Pemerintah Cina bebaskan pemenang Nobel perdamaian Liu Xiaobo yang sudah 8 tahun dipenjara, karena alasan kesehatan. Akitivis HAM dan demokrasi ini dipenjara dengan tuduhan subversi.
Iklan
Beijing membebaskan Liu Xiaobo (61) pemenang Nobel perdamaian 2010, karena ia didiagnosa mengidap kanker hati dalam stadium akhir. "Saat ini aktivis pro-demokrasi dan pemenang Nobel perdamaian itu dirawat di rumah sakit Shenyang", kata pengacaranya Mo Shaoping kepada KB AFP hari Senin (26/6).
Liu Xiaobo disebutkan tidak punya rencana khusus. "Ia hanya mendapat pengobatan karena mengidap kanker hati", ujar pengacaranya.
Memburu Simbol Pemimpin Komunis Cina
Mao Zedong merupakan tokoh Partai Komunis Cina yang sangat berpengaruh & kontroversial. Sementara di Indonesia simbol komunisme diburu untuk dimusnahkan, turis & kolektor memburu berbagai barang bersimbol Mao.
Foto: picture-alliance/dpa
Poster dimana-mana
Saat berlangsung Revolusi Kebudayaan di Cina (1966-1976), poster-poster semacam ini tersebar. Saat itu, rakyat Cina mendambakan ‘era baru‘ dan ‘manusia baru‘. Zaman berganti, poster-poster sejenis ini masih bertebaran. Mao, penggerak Revolusi Kebudayaan, lahir dari keluarga petani miskin di Hunan, Cina tahun 1893. Ia menjadi pemimpin revolusi Cina dan kemudian pemimpin tertinggi RRC.
Foto: picture-alliance/dpa
Bros dan selebaran
Revolusi Kebudayaan menjadi gerakan radikal generasi muda dalam kapitalisme, intelektual dan haluan kanan. Bagi yang ingin menjadi seorang revolusioner sejati, berada di Mao, mereka menunjukkannya dengan mengenakan setelan Mao yang sederhana dilengkapi lencana bergambar Mao. Setelan Mao ini juga dianggap sebagai bentuk ketiadaan kelas. Gambar-gambar Mao menjadi simbol revolusi.
Foto: Getty Images/China Photos
Buku Mao dalam berbagai bahasa
Mesin propaganda dari Revolusi Kebudayaan menghasilkan jutaan eksemplar "Buku Kecil Merah" yang berisi kata-kata yang diungkapkan Mao. Buku-buku kecil ini dianggap ‘lentera merah’ dan ‘hati merah’ yang menyinari kaum proletar, sehingga menjadi ‘garis merah’ yang diikuti di dunia.
Foto: picture-alliance/dpa/T. Röstlund
Mao di setiap rak
Poster, tombol dan buku tidak cukup, bahkan ratusan ribu patung-patung setengah badannyapun diproduksi. Para pengikutnya meyakini bahwa kebijakannya telah mengubah negara tirai bambu itu dari masyarakat agraris menjadi kekuatan dunia. Filsuf ini juga dikenal sebagai penyair dan tokoh visioner. Meskipun terus diperdebatkan bahwa kebijakannya mengakibatkan kematian massal.
Foto: Getty Images/China Photos
Mao ada di mana-mana
Patung setengah badan pun tak cukup, maka dari bahan porselen, dibuat pula patung utuh Mao – bahkan ada yang sebesar ukuran aslinya.
Foto: imago/UIG
Koleksi populer
Revolusi Kebudayaan sudah setengah abad berlalu. Saat itu, sebagian masyarakat mengalami masa-masa waktu traumatis. Namun bagi kolektor, masa-masa yang dikira sebagai pembaruan ini menjadi sumber sukacita tanpa batas.
Foto: Getty Images/AFP
Bisnis menguntungkan
Para agen penjualan di Beijing tahu bahwa menjual poster dan majalah lama dari periode Revolusi Kebudayaan untuk kolektor dan wisatawan dari Barat sangatlah menguntungkan.
Foto: Getty Images/AFP/P. Parks
7 foto1 | 7
Liu ditangkap aparat keamanan Cina tahun 2008 akibat kegiatannya mengumpulkan tandatangan bagi apa yang disebut Charta 08, yakni sebuah manifesto politik yang ditandatangani sejumlah intelektual dan aktivis hak asasi manusia di Cina. Charta ini menuntut reformasi demokratis di negara komunis tersebut.
Tahun 2009 oleh pengadilan Cina, Liu divonis hukuman 11 tahun penjara karena terbukti melakukan aksi "subversi terhadap kekuasaan negara." Tahun 2010 Komite Nobel menganugerahi hadiah Nobel Perdamaian. Saat penganugerahan hadiahnya di Oslo, ia diwakili kursi kosong karena istrinya juga dikenai tahanan rumah.
Saat itu pemerintah di Beijing berang dan memanggil duta besar Swedia untuk mengajukan protes resmi. Alasannya, penganugerahan hadiah itu berlawanan dengan prinsip perdamaian.
Para Pejuang Perdamaian
Seluruhnya 101 orang dan 24 organisasi tercatat jadi pemenang hadiah Nobel Perdamaian yang dianugerahkan sejak 1901. Kilas foto beberapa diantaranya.
Foto: picture-alliance/dpa
2013 : Organisasi Bagi Pelarangan Senjata Kimia
Organisasi bagi pelarangan Senjata Kimia (OPCW) dianugerahi hadiah Nobel perdamaian 2013. Organisasi ini memantau ditaatinya konvensi senjata kimia dari tahun 1997. Saat ini organisasi aktif di Suriah, untuk memulai pemusnahan senjata kimianya.
Foto: picture-alliance/dpa
2012: Uni Eropa
Dianugerahi Nobel Perdamaian sebagai contoh bagi kerjasama damai seluruh negara anggotanya. Dengan itu Uni Eropa membantu mendorong perdamaian dan demokrasi di seluruh Eropa.
Foto: picture-alliance/dpa
2011 : Tiga Aktivis Perempuan
Tiga orang perempuan dianugerahi Nobel Perdamaian untuk perjuangannya bagi hak-hak perempuan serta upaya damai bagi demokrasi dan toleransi di negaranya. Masing-masing pejuang demokrasi dari Yaman :Tawakkul Karman. Aktivis perdamaian Liberia : Leymah Gbowee dan presiden Liberia : Ellen Johnson Sirleaf.
Foto: dapd
2010 Liu Xiaobo
Komite Nobel memberi penghargaan kepada penulis Cina Liu Xiaobo atas perjuangannya yang amat panjang dan tanpa kekerasan untuk perubahan mendasar situasi hak asasi manusia di Cina. Pembangkang dan penggagas manifesto hak warga "Charta 08" sejak 2009 divonis hukuman 11 tahun penjara dengan tuduhan berniat makar.
Foto: picture-alliance/dpa
2009 Barack Obama
Penganugerahan Nobel Perdamaian kepada presiden AS Barack Obama menuai kritik, terlalu dini dan ibaratnya panjar bagi pekerjaan yang belum tuntas. Obama memang mengajukan konsep bagi dunia bebas senjata atom, tapi hal itu belum ada penerapannya.
Foto: picture-alliance/dpa
2007 : Al Gore
Mantan wakil presiden AS ini bersama ketua dewan iklim PBB, Rajendra Kumar Pachauri dianugerahi Nobel Perdamaian terkait kiprahnya dalam perlindungan iklim. Dalam pidato penerimaan hadiah, Al Gore menuding Amerika Serikat dan Cina bertanggung jawab atas kelalaian terkait perlindungan iklim.
Foto: AP
2003: Shirin Ebadi
Pakar hukum asal Iran Shirin Ebadi merupakan Muslimah sekaligus perempuan warga Iran pertama yang mendapat anugerah Nobel Perdamaian dengan pujian khusus. Ebadi berjuang untuk penerapan demokrasi dan hak asasi manusia, khususnya hak kaum perempuan dan anak-anak di Iran.
Foto: DW
1993 : Frederik de Klerk dan Nelson Mandela
Frederik de Klerk sebagai presiden Afrika Selatan saat itu, memberikan kontribusi besar bagi pembubaran sistem Apartheid. Nelson Mandela ketua African National Congress berjuang untuk itu, dan dipenjarakan selama 27 tahun. Kedua tokoh diberi penghargaan untuk kontribusi mereka dalam menghapus Apartheid di Afrika Selatan.
Foto: AFP/Getty Images
1991 : Aung San Suu Kyi
Sejak akhir 1980 Aung San Suu Kyi berjuang tanpa kekerasan bagi demokratisasi dan hak asasi manusia di Myanmar yang dulu bernama Birma. Ia tidak bisa menerima langsung anugerah itu, karena bersatus tahanan dan mendekam di penjara. Anak lelakinya mewakili Aung San Suu Kyi menerima hadiah Nobel Perdamaian. Tahun 2010 ia dibebaskan dari tahanan rumah dan sejak 2012 menjadi anggota parlemen.
Foto: dapd
1990 : Mikhail Gorbachev
Dengan politik Glasnost dan Perestroikanya, Mikhail Gorbaschev memungkinkan peredaan ketegangan dan runtuhnya Tembok Berlin sekaligus juga penyatuan kembali Jerman. Tapi 1990 Gorbachev tidak bisa menerima sendiri anugerah itu, karena ketegangan politik dalam negeri Uni Soviet ketika itu.
Foto: picture-alliance/dpa
1983 : Lech Walesa
Ketua serikat buruh bebas Polandia Solidarność ini berada di dalam tahanan rumah, ketika diumumkan mendapat Nobel Perdamaian. Lech Walesa mengirim anaknya Bogdan serta istrinya Danuta untuk menerima penghargaan di Oslo. Tahun 1990 Lech Walesa menang pemilu dan menjadi presiden Polandia.
Foto: AP
1973 : Henry Kissinger dan Le Duc Tho
Henry Kissinger dan Le Duc Tho pada 23 Januari 1973 merundingkan rincian akhir kesepakatan gencatan senjata antara Amerika Serikat dengan Vietnam Utara. Kedua tokoh dianugerahi Nobel perdamaian bagi prestasinya menciptakan perdamaian di Vietnam. Le Duc Tho menolak menerima penghargaan dengan alasan di negaranya tetap belum tercipta perdamaian.
Foto: picture-alliance/dpa
1971 : Willy Brandt
Ia adalah tokoh politik pertama Jerman yang dianugerahi Nobel Perdamaian seusai perang dunia kedua. Willy Brandt diberi penghargaan untuk upayanya meredakan ketegangan dan kesetaraan dengan Blok Timur.