1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Cina Antara Penyebaran Omicron dan Penyelenggaraan Olimpiade

22 Januari 2022

Menjelang penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin Beijing, Cina berjuang dengan segala cara untuk meredam penyebaran infeksi omicron. Selama ini pemerintah menerapkan kebijakan ekstra ketat Zero Covid.

Tes Covid di kota Xian, 14 Januari 2022
Tes Covid di kota Xian, 14 Januari 2022Foto: Shao Rui/Xinhua News Agency/picture alliance

Dengan kebijakan Zero Covid, pemerintah Cina memberlakukan lockdown ketat di beberapa kota metropolitan setelah munculnya kasus infeksi varian omicron. Jutaan penduduk diminta melakukan tes Covid. Mereka dilarang meninggalkan rumah, juga untuk berbelanja. Bahan makanan diantar oleh satuan tugas Covid sampai ke depan pintu rumah.

Tapi sekarang muncul laporan bahwa warga Beijing yang terinfeksi omicron. Pemerintah cepat-cepat menyatakan bahwa infeksi itu diakibatkan oleh "paket yang dikirim dari luar negeri". Namun bersamaan dengan itu, pemerintah juga mempromosikan strategi baru, bukan Zero Covid lagi, melainkan apa yang sekarang disebut "Dynamic Clearing". Sejauh ini, di Beijing tidak diberlakukan lockdown ketat seperti di metropolitan lain.

Selain karena penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin Beijing yang rencananya akan dibuka 4 Februari mendatang, dampak ekonomi penerapan lockdown ketat juga mulai merongrong perekonomian, terutama bagi kalangan warga menengah-bawah.

Warga mulai suarakan kemarahan

Di metropolitan Xian, banyak warga mulai menyampaikan kemarahan mereka di jaringan media sosial lokal. Ada yang mengatakan mereka tidak mendapat suplai bahan makanan yang cukup, padahal mereka dilarang meninggalkan rumahnya. Selain itu ada yang melaporkan bahwa perempuan hamil tua yang akan melahirkan ditolak masuk rumah sakit, sehingga mereka akhirnya kehilangan bayinya.

Selama ini, kebijakan Covid ada di tangan pemerintah pusat. Namun dengan perkembangan Covid yang sangat cepat, pemerintahan di Beijing kelihatannya mulai kewalahan. Dengan strategi baru "Dynamic Clearing", kewenangan Covid berpindah ke otoritas lokal.

"Karena sebentar lagi Olimpiade dimulai, pemerintah pusat sekarang mengalihkan kebijakan peredaman pandemi ke otoritas lokal," kata Shuli Ren, penulis dan pengamat ekonomi di Hong Kong. Ini tentu saja menguntungkan pemerintah pusat, tambahnya, karena kalau ada masalah dengan suplai makanan atau karantina seperti di Xian, kesalahan dengan mudah bisa ditimpakan ke otoritas lokal.

Suasana Lockdown di kota XianFoto: Shao Rui/Xinhua/AP/dpa/picture alliance

Perekonomian mulai terdampak

Pemerintah Cina baru-baru ini mengimbau warga untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga. Berbagai kampanye dilancarkan untuk mengajak orang berbelanja. Jika situasi corona tidak memungkinkan orang berbelanja ke toko, sebaiknya berbelanja lewat online. Atau kalau tidak ingin membeli barang, orang juga bisa bertaruh atau berjudi lewat berbagai plaltform online, demikian seruan yang disebarkan.

Pengamat ekonomi Asia dari Union Bancaire Privess (UBP) Carlos Cassanova menjelaskan: "Cina memang masih mampu mempertahankan pasar ekspornya, tapi akan sulit membangkitkan kembali konsumsi domestik di kawasan-kawasan yang menerapkan lockdown Zero Covid." Dia memperkiraan, pertumbuhan ekonomi awal tahun ini bisa anjlok ke angka 3 persen, bagi perekonomian Cina sebuah kemunduran besar.

Situasi ekonomi dan politik di Cina akan tergantung dari parahnya penyebaran omicron minggu-minggu depan, apalagi pemerintah pusat di Beijing selama ini menjanjikan bahwa kebijakannya mampu meredam Covid sampai ke tingkat nol. Apakah dengan pembukaan Olimpiade Beijing Februari mendatang laju infeksi omicron masih bisa diredam, masih harus ditunggu.

(hp/yp)  

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait