Cina Bantu Bangladesh Pulangkan Pengungsi Rohingya
8 Agustus 2022
Lebih dari satu juta pengungsi Rohingya telah tinggal di Bangladesh, yang melarikan diri dari negaranya, Myanmar.
Iklan
Minggu (07/08), Cina telah berjanji untuk mendukung Bangladesh memulangkan ribuan pengungsi Rohingya kembali ke Myanmar. Menteri Luar Negeri (Menlu) Bangladesh A.K. Abdul Momen akhirnya membahas masalah ini dengan rekannya Wang Yi dari Cina di Dhaka.
Lebih dari satu juta pengungsi Muslim Rohingya telah tinggal di kamp Bangladesh, setelah melarikan diri atas penganiayaan dari negaranya di Myanmar yang mayoritas beragama Buddha, pada tahun 2017 lalu.
Bangladesh butuh dukungan Cina
Beijing telah membangun sekitar 3.000 rumah di negara bagian Rakhine Myanmar, untuk para pengungsi Rohingya yang akan kembali ke Myanmar, ujar Momen. Dia juga menambahkan bahwa Cina "akan mengatur dukungan awal berupa makanan" untuk para pengungsi yang akan dipulangkan.
"Kita harus berterima kasih kepada hina bahwa mereka setuju untuk melakukan itu," ujar Menlu Bangladesh dalam sebuah kesempatan.
Analis Munshi Faiz Ahmad, yang menjabat sebagai duta besar Bangladesh di Beijing, mengatakan kepada media Associated Press bahwa untuk "menyelesaikan krisis Rohingya, Bangladesh membutuhkan dukungan dari Cina."
Potret Warga Rohingya Rela Bertaruh Nyawa di Lautan Hingga Terdampar di Aceh
Sebanyak 99 pengungsi Rohingya ditemukan kelaparan dan kehausan di atas kapal motor rusak di perairan Aceh Utara, Rabu (24/06). Ini bukan kali pertama etnis yang terusir dari Myanmar ini terdampar di perairan Indonesia.
Foto: Reuters/Antara Foto/Rahmad
Terombang-ambing di lautan
Sebanyak 99 pengungsi Rohingya ditemukan terombang-ambing di atas sebuah kapal di perairan Aceh Utara, Rabu (24/06). Mereka ditemukan oleh nelayan sekitar yang kebetulan sedang melintas di sekitar lokasi. Ini bukan kali pertama sebuah kapal motor bermuatan puluhan bahkan ratusan pengungsi Rohingya terdampar di perairan Aceh Utara.
Foto: Reuters/Antara Foto/Rahmad
Bertaruh nyawa
Para pengungsi rela bertaruh nyawa melintasi lautan selama berminggu-minggu dengan perbekalan minim. Mereka yang mayoritas adalah perempuan dan anak-anak ini, berharap dapat mengadu nasib dan mencari pekerjaan di negara tujuan. Pusat Informasi dan Advokasi Rohingya (PIARA) melaporkan sebanyak 15 pengungsi tewas di perjalanan dan dilarung ke laut. Diduga akan ada kapal-kapal lain yang menyusul.
Foto: Reuters/Antara Foto/Rahmad
Terusir dari rumah
Kaum Rohingya yang berasal dari Myanmar ini, terpaksa mencari suaka ke negara-negara Asia Tenggara lainnya karena etnis Rohingya tidak diakui sebagai warga negara Myanmar. Mereka kerap dianiaya, dikucilkan, dan diusir ke kamp-kamp pengungsian setelah penumpasan militer tahun 2017 silam. Bahkan dalam laporan PBB tahun 2018 dilaporkan adanya pembunuhan massal 10 ribu kaum Rohingya di Rakhine.
Foto: Reuters/Antara Foto/Rahmad
Rasa kemanusiaan
Para pengungsi kemudian ditampung sementara di Kantor Imigrasi Lhokseumawe, Aceh. Meski dunia tengah dilanda pandemi Covid-19, tidak menyurutkan niat masyarakat setempat untuk menyelamatkan para pengungsi tersebut. "Ini tidak lebih dari rasa kemanusiaan dan bagian dari tradisi kami para nelayan Aceh Utara," ujar Hamdani salah seorang nelayan yang ikut mengevakuasi para pengungsi dilansir Reuters.
Foto: Getty Images/AFP/R. Mirza
Non-reaktif Covid-19
Dari hasil pemeriksaan cepat (rapid test) virus corona yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara, dilaporkan seluruh pengungsi Kaum Rohingya yang terdampar di perairan Pantai Seunuddon, Kabupaten Aceh utara, Rabu (24/06), non-reaktif Covid-19. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Selain rapid test, pemeriksaan kesehatan secara umum juga turut dilakukan.
Foto: AFP/C. Mahyuddin
Apresiasi dunia internasional
Kepala Perwakilan UNHCR di Indonesia Ann Maymann mengapresiasi Indonesia yang telah menyelamatkan para pengungsi Kaum Rohingya. Organisasi non-pemerintah Amnesty International juga memuji mayarakat Aceh yang telah menunjukkan rasa solidaritas kemanusiaan mereka. Menlu RI Retno Marsudi dalam pernyataan resminya Jumat (26/06) berjanji akan penuhi kebutuhan dasar dan kesehatan 99 pengungsi Rohingya.
Foto: AFP/C. Mahyuddin
6 foto1 | 6
Para pengungsi takut untuk kembali
Cina sebelumnya telah menengahi kesepakatan dengan Myanmar pada November 2017 lalu, untuk memulangkan sekitar 700.000 Muslim Rohingya. Dan lagi, upaya yang sama dilakukan pada tahun 2019 sebanyak dua kali, dengan tujuan yang sama yakni untuk memulangkan para pengungsi tersebut.
Namun semua upaya itu gagal karena para pengungsi Rohingya menolak dipulangkan. Mereka khawatir bila kekerasan yang memaksa mereka untuk melarikan diri itu akan muncul kembali. Ketakutan itu pun diperburuk setelah adanya kudeta militer di Myanmar tahun lalu.
Bangladesh tengah mencoba untuk membuat katalog identitas para pengungsi Rohingya. Bangladesh juga telah mengirim data biometrik lebih dari 800.000 pengungsi yang tinggal di kamp-kamp yang terletak di distrik tenggara Cox's Bazar ke Myanmar, tambah pihak berwenang Bangladesh.