Cina kembali mengirim pesawat dan kapal perang untuk latihan militer di sekitar Taiwan. Pulau yang memiliki pemerintahan sendiri tersebut mengecam tindakan ini sebagai langkah "provokatif".
Iklan
Cina menggelar babak baru latihan militer di dekat Taiwan pada hari Senin (14/10), yang diklaim sebagai peringatan terhadap "tindakan separatis oleh kekuatan kemerdekaan Taiwan." Tidak disebutkan tanggal berakhirnya latihan tersebut.
Latihan yang dijuluki Joint Sword-2024B itu, "menguji kemampuan operasi gabungan pasukan komando teater," menurut Kementerian Pertahanan Cina.
"Latihan ini juga merupakan peringatan tegas terhadap tindakan separatis pasukan kemerdekaan Taiwan. Ini adalah operasi yang sah dan perlu untuk menjaga kedaulatan negara dan persatuan nasional," papar Kementerian Pertahanan Cina.
Latihan tersebut berlangsung di "area utara, selatan, dan timur Pulau Taiwan," menurut Kapten Li Xi, juru bicara Komando Teater Timur militer Cina.
Kapal perang dan pesawat Cina mendekati Taiwan dalam "jarak dekat dari berbagai arah" dengan fokus pada patroli kesiapan tempur laut-udara, memblokade pelabuhan dan wilayah penting, menyerang target maritim dan darat, serta "perebutan bersama keunggulan menyeluruh," kata komando tersebut.
Menengok Kamp Pelatihan Unit Angkatan Laut Paling Elit Taiwan
Diterima di unit elit Pengintaian dan Patroli Amfibi Taiwan (ARP) sama sulitnya dengan menjadi pasukan SEAL Angkatan Laut Amerika Serikat. Para kandidat harus lolos ujian dan pelatihan berat selama beberapa pekan.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Tangguh seperti pasak baja
Program pelatihan bagi mereka yang ingin bergabung dengan unit angkatan laut elit Taiwan berlangsung selama 10 minggu. Tahun ini, 31 peserta lolos tes untuk mengikuti program ini, tetapi hanya 15 orang yang akan diterima. Di pangkalan angkatan laut Zuoying di Taiwan selatan, tubuh dan jiwa benar-benar diuji — satu latihan mengharuskan peserta tidur di atas beton yang dingin.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Disiram air dingin
Setelah menghabiskan sepanjang hari di laut, peserta pelatihan disiram dengan air dingin. Lelah dan gemetar, mereka berdiri di dermaga. Tujuan dari kamp pelatihan ini adalah untuk menempa para peserta mengembangkan kemauan yang kuat. Tidak peduli seberapa sulit misi mereka, kesetiaan terhadap rekan-rekan mereka, dan angkatan laut harus teguh.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Latihan berat di pantai
Yu Guang-Cang ikut dalam latihan di pantai. Sepintas terlihat seperti latihan senam bis. Namun, sebetulnya peserta melakukan latihan berat, mulai dari "long march" hingga berjam-jam dan latihan di dalam air. Instruktur mereka memiliki reputasi sebagai orang yang tegas tanpa kompromi. Waktu istirahat pendek dan jarang. Sering kali hanya ada waktu untuk minum seteguk dan ke toilet.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Cat perang
Seorang peserta pelatihan berjuang melawan kelelahan saat dia diolesi cat kamuflase. Semua peserta ikut secara sukarela. Kebanyakan ingin menguji coba batas ketangguhannya. Pelatihan ini dimaksudkan untuk mensimulasikan tantangan berat perang. Komandan angkatan laut mengharapkan, para peserta dapat difungsikan ketika keadaan menjadi sangat gawat.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Hanya semangat baja yang lulus
Para kandidat menghabiskan sebagian besar waktu mereka di laut atau kolam renang. Mereka harus belajar menahan napas untuk waktu yang cukup lama, berenang dengan peralatan tempur lengkap, dan menyerbu pantai dari laut. Sering kali untuk aksinya kaki dan tangan mereka diikat. Latihan ini bukan untuk mereka yang cengeng.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Mendekati batas peregangan
Para peserta tidak hanya harus lulus tes kekuatan dan daya tahan, mereka juga menghadapi beberapa latihan peregangan ekstrem. Ou Zhi-Xuan yang berusia 25 tahun menangis kesakitan saat dia diregangkan mendekati batas kelenturan. Jika ada yang melawan instruktur saat berada di bawah tekanan berat, mereka segera dikeluarkan dari program ARP.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Dihina dan dilecehkan
Tentu saja, para kandidat harus berlatih sambil mengenakan perlengkapan tempur. Mereka harus menghadapi semburan pelecehan dan penghinaan dari instruktur unit elit angkatan laut. Pesrta mendapat istirahat satu jam setiap enam jam. Selama waktu ini, mereka harus makan, biasanya bawang putih untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh, mendapatkan bantuan medis, pergi ke toilet, dan tidur.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Jalan berbatu menuju surga
Latihan terakhir disebut "jalan menuju surga." Peserta pelatihan harus mengatasi rintangan yang unik. Mereka dipaksa untuk merangkak, praktis telanjang, di jalan berbatu, dan melakukan push-up, meskipun mereka sudah lelah dari minggu-minggu sebelumnya. "Saya tidak takut mati," kata salah satu peserta pelatihan, Fu Yu, 30 tahun.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Diberi selamat dengan bunyi lonceng
Xu De-Yu menandai akhir dari kamp pelatihan ARP dengan membunyikan lonceng. Dia adalah salah satu yang "beruntung" lulus ujian. "Tentu saja, kami sama sekali tidak akan memaksa siapa pun, semua orang ada di sini secara sukarela," tegas instruktur Chen Shou-lih, 26. Pesannya kepada para peserta: "Kami tidak akan menyambut Anda bergabung begitu saja, hanya karena Anda ingin datang." (rs/as)
Foto: ANN WANG/REUTERS
9 foto1 | 9
Taiwan kecam latihan perang Cina
Sebagai tanggapan, Kementerian Pertahanan Taiwan mengecam "perilaku yang tidak rasional dan provokatif" dari Cina daratan. Kementerian tersebut mengatakan bahwa mereka telah "mengirimkan kekuatan yang sesuai untuk merespons dengan tepat guna melindungi kebebasan dan demokrasi" serta mempertahankan kedaulatan Taiwan.
