana virus ini menyebar ke manusia. Keluarga virus corona adalah zoonotic, artinya virus ditularkan dari hewan ke manusia - beberapa jenis virus dapat ditularkan melalui batuk dan bersin. Baru kemudian pada 20 Januari, otoritas Cina mengonfirmasi bahwa virus dapat ditularkan dari manusia ke manusia.
Foto: picture-alliance/YONHAPNEWS AGENCY
Jutaan orang dikarantina
Pemerintah Cina menutup Kota Wuhan pada 23 Januari untuk membatasi penyebaran virus corona. Rumah sakit baru untuk merawat pasien pun mulai dibangun. Sampai pada 24 Januari, lebih dari 830 orang dilaporkan terinfeksi dan setidaknya 26 orang dinyatakan meninggal. Pemerintah kemudian memperluas karantina ke 13 kota lain. Langkah ini berdampak terhadap setidaknya 36 juta jiwa.
Foto: AFP/STR
Virus corona capai Eropa!
Pada 24 Januari, otoritas Prancis melaporkan 3 kasus virus corona baru di daerah perbatasannya. Temuan ini menjadi tanda kemunculan virus tersebut di Eropa. Beberapa jam setelah Prancis, Australia juga melaporkan bahwa empat orang warganya telah terinfeksi virus corona baru tersebut.
Foto: Getty Images/X. Chu
Liburan Tahun Baru Imlek diperpanjang
Tahun Baru Imlek di Cina dimulai dengan perayaan sederhana pada 25 Januari. Jutaan orang dilaporkan bepergian dan ikut ambil bagian dalam perayaan publik tersebut. Para pejabat membatalkan acara-acara besar untuk mengatasi wabah ini. Di akhir Januari, ada 17 kota di Cina dengan 50 juta penduduk dikarantina. Libur Imlek diperpanjang tiga hari untuk membatasi arus populasi.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Mortagne
Perbatasan dengan Mongolia, Hong Kong dan Rusia bagian timur ditutup
Kamboja mengonfirmasi kasus pertamanya, sementara Mongolia menutup perbatasannya bagi kendaraan dari Cina. Rusia juga menutup perbatasan dengan Cina di tiga wilayah bagian timur. Kerugian terhadap pariwisata global ditaksir mencapai miliaran dolar sementara harga minyak turut anjlok. Jumlah korban tewas meningkat menjadi 41, lebih dari 1.300 orang terinfeksi di seluruh dunia - kebanyakan di Cina.
Foto: Reuters/C. G. Rawlins
Jerman laporkan kasus virus corona pertama
Pada tanggal 27 Januari, Jerman mengumumkan kasus virus corona pertamanya. Pasien adalah seorang pria berusia 33 tahun di Bayern yang disebut terkena virus selama pelatihan di tempat kerja dengan seorang rekan dari Cina. Pria tersebut ditempatkan dalam karantina dan observasi di sebuah rumah sakit di München. Hari berikutnya, tiga rekannya juga dilaporkan terinfeksi virus yang sama.
Foto: Reuters/A. Uyanik
Indonesia bebas virus corona
Pada 27 Januari, sejumlah kementerian menggelar rapat koordinasi di Kementerian Perhubungan. Pemerintah Indonesia resmi melarang penerbangan dari dan menuju Wuhan, namun masih membolehkan penerbangan dari kota-kota lain di Cina. Menteri Kesehatan mengatakan Indonesia masih bebas dari virus corona jenis baru dan mengimbau masyarakat untuk jaga imunitas tubuh. 243 WNI di Wuhan juga dinyatakan sehat.
Foto: Ministry of Transportation/D. Pieterz-Kemenhub
Evakuasi internasional dimulai
Pada 28 Januari, Jepang dan AS menjadi negara pertama yang mengevakuasi warganya keluar dari Wuhan. Australia dan Selandia Baru mengatakan bahwa mereka juga akan mengirim pesawat untuk membawa pulang warganya. Kasus virus corona secara global meningkat jadi hampir 6.000 kasus infeksi, melebihi wabah SARS pada 2002 yang menewaskan sekitar 800 orang.
Foto: imago images/Kyodo News
WHO keluarkan status darurat kesehatan global
30 Januari, WHO menyatakan virus corona jenis baru sebagai darurat kesehatan publik yang menjadi perhatian internasional. Hal ini dilakukan untuk melindungi negara-negara dengan "sistem kesehatan yang lebih lemah." Namun, Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus tidak merekomendasikan pembatasan perdagangan dan perjalanan, ia menyebut hal itu sebagai "gangguan yang tidak perlu."
Foto: picture-alliance/KEYSTONE/J.-C. Bott
Tim penjemput WNI diberangkatkan
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Sabtu (01/02), melepas keberangkatan tim penjemput WNI yang ada di kota Wuhan, Hubei, Cina. Retno sebut ada 245 WNI yang akan dipulangkan ke tanah air. Tim penjemput menumpangi pesawat Batik Air. Ada 42 orang dalam tim penjemput yang terdiri atas TNI, Kemlu, Kemenkes, TNI dan kru Batik Air.
Foto: Reuters/Antara/M. Iqbal
Kematian pertama di luar Cina
Kematian pertama di luar Cina terkait dengan virus corona jenis baru dilaporkan terjadi di Filipina pada 2 Februari. Korban adalah seorang pria berusia 44 tahun dan telah melakukan perjalanan dari Wuhan ke Manila sebelum akhirnya jatuh sakit dan dibawa ke rumah sakit. Ia kemudian dilaporkan meninggal di rumah sakit karena pneumonia.
Foto: Getty Images/AFP/T. Aljibe
238 WNI dari Wuhan tiba di Natuna
Minggu (02/02), sebanyak 238 WNI tiba di Pangkalan Udara Raden Sajad, Pulau Natuna, Kepulauan Riau. Ada 7 orang yang batal diterbangkan ke tanah air karena sejumlah alasan - 4 orang mengundurkan diri dan 3 orang lainnya tidak lolos pemeriksaan Cina. Masa observasi dijalankan selama 14 hari. Presiden Jokowi sebut Natuna dipilih sebagai tempat observasi karena dinilai sebagai pulau yang paling siap.
Foto: Reuters/Antara Foto
Rumah sakit selesai dibangun dalam waktu 10 hari
Rumah Sakit Huoshenshan (Gunung Api Dewa), selesai dibangun hanya dalam waktu lebih dari satu minggu. Rumah sakit akhirnya resmi dibuka pada Senin (03/02). Rumah sakit ini bertujuan menggunakan campuran obat-obatan dari barat maupun obat tradisional Cina untuk mengobati mereka yang terinfeksi virus corona jenis baru, 2019-nCoV. (gtp/ae) (dari berbagai sumber)