Kawasan Kota Cerdas Integrasi Teknologi Tinggi di Cina
2 Mei 2018
Cina terus genjot pengembangan kawasan pintar hijau di berbagai kota, dengan mengintegrasikan teknologi paling modern. Tujuannya untuk membuat warganya makin sehat, nyaman dan minim polusi.
Iklan
Cina Bangun Kawasan Kota Cerdas Integrasi Teknologi Termodern
01:07
Sejumlah kawasan pusat pelayanan publik di Cina kini dibangun dengan mengintegrasikan beragam teknologi paling modern. Area baru di kota Xiong'an misalnya, dirancang agar penduduknya hidup lebih sehat, nyaman dan lebih mudah. Kawasan juga mengadopsi prinsip kota hijau minim polusi.
Cina Bangun Bandara buat Burung Pengembara
Pemerintah kota Tianjin ingin menyulap lahan pembuangan sampah menjadi area peristirahatan buat 50 juta burung pengembara yang terancam punah. Bandara burung ini adalah yang pertama di dunia.
Foto: McGregor Coxall
Arsitektur Alam
Arsitektur modern sering dituding mengorbankan alam liar demi estetika dan fungsionalitas. Namun Arsitek Australia, McGregor Coxall, justru membuktikan sebaliknya. Proyek terbarunya di Cina dibuat khusus untuk melayani satwa pengembara yang terancam punah.
Foto: McGregor Coxall
Rute Berbahaya Burung Pengembara
Setiap tahun lebih dari 50 juta burung pengembara bermigrasi dari Antarika melalui jalur terbang Asia Timur dan Australia (EAAF). Namun rute tersebut kian terancam oleh laju urbanisasi kawasan pesisir di Cina, Indonesia, Thailand dan Russia. Saat ini 1 dari 5 satwa yang terancam punah menggunakan rute tersebut seiring populasinya yang kian menyusut.
Foto: McGregor Coxall
Tempat Peristirahatan
Untuk melindungi satwa tersebut manajemen pelabuhan Tianjin mengundang desainer internasional buat membangun lahan basah untuk burung pengembara. Hasilnya adalah sebuah bandar udara transit seluas 60 hektar, dimana burung bisa beristirahat, mencari makan dan reproduksi. Energi terbarukan digunakan untuk menggerakkan sistem irigasi dengan air hujan atau yang telah didaur ulang.
Foto: McGregor Coxall
Jembatan Manusia dan Satwa
Terletak di lahan bekas tempat pembuangan sampah, Kawasan Lindung Lingang bisa menampung hingga ribuan satwa sekaligus. Selain itu pemerintah juga membangun paviliun edukasi dan penelitian, serta sejumlah pos observasi untuk penduduk yang ingin mengamati perilaku burung.
Foto: McGregor Coxall
Kota Busa ala Cina
Kawasan Lindung Lingang menjadi upaya serius pemerintah Cina menerapkan konsep Sponge City alias 'Kota Busa' yang bisa mengolah, menyimpan dan mengalirkan air secara alami dengan infrastruktur hijau. Konsep tersebut dicanangkan untuk menyiapkan kota-kota besar di Cina terhadap bencana banjir.
Foto: McGregor Coxall
Berkah buat Tianjin
Kota Tianjin juga akan menikmati berbagai keuntungan dengan adanya infrstuktur hijau ini. Proposal yang diajukan Coxall menyaratkan ruang terbuka hijau yang luas, termasuk jalur pejalan kaki dan pesepeda, serta jalur hutan urban sepanjang 7 kilometer. Pembangunan bandar udara burung ini akan dimulai paling lambat akhir 2017 dan sudah bisa dinikmati pada 2018.
Foto: McGregor Coxall
6 foto1 | 6
Kompleks aristektur raksasa yang baru diresmikan bulan April 2018 itu, dibagi menjadi empat kawasan utama. Masing-masing zona pelayanan publik, zona pelayanan administratif, zona pelayanan kehidupan dan zona perkantoran. Proyek fasilitas cerdas di Xiong'an ini jadi yang pertama di Cina, menyusul peresmian zone ekonomi baru di provinsi Hebei.
Ciri khas dari area pelayanan publik cerdas di Cina itu adalah pemanfaatan maksimal teknologi teranyar dibarengi penurunan jumlah karyawan manusia.
Supermarket otonom
Misalnya saja supermarket otonom tanpa pegawai yang berlokasi di zona pusat pelayanan. Seperti lazimnya di supermarket konvensional, pelanggan harus memilih sendiri barang belanjaan secara swalayan.