Iklan
Pemerintah Taiwan juga mengatakan bahwa latihan perang terbaru Cina dan penolakannya untuk menghentikan penggunaan kekuatan adalah "provokasi terang-terangan" yang secara serius merusak perdamaian dan stabilitas regional.
Menghadapi ancaman politik, militer, dan ekonomi lebih lanjut dari Cina dalam beberapa hari terakhir, Taiwan tidak akan mundur atau menyerah, kata Dewan Urusan Kebijakan Taiwan-Cina dalam sebuah pernyataan.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Taiwan yang diperintah secara demokratis, yang dianggap Cina sebagai wilayahnya sendiri, telah waspada terhadap lebih banyak permainan perang sejak pidato Hari Nasional Presiden Lai Ching-te pada pekan lalu.
Dalam pidatonya, Lai berjanji untuk "menolak aneksasi" pulau tersebut, dan menegaskan bahwa Beijing dan Taipei "tidak tunduk satu sama lain."
Beijing mengecam pidato tersebut setelah Lai mengatakan bahwa Cina tidak memiliki hak untuk mewakili Taiwan, meskipun ia menawarkan kerja sama dengan Beijing. Cina mengadakan latihan Joint Sword-2024A di sekitar Taiwan selama dua hari pada Mei lalu, tak lama setelah Lai menjabat.
Isu-isu yang Bisa Picu Konflik AS Cina
Terutama kebijakan ekonomi Cina kerap diserang oleh Presiden AS Donald Trump. Berikut lima isu yang dapat menjadi pemicu sengketa AS Cina.
Foto: Reuters/T. Melville/M. Segar
Perdagangan Bilateral
Tema favorit Presiden AS Donald Trump adalah perdagangan bilateral AS-Cina Trump dalam pidatonya berulanghkali mengatakan, Cina akan merebut pekerjaan dari AS dan membuat negara Paman Sam itu merosot. Faktanya, Cina adalah negara pengutang terbesar bagi AS.dengan nilai lebih 1,2 trilyun US Dollar.
Foto: picture-alliance/dpa/Wang Chun
Sengketa Militer Korea Utara
Washington menuduh Beijing tidak berbuat banyak dan memainkan pengaruhnya untuk meredam ambisi militer penguasa di Pyongyang. Ujicoba terbaru misil Korut kembali menyulut nada tinggi dari Gedung Putih.
Foto: REUTERS/KCNA
Konflik Laut Cina Selatan
Dalam sengketa perebutan wilayah di Laut Cina Selatan, Amerika Serikat mendukung sejumlah negara yang berkonflik dengan Cina. Washington menuduh Beijing mencaplok kawasan kepulauan di Laut Cina Selatan untuk dijadikan pangkalan militer.
Foto: Reuters/ARMS Courtesy CSIS Asia Maritime Transparency Initiative/DigitalGlobe
Status Taiwan
Pemerintah di Beijing menegaskan sikap politiknya mengenai Taiwan yang disebut provinsinya yang membelot. Sebaliknya Washington mendukung independensi "Formosa" dari cengkraman Cina. AS baru-baru ini memasok persenjataan modern ke Taipeh yang dijawab dengan pengarahan rudal Cina ke Taiwan.
Foto: Reuters/T. Sue
Perlindungan Iklim dan Pemanasan Global
Cina belum lama ini melakukan manuver politik cantik, dengan meratifikasi konvensi perlindungan iklim Paris. Sementara Donald Trump dalam pesan twitter menuduh Cina memainkan isu pemanasan global untuk membuat manufaktur AS tidak kompetitif.
"Amerika Serikat sangat prihatin dengan latihan militer gabungan Tentara Pembebasan Rakyat di Selat Taiwan dan sekitar Taiwan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, dalam sebuah pernyataan, merujuk pada militer Cina.
Ketegangan ini meningkat hanya beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, memperingatkan Cina untuk tidak mengambil tindakan sebagai respons atas pidato Presiden Taiwan Lai Ching-te pada perayaan Hari Nasional Taiwan.