Cina tak ingin kalah dari Eropa, Rusia dan AS dalam lomba misi ke planet Mars. Badan antariksa Cina merancang penerbangan ke planet merah itu tahun 2020.
Iklan
Cina Ikut Lomba Misi Ambisius ke Planet Mars
00:46
Sebagai misi awal dari rencana ambisius penerbangan luar angkasa ke planet Mars, Cina menyiapkan dua misi penelitian Bulan. Terutama fokusnya riset dan eksplorasi wahana pendarat di kawasan kutub Bulan.
"Eksplorasi kutub Bulan akan jadi inovasi baru dalam sejarah peradaban manusia. Riset ini juga akan jadi landasan yang kokoh bagi masa depan misi luar angkasa Cina," tegas Tian Yulong pimpinan insinyur di badan sains, teknologi dan industri untuk pertahanan nasional Cina.
Rusia dan Eropa Lacak Kehidupan di Mars
Rusia dan Eropa luncurkan misi ExoMars dengan terget melacak adanya jejak kehidupan di planet Mars. Fase pertama misi: mencari lokasi terbaik di planet merah itu.
Foto: ESA
Siap Diluncurkan
Roket Proton-M buatan Rusia mengangkut Trace Gas Orbiter (TGO) dan pendarat Schiaparelli EDM. Membangun dua perangkat itu perlu waktu 10 tahun. Roket siap diluncurkan dari Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan setelah diisi penuh bahan bakar.
Foto: ESA
Separasi
Beberapa jam setelah diluncurkan, orbiter (hitam) dan pendarat (emas) akan melepaskan diri dari roket. Dimulai penerbangan selama 7 bulan menuju planet Mars. Kondisi orbital Mars dan Bumi Yang seharis menjadi keuntungan bagi misi ExoMars. Dengan itu waktu perjalanan jadi relativ lebih pendek.
Foto: ESA
Orbiter dan Pendarat Berpisah
Setelah 200 hari terbang di angkasa luar, wahana orbiter dan pendarat akan memisahkan diri tiga hari menjelang memasuki Orbit planet Mars. Diperhitungkan pemisahan dilakukan akhir Oktober. Kedua wahana robotik itu akan melakukan misi terpisah secara mandiri.
Foto: ESA
Misi Pendaratan
Wahana pendarat akan mendekati planet Mars dengan kecepatan 20.000 Kilometer per jam. Lokasi pendaratan : Meridiani Planum sebuah lokasi datar yang dipenuhi mineral hematit. Di bumi biasanya ditemukan di sumber air panas. Jadi siap mendarat di permukaan panas.
Foto: ESA
Pendaratan Empuk
Teorinya atmosfir Mars akan memperlambat laju wahana pendarat. Sebuah parasut akan bertindak sebagi rem yang menurunkan kecepatan hingga tinggal 200 kilometer per jam (gambar model). Pada ketinggian 1.2 Kilometer, roket booster untuk mengerem laju wahana akan dihidupkan, agar pendaratan berlangsung Mulus dan empuk.
Foto: ESA
Memindai Udara
Setelah mendarat di Mars, sejumlah instrumen di dalam wahana pendarat akan mengumpulkan data atmosferik selama 4 hari. Data ini akan menjadi informasi kritis bagi ilmuwan Rusia dan Eropa terkait pendaratan rover pada misi berikutnya. Baterai pada Schiaparelli hanya tahan 4 hari, setelah itu semua peralatan akan mati.
Foto: ESA
Orbiter Juga Bekerja
Orbiter di atas planet Mars juga akan melakukan tugasnya. Untuk itu posisi Orbiter akan dikoreksi terlebih dulu menggunakan Booster roket.
Foto: ESA
Melacak Jejak Gas
Tugas Orbiter adalah "mencium" atau "melacak" jejak gas yang ada di atmosfir Mars. Terutama dilacak keberadaan gas Metana. Karena gas ini bisa menjadi petunjuk adanya sisa atau bahkan aktifitas kehidupan yang masih eksis di planet merah. Tugas Orbiter mencium jejak gas akan berlangsung beberapa tahun, hingga misi berikutnya diluncurkan.