Bedanya, di kassa tempat pembayaran tidak ada petugas kasir. Pelanggan harus memasukan kartu identitas dan melakukan scan semua barang belanjaan di kassa yang dilengkapi software pengenal wajah pelanggan. Pembayaran dilakukan via smartphone.
Taman Langit untuk Kota Masa Depan
Ketika diluncurkan 2014 silam Urban Skyfarm menjadi model pengembangan ruang terbuka hijau buat kawasan urban. Ide yang dicetuskan di Korea Selatan itu menggabungkan berbagai konsep hijau untuk kota masa depan.
Foto: aprilli.com
Keterbatasan Ruang
Efisiensi ruang adalah kalimat magis yang mendefinisikan tata kota masa depan. Pasalnya keterbatasan ruang membuat fasilitas publik seperti taman sering dikorbankan untuk pembangunan. Ketika ruang menyusut, maka langit adalah satu-satunya arah pembangunan. Resep yang sama berlaku untuk ruang terbuka hijau.
Foto: aprilli.com
Lokalisasi Produksi
Masalah lain kota masa depan adalah pasokan makanan yang saat ini masih bergantung pada struktur distribusi nasional atau global. Untuk memangkas jejak karbon, produksi makanan harus dilokalisasi pada lingkup desa atau kota. Untuk itu taman kota yang awalnya cuma bersifat ruang hijau dan hiburan, harus diubah menjadi ruang produksi.
Foto: aprilli.com
Menara Hijau
Berdasarkan kedua pola pikir tersebut Aprilli Design Studio mengembangkan konsep Urban SkyFarm untuk ibukota Korea Selatan, Seoul. Taman langit yang berbentuk menara ini tidak cuma berfungsi sebagai ruang terbuka hijau, tetapi juga sebagai lahan berkebun dan paru-paru kota.
Foto: aprilli.com
Desain Alam
Pohon adalah sumber inspirasi terbesar buat Urban SkyFarm. Dengan menyontek desain alam, arsitek Aprilli bisa memanfaatkan perbedaan karakter masing-masing komponen pohon seperti akar, cabang, batang dan daun untuk berbagai jenis perkebunan. Bagian dahan dan daun misalnya cocok untuk menanam pohon yang membutuhkan banyak matahari. Sementara bagian batang bisa dibuat kebun hidroponik.
Foto: aprilli.com
Energi Bersih
Konsep SkyFarm disempurnakan dengan menambah produksi energi hijau. Selain panel surya seluas 3.200 meter persegi, menara hijau ini juga menggunakan turbin angin untuk memproduksi energi. Listrik yang dihasilkan bisa digunakan untuk pencahayaan dan pemanas di malam hari.
Foto: aprilli.com
Efisiensi Sumber Daya
SkyFarm juga menampung air hujan, memanfaatkannya untuk tanaman, mengolah limbahnya hingga bersih dan mendistribusikan air yang telah diolah ke saluran umum. "Taman ini dikonsep untuk menjadi pusat agrikultur buat komunitas lokal yang menyediakan ruang untuk kehidupan sosial dan ekonomi."
Foto: aprilli.com
Ruang Sosial
Jantung utama SkyFarm terletak pada konsep ruang sosial untuk publik umum. Hasil panen misalnya akan langsung dijual di pasar makanan yang terletak di lantai dasar. Konsepnya yang bersifat terbuka memungkinkan penduduk untuk bercocok tanam demi konsumsi pribadi, barter atau dijual. Aprilli ingin menjaga karakter sosial sebuah perkebunan kolektif pada Urban SkyFarm.
Foto: aprilli.com
Solusi Masa Depan
"Urban Skyfarm menciptakan ekosistem mini yang mengembalikan keseimbangan pada komunitas urban," tulis Aprilli dalam situsnya. Kendati desainnya mulai menua, konsep Urban SkyFarm yang mengubah lanskap urban menjadi ruang produksi hijau, paru-paru kota dan taman vertikal kini menjadi solusi paling ideal untuk kota masa depan.
Foto: aprilli.com
8 foto1 | 8
Untuk memonitor, di dalam supermarket dipasangi 68 unit kamera pengawas. Manajer supermarket, Chen Kai menjelaskan; "Kamera merekam ekspresi para pelanggan. Semua pelanggan punya kartu pengenal, yang berisi data perilaku konsumsi, preferensi pribadi serta rekaman barang yang pernah dibeli."
Hotel tanpa kunci
Juga hotel di kawasan menerapkan prinsip yang sama. Lobby hotel hanya dilayani beberpa petugas, yang akan membantu jika ada tamu yang mengalami kesulitan dengan penggunaan teknologi paling modern. Selebihnya komputer yang mengambil alih fungsi karyawan.
