1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanCina

Cina Berusaha Kurangi Risiko COVID-19 Jelang Perayaan Imlek

6 Januari 2023

Ratusan juta orang di Cina biasanya mudik massal jelang Tahun Baru Imlek. Pemerintah di Beijing berusaha untuk minimalkan kemungkinan penyebaran wabah baru COVID-19 yang lebih besar.

Orang-orang yang memakai masker berjalan di Beijing, Jumat (06/01)
Cina meminimalkan kemungkinan penyebaran wabah COVID-19Foto: Andy Wong/AP Photo/picture alliance

Kementerian Perhubungan Cina pada hari Jumat (06/01) mengimbau para pemudik menyambut tahun baru Imlek  pada 22 Januari mendatang, untuk mengurangi perjalanan dan pertemuan, terutama jika melibatkan orang lanjut usia, ibu hamil, anak kecil, dan mereka yang memiliki gangguan kesehatan bawaan.

"Orang yang menggunakan transportasi umum diwajibkan memakai masker dan memberikan perhatian khusus pada kesehatan dan kebersihan pribadi mereka", kata Wakil Menteri Perhubungan Xu Chengguang kepada wartawan dalam sebuah pengarahan.

Seruan itu memang tidak meminta warga untuk tinggal di rumah sepenuhnya, seperti kebijakan ketat yang diterapkan pemerintah di Beijing sejak pandemi dimulai. Meskipun demikian, sejumlah pemerintah daerah telah mendesak pekerja migran untuk tidak pulang kampung saat Imlek tahun ini.

Wabah COVID-19 saat ini diyakini telah menyebar lebih cepat di kota-kota padat penduduk, sehingga membebani sistem perawatan kesehatan. Pihak berwenang khawatir akan kemungkinan penyebaran virus ke kota-kota kecil dan daerah pedesaan yang minim sumber daya seperti tempat perawatan di ICU.

Persyaratan terbaru untuk pelancong dari Cina

Kekhawatiran tersebut juga merebak di luar Cina. Semakin banyak negara yang mewajibkan tes PCR pra-terbang, dengan mengajukan argumen, syarat itu diperlukan karena pemerintah Cina tidak memberikan informasi yang cukup tentang wabah tersebut, terutama tentang potensi munculnya varian baru.

Uni Eropa pada hari Rabu (04/01) "sangat mendorong" negara-negara anggotanya untuk memberlakukan pengujian COVID-19 sebelum keberangkatan, meskipun tidak semua melakukannya. Amerika Serikat juga mewajibkan hasil tes negatif untuk pelancong dari Cina dalam waktu 48 jam setelah keberangkatan.

Cina mengkritik persyaratan tersebut dan memperingatkan tindakan balasan. Juru bicara pemetimtah di Beijing mengatakan, situasinya terkendali dan menolak tuduhan kurangnya persiapan untuk pembukaan perbatasan kembali.

Perbatasan dengan Hong Kong kembali dibuka

Terlepas dari kekhawatiran itu, Hong Kong mengumumkan akan membuka kembali beberapa penyeberangan perbatasannya dengan Cina daratan pada hari Minggu (08/01) dan mengizinkan puluhan ribu orang untuk menyeberang setiap hari tanpa harus menjalani karantina.

Pos pemeriksaan perbatasan darat dan laut di Hongkong dengan Cina daratan sebagian besar telah ditutup selama hampir tiga tahun dan pembukaan kembali diharapkan memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan untuk sektor pariwisata dan ritel Hong Kong.

Cina juga secara bertahap membuka diri untuk kunjungan pejabat asing, dengan menjamu Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. pada pekan ini.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga dijadwalkan akan melakukan kunjungan pertamanya ke Beijing pada bulan ini atau berikutnya, di mana dia akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Qin Gang yang baru dilantik, yang sebelumnya merupakan mantan Duta Besar Cina untuk AS.

ha/as (AP)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait