Cina: COVID-19 Memperburuk Angka Pernikahan dan Kelahiran
23 Agustus 2022
Komisi Kesehatan Nasional Cina (NHC) mengatakan COVID-19 berkontribusi pada penurunan angka pernikahan dan kelahiran yang telah terjadi beberapa tahun terakhir karena tingginya biaya pendidikan dan pengasuhan anak.
Iklan
Banyak perempuan yang terus menunda rencana untuk menikah atau memiliki anak, kata Komisi Kesehatan Nasional Cina (NHC), seraya menambahkan bahwa perkembangan ekonomi dan sosial yang cepat menyebabkan "perubahan besar."
Generasi muda yang pindah ke daerah perkotaan dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk pendidikan dan kerja juga memainkan peran mereka, tambahnya.
Para ahli demografi juga mengatakan bahwa kebijakan "nol-COVID" Cina yang menerapkan kontrol ketat terhadap kehidupan masyarakat juga kemungkinan menyebabkan kerusakan mendalam pada keinginan mereka untuk memiliki anak.
"Virus corona memiliki dampak yang nyata pada rencana pernikahan dan memiliki anak beberapa orang," kata komisi itu.
Pernyataan itu dikirim ke Reuters melalui faks pada Senin (22/08) malam waktu setempat sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang topik tersebut.
Hidup di Era Pandemi COVID-19
Lebih dari setahun yang lalu, virus corona mulai menyebar ke seluruh dunia dan telah menginfeksi lebih dari 100 juta orang. Wabah ini mengubah hidup kita.
Foto: Flaming Lips/Warner Music/REUTERS
Jaga jarak fisik
Singapura telah mencatat tingkat infeksi virus corona terendah sejak Oktober 2020. Para pengamat memuji negara itu karena memantau warganya secara ketat, salah satunya dengan menggunakan aplikasi pelacakan. Menurunnya infeksi membuat pemerintah mengizinkan penduduk setempat mengunjungi bioskop di area terbuka - asalkan menjaga jarak secara fisik.
Foto: Edgar Su/REUTERS
Kecemasan tersebar luas di Afrika Selatan
Afrika Selatan adalah negara di Afrika yang paling parah terdampak pandemi COVID-19. Pasien di rumah sakit dekat Cape Town ini adalah satu dari 1,4 juta warga yang telah terinfeksi virus corona. Varian baru yang dikenal sebagai B.1.351 atau 501Y.V2, meningkatkan kecemasan warga. Sama seperti varian Inggris, mutasi Afrika Selatan ini dianggap sangat menular.
Foto: Rodger Bosch/AFP/Getty Images
Jaga jarak sosial sambil menikmati matahari
Dengan suhu musim panas yang membumbung tinggi, banyak orang Australia menikmati berenang di laut. Tanda-tanda peringatan telah dipasang untuk mengingatkan pengunjung menjaga jarak sambil menikmati matahari, demi mencegah lonjakan infeksi baru. Jumlah kasus di Australia turun drastis sejak September lalu.
Foto: Bai Xuefei/Xinhua/imago images
Duka yang ditinggalkan
Kelvia Andrea Goncalves menangis di makam ibunya di kota Manaus, Brasil. Andrea dos Reis Brasao meninggal pada usia 39 tahun akibat COVID-19. Banyak orang menyalahkan Presiden Jair Bolsonaro atas situasi suram negara itu. Lebih dari 221.000 warga Brasil telah meninggal akibat virus corona.
Foto: Bruno Kelly/REUTERS
Lebih baik aman daripada menyesal?
Di Hong Kong, pihak berwenang telah menutup seluruh wilayah tanpa peringatan sebelumnya, sebagai respon atas peningkatan infeksi yang tiba-tiba. Sama seperti di Cina, kota itu telah memberlakukan tindakan tegas untuk mencegah penyebaran wabah. Kebijakan tersebut berhasil membuat tingkat infeksi sangat rendah.
Foto: Tyrone Siu/REUTERS
Aman di dalam 'gelembung'
Band rock asal AS, The Flaming Lips menemukan cara untuk menggelar konser dengan tetap memperhatikan jaga jarak fisik. Belum lama ini saat mereka konser di Oklahoma, penonton diminta untuk masuk ke dalam bola plastik besar. Dengan cara ini, mereka dapat menari menikmati musik dengan aman. Bahkan penonton juga bisa mengangkat tubuh Wayne Coyne saat dia terjun dari panggung.
Foto: Flaming Lips/Warner Music/REUTERS
Gereja jadi pusat vaksinasi
Banyaknya gereja yang tutup, kini dimanfaatkan sebagai pusat vaksinasi darurat seperti di Katedral Lichfield, dekat Birmingham, Inggris. Tidak seperti negara anggota Uni Eropa yang saat ini menghadapi kekurangan vaksin COVID-19, Inggris telah menerima pasokan dosis yang stabil.
Foto: Carl Recine/REUTERS
Banyak orang berharap pandemi segera berakhir
Amy Ezzat menyiapkan kue berbentuk dosis vaksin untuk dibagikan kepada pasien COVID-19 di sebuah rumah sakit di Kairo. Mesir telah berjuang melaksanakan kampanye inokulasi di seluruh negeri. Penulis: Ines Eisele (ha/pkp)
Foto: Hanaa Habib/REUTERS
8 foto1 | 8
Angka kelahiran terus menurun
Angka kelahiran baru di Cina akan turun ke rekor terendah tahun ini, kata para ahli demografi, dengan perkiraan penurunan di bawah 10 juta dibandingkan dengan 10,6 juta bayi tahun lalu - atau setara 11,5 persen lebih rendah dari tahun 2020.
Cina memiliki tingkat kesuburan 1,16 pada tahun 2021, salah satu yang terendah di dunia dan di bawah tingkat 2,1 yang menurut Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) diperlukan untuk populasi yang stabil.
Setelah memberlakukan kebijakan satu anak dari tahun 1980 hingga 2015, Cina telah mengakui populasinya berada di ambang penyusutan, sebuah potensi krisis yang akan menguji kemampuan negara itu untuk merawat orang tua.
Untuk mengatasi masalah ini, pihak berwenang di tingkat nasional dan provinsi selama setahun terakhir memperkenalkan langkah-langkah seperti keringanan pajak, cuti hamil yang lebih lama, asuransi kesehatan yang ditingkatkan, subsidi perumahan, dan uang tambahan untuk anak ketiga.