Tamu hotel yang sudah memesan kamar, melakukan registrasi dengan wajah mereka. Sebuah software pengenal wajah akan mengoleh ciri khas wajah tamu jadi algoritma. Sebuah kartu pintar akan dicetak sesuai dengan data olahan komputer.
Kiat Tujuh Kota Yang Berjuang Makin Hijau
Tujuh kota terapkan efisiensi pengggunaan energi, urban gardening, transportasi ramah lingkungan dan inklusi sosial sebagai faktor penting bagi kontribusi kota hijau dan berkelanjutan demi kenyamanan warganya.
Foto: AP
Melbourne: Perluas Lahan Hijau
Bagi warga Melbourne, Australia, lahan hijau berupa taman jadi bagian penting untuk kontribusi kota berkelanjutan. Pemerintah kota kelola 480 hektar taman, dan dalam beberapa dekade silam, 46 hektar jalan dan lahan parkir diubah jadi lahan hijau. Targetnya, setiap warga punya kuota 20 meter persegi lahan hijau. Kini setiap warga bisa piknik makan di taman dengan nyaman.
Cina terkenal sebagai produsen terbesar emisi karbon dioxida, terkait penggunaan besar-besaran batubara sebagai pembangkit energi. Tapi Shangai tunjukan tren sebaliknya. Pembangkit energi non fossil di kota metropolitan ini meningkat 12 persen pada akhir 2015. Shanghai juga jadi kota pertama di Cina yang punya taman pembangkit energi angin di lepas pantai.
Foto: ddp images/AP Photo
Freiburg: Transportasi Cerdas Ekologis
Kota universitas di Jerman ini kembangkan transportasi ekologis yang cerdas. Hadapi masalah kemacetan lalu lintas di pusat kota, pemerimtah lokal membangun jejaring transportasi trem dan bus yang cerdas dan saling mengisi. Orang kini hanya perlu jalan maksimal 300 meter, untuk terkoneksi jalur trem dan bus.
Foto: Marton Radkai
Vancouver: Ekonomi Hijau
Profesi hijau, bangunan netral emisi karbon dan fokus mendukung industri pangan lokal, dengan itu pemerintah kota di Kanada ini merancang masadepan kota hijau yang cemerlang. Dewan kota Vancouver pada 2011 mengesahkan rencana aksi kota paling hijau di Kanada hingga 2020. Sejak itu, pemerintah mengintegrasikan seluruh kebijakan, untuk mengejar target kota paling ramah lingkungan di masa depan.
Foto: Don Emmert/AFP/Getty Images
Singapura: Manajemen Air
Air tersedia melimpah dimanpun di kota ini. Singapura yang jadi panutan dalam teknik desalinasi air laut, mengembangkan manajemen air yang menjadi faktor inti keberlanjutan di negara pulau ini. Selain itu hampir seluruh volume air hujan di kawasan urban dipanen dan disimpan di reservoir air minum. Sementara pencemaran perairan terus dipantau ketat.
Foto: DW / Roxana Isabel Duerr
Pune: Jaringan Busway
Kota di India ini yang pertama kembangkan pilot proyek mencontoh sistem transit cepat buskota seperti di Korea Selatan. Skemanya membangun jalur busway sepanjang 30 km untuk menjamin kenyamanan transportasi. Beberapa bulan monitoring menunjukkan, lebih 100.000 warga memanfaatkan busway ini, yang merupakan kenaikan 12 persen dari volume penumpang sebelumnya.
Foto: picture alliance/Yonhap
Barcelona: Mengembangkan Biodiversitas
Harmoni antara manusia dan lingkungan, menjadi tema penting dalam rencana keberlanjutan di kota Barcelona. Kota metropolitan di Spanyol ini kini menjadi ekosistem bagi jutaan manusia yang berdampingan dengan lebih 2000 jenis tanaman, 28 spesies binatang menyusui,184 spesies burung dan juga puluhan spesies reptil dan ikan.
Foto: picture alliance/dpa/R. Wilms
7 foto1 | 7
Software akan memberib tahu tamu, di kamar nomer berapa ia menginap. Untuk membuka dan menutup pintu kamar, tamu harus melakukan scan wajah dan kartu data. Hanya dengan kombinasi aman ini, pintu kamar hotel bisa dibuka.
