Beijing menuntut AS menutup konsulatnya di Chengdu, sebagai balasan atas langkah AS menutup konsulat Cina di Houston dengan tuduhan kegiatan spionase. Cina menyebut langkah AS itu “tindakan tidak masuk akal”.
Iklan
Pada Jumat (24/7), Cina memerintahkan AS menutup konsulatnya di kota Chengdu, sebagai langkah balasan atas penutupan konsulat Cina di Houston awal pekan ini. Langkah ini merupakan "tanggapan sah dan perlu terhadap tindakan tidak masuk akal oleh Amerika Serikat," kata Kementerian Luar Negeri Cina dalam sebuah pernyataan.
"Situasi hubungan Cina-AS saat ini bukanlah apa yang diinginkan oleh Cina, dan Amerika Serikat bertanggung jawab atas semua ini," kata pernyataan itu.
Balas-membalas langkah diplomatik ini merupakan eskalasi terbaru dalam ketegangan antara kedua negara, sejak Presiden AS Donald Trump mengeluarkan pernyataan-pernyataan keras terhadap Cina. Sebelumnya, popularitas Trump dalam jajak pendapat menjelang pemilu presiden di AS terus turun dan tertinggal dari pesaingnya, Joe Biden.
Balasan atas penutupan konsulat di Houston
Pemerintahan Trump, pada Selasa (21/7) memerintahkan penutupan konsulat Cina di Houston dalam waktu 72 jam dan menuduh agen-agen Cina telah mencoba mencuri data dari fasilitas penyimpanan data di Texas, termasuk data-data sistem medis.
"Langkah AS secara serius melanggar hukum internasional, norma-norma dasar hubungan internasional, dan ketentuan-ketentuan Konvensi Konsuler Cina-AS. Ini sangat merugikan hubungan Cina-AS," kata Kementerian Luar Negeri Cina dalam sebuah pernyataan menanggapi langkah AS itu.
AS memiliki kedutaan di Beijing dan konsulat di Hong Kong dan lima kota di Cina daratan, termasuk di Shanghai dan Guangzhou.
Hubungan kedua negara memburuk tajam
Konsulat Chengdu didirikan tahun 1985 dan memiliki sekitar 200 staf, dengan 150 staf yang direkrut secara lokal, menurut situs webnya.
70 Tahun Republik Rakyat Cina
Dari perang dan revolusi sampai Olimpiade dan pendaratan di bulan, Republik Rakyat Cina telah mengalami perubahan dramatis. Inilah beberapa peristiwa penting yang menentukan sejarah bangsa dan negara Cina.
Foto: Reuters/T. Peter
Mao Zedong, Sang Bapak Bangsa
Mao Zedong muncul di Tiananmen dan mengumumkan pendirian Republik Rakyat Cina (RRC) pada 1 Oktober 1949. Deklarasi itu menyusul berakhirnya perang saudara yang berlangsung bertahun-tahun antara para panglima perang yang berlomba-lomba mengambil kendali setelah jatuhnya dinasti Qing. Rakyat Cina merindukan persatuan dan perdamaian yang dijanjikan Mao Zedong.
Foto: picture-alliance/KPA/United Archives
Ketika warga Tibet berdiri menentang kekuasaan Cina
Tahun 1959, di Lhasa, ibukota Tibet, terjadi aksi menentang Partai Komunis dan kekuasaan Cina, yang ditindas pemerintah pusat di Beijing dengan pengerahan dan kekerasan militer. Pemimpin politik dan spiritual Tibet, Dalai Lama ke-14, melarikan diri ke India. Tibet hingga kini berada di bawah kendali Beijing, namun banyak warga Tibet yang tetap setia pada pemimpin spiritualnya, Dalai Lama.
Foto: picture-alliance/dpa/UPI
Mahasiswa pimpin "Revolusi Kebudayaan" yang brutal
Tahun 1966 Mao Zedong mencanangkan periode "Revolusi Kebudayaan" yang dimaksudkan untuk merevitalisasi proyek sosialis. Agenda tersebut dijalankan oleh para siswa dan kelompok milisi "Garda Merah" yang menyerang orang-orang yang dianggap punya pandangan yang bertentangan dengan nilai-nilai Partai Komunis. Banyak penulis, intelektual dan akademisi yang terbunuh selama periode itu.
Foto: picture-alliance/dpa/DB UPI
Penggagas reformasi: Deng Xiaoping
Mao Zedong mendirikan negara RRC, namun yang membawa negara itu memasuki era modern adalah sang reformator Deng Xiaoping. Dia merombak sistem ekonomi, menggiatkan kegiatan ekonomi swasta dan menggalakkan produk ekspor. Deng Xiaoping berhasil mengelola transisi Cina dari negara komunis menjadi sebuah ekonomi pasar yang terkendali, langkah awal Cina merambah pasaran dunia.
Foto: Getty Images/AFP/P. Lim
Memasuki era baru
Beijing mengalami ledakan pembangunan ketika mempersiapkan diri menjadi tuan rumah Olimpiade 2008. Stadion nasionalnya, yang dikenal sebagai Sarang Burung, dan Pusat Renang Nasional, yang dijuluki "Water Cube" adalah ikon Beijing era baru.
Foto: picture-alliance/Xinhua/L. Hongguang
Jalur Sutra Baru menghubungkan Eropa, Asia dan Afrika
Proyek ambisius Jalur Sutra Baru adalah proyek infrastruktur lintas benua yang mencakup Asia, Eropa, dan Afrika. Proyek Xi Jinping dimulai tahun 2013. Banyak pihak menyambut proyek ini sebagai pengisi kesenjangan infrastruktur dan mendorong pertumbuhan. Pihak lain khawatir tentang pengaruh dan dominasi Cina yang makin luas.
Foto: picture-alliance/dpa/Imaginechina/D. Gang
Mendarat di bulan
Januari 2019, media Cina melaporkan pendaratan wahana Chang'e-4 di kutub selatan bulan. Prestasi ini menandai satu tonggak penting lagi dalam ambisi Cina menantang dominasi ruang angkasa AS dan Rusia. Cina berharap akan menjadi kekuatan ruang angkasa utama pada tahun 2030. hp/na (dw)
Foto: Getty Images/AFP/CNSA
7 foto1 | 7
Hubungan antara Washington dan Beijing telah memburuk dengan tajam tahun ini karena berbagai masalah, dari sengketa perdagangan dan teknologi hingga wabah corona, klaim teritorial di Laut Cina Selatan, dan tindakan keras Cina terhadap Hong Kong.
Dalam pidatonya hari Kamis (23/7), Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan Washington dan sekutunya harus menggunakan "cara yang lebih kreatif dan tegas" untuk menekan Partai Komunis Cina mengubah pendekatannya. Mike Pompeo menyebutnya sebagai "misi zaman kita".