Keunggulan lain metode pembangunan kawasan cerdas yang ditonjolkan oleh Fang Yuan, staf di zona pusat pelayaan publik, adalah cara pembangunannya yang ramah lingkungan. "Hotel dan bangunan lain dibuat dalam bentuk pre-fab di tempat lain, dan dirakit di lokasi. Metode ini lebih murah, hijau dan mengurangi polusi lingkungan dan kebisingan".
as/ml (rtr)
8 Kota Yang Paling Ramah Lingkungan di Dunia
Banyak kota yang kini membenahi lingkungannya dan berupaya mereduksi gas rumah kacanya. Inilah delapan kota yang layak disebut kota "terhijau" sedunia.
Foto: picture-alliance/dpa/R.Kaufhold
Kopenhagen, Denmark
Kopenhagen ingin menjadi ibukota netral karbon pertama dunia tahun 2025. Sejak 1995, emisi karbon telah berkurang setengahnya. Kota ini menerapkan zona bebas mobil yang luas, transportasi umum kualitas tinggi dan fasilitas bersepeda yang mengesankan. Sistem pemanasan dan pendinginan distrik - beberapa di antaranya menggunakan air laut - dilakukan dengan teknologi untuk mengurangi emisi karbon.
Foto: DW/E. Kheny
Reykjavik, Islandia
Ibukota Islandia ini telah memiliki sistem pemanas dan listrik dari energi terbarukan - terutama dari tenaga air dan panas bumi. 95 persen rumah terhubung ke jaringan pemanas umum. Kota ini juga menargetkan semua angkutan umum bebas energi fosil pada tahun 2040. Pemerintah kota sangat mendorong warga untuk melakukan kegiatan tanpa menggunakan mobil mereka.
Foto: picture-alliance/U. Bernhart
Curitiba, Brasil
Di kota terbesar kedelapan di Brasil ini, sekitar 60 persen penduduknya bergantung pada jaringan bus perkotaan. Kota ini juga memiliki 250 kilometer jalur sepeda, serta jalan pedalaman pertama di negara itu, Rua das Flores. Sabuk hijau Curitiba memberikan perlindungan alami terhadap banjir. Namun pertumbuhan penduduknya yang cepat membuat ambisi hijau berada di bawah tekanan.
Foto: picture alliance/GES/M. Gilliar
San Francisco, Amerika Serikat
Tahun 2016, San Francisco mengeluarkan undang-undang bahwa semua bangunan baru harus menyisihkan ruang untuk sistem fotovoltaik di atap - sebagai kota metropolitan pertama di AS. Penggunaan kantong plastik sudah dilarang sejak 2007. Tahun 2009 diperkenalkan program limbah makanan perkotaan. Kota ini berencana bebas dari sampah pada tahun 2020.
Foto: AFP/Getty Images/J. Edelson
Frankfurt, Jerman
Frankfurt adalah salah satu kota pertama yang mencanangkan ambisi untuk menggunakan energi terbarukan 100 persen pada tahun 2050. Gedung baru di kota ini harus mengikuti petunjuk efisiensi energi yang ketat. Frankfurt juga telah mengurangi limbahnya secara drastis, berkat sistem pengelolaan limbah modern, dan memiliki rencana ambisius untuk e-mobility.
Foto: CC BY Epizentrum 3.0
Vancouver, Kanada
Vancouver ingin menjadi kota terhijau dunia pada tahun 2020. Sampai saat itu, emisi karbon akan direduksi sampai 33 persen dibandingkan 2007. Listrik kota hampir seluruhnya berasal dari pembangkit listrik tenaga air. Namun untuk transportasi masih perlu beralih dari energi fosil. Tujuannya adalah untuk mengurangi emisi karbon sampai 33 persen per kepala.
Foto: picture-alliance/ZUMAPRESS.com/A. Chin
Kigali, Rwanda
Kigali dijuluki sebagai kota terbersih di Afrika. Sekarang sedang direncanakan koridor pejalan kaki dan pesepeda. Kantong plastik dilarang dan warga menghabiskan satu hari setiap bulan untuk membersihkan kotanya. Di Kigali sampah jarang kelihatan. Tapi kelompok hak asasi manusia juga mengecam apa yang mereka sebut "harga kebersihan," karena kontrol terhadap penduduk yang ketat dan diskriminatif.
Foto: Imago/robertharding
Ljubljana, Slovenia
Kota ini dianugerahi penghargaan European Green Capital 2016. Listriknya berasal dari tenaga air. Ljubljana memberi perhatian besar pada jaringan transportasi umum, pejalan kaki dan pengendara sepeda, dan melarang mobil masuk pusat kota. Inilah kota pertama di Eropa yang berambisi meddaur ulang semua sampahnya. Saat ini, sudah lebih 60 persen sampahnya didaur ulang. (Teks: Irene Banos Ruiz/hp/ml)