Foto: ESA
Rover ExoMars
Tahun 2018 akan diluncurkan misi ExoMars berikutnyam, untuk mendaratkan wahana penjelajah atau rover di lokasi yang saat ini sedang diteliti. Misalnya di Oxia Planum yang kaya unsur besi dan Magnesium dan berada 3000 meter di bawah permukaan dataran Mars. Diduga masih ada jejak air di sana.
Foto: ESA
Mengebor Sampel
Rover juga akan mengebor tanah di planet Mars untuk mengumpulkan sampel dari bawah permukaan. Harapan para ilmuwan Eusia dan Eropa, di kedalaman Mars akan ditemukan molekul organik. Ini bisa menunjukan jejak aktifitas biologis di Mars. Jika ditemukan ini menjadi sukses pertama bukti adanya jejak kehidupan di planet merah itu.
Foto: ESA
10 foto1 | 10
Yang dimaksud misi masa depan adalah rencana ambisius Cina untuk meluncurkan penerbangan ke planet Mars. Dengan itu Cina juga terjun langsung dalam persaingan ambisius misi ke planet merah tetangga Bumi itu.
Rencananya dalam misi tahap pertama tahun 2020, Cina hanya akan mengirimkan orbiter ke planet Mars. Baru di tahap kedua pada 2030 akan dikirim wahana pendarat yang akan mengeksplorasi dan mengambil sampel batuan untuk dibawa pulang ke Bumi.
Wahana Ini Bisa Membawa Manusia ke Mars
Perusahaan transportasi antariksa SpaceX mengembangkan roket dan wahana luar angksa yang bisa membawa manusia ke Mars pada awal 2030an. Kedua inovasi itu adalah kesempatan terbesar manusia untuk menjelajah tata surya
Foto: picture alliance/ZUMA Press/SpaceX
Obsesi Mars
Sejak misi Apollo terakhir kali berjejak di Bulan 43 tahun silam, Mars telah menjadi obsesi ilmuwan. Tantangan tersebut kini diemban perusahaan transportasi antariksa AS, SpaceX. Mereka menyimpan teknologi paling efektif yang saat ini dimiliki manusia untuk menjelajahi planet merah tersebut.
Foto: picture-alliance/dpa
Tercepat dan Terkuat
Masalah terbesar perjalanan antariksa adalah minimnya efektifitas sistem penggerak roket yang ada. Untuk itu SpaceX mengembangkan roket Falcon Heavy yang didaulat sebagai yang tercepat dan terkuat saat ini. Roket tersebut mampu menerbangkan muatan seberat 54.000 kilogramm ke orbit terendah Bumi. Tapi untuk mencapai Mars, SpaceX harus mengurangi bobot muatan sebanyak mungkin.
Foto: picture alliance/ZUMA Press/SpaceX
Api Merlin
Rahasia Falcon adalah mesin penggerak Merlin yang mampu menghasilkan daya dorong sebesar 66.000 kilogramm saat lepas landas. Untuk roket terkuatnya itu SpaceX memasang tiga mesin sekaligus. Meski berteknologi mutakhir, Merlin banyak meniru desain mesin H-1 yang digunakan pada misi Apollo.
Foto: SpaceX
Rem Supersonik
Karena Mars memiliki atmosfer tipis dan berdaya gravitasi lebih rendah ketimbang Bumi, mengurangi laju wahana saat melakukan pendaratan adalah tantangan terbesar. Jawabannya ada pada teknologi bernama Supersonic Retropropulsion. Teknologi itu berupa roket yang mampu menahan laju benda berkecepatan supersonik. SpaceX membuktikan keampuhan inovasinya saat mendaratkan roket Falcon kembali ke Bumi
Foto: SpaceX
Naga Antariksa
Buat mencapai Mars, SpaceX mengandalkan wahana bernama Dragon V2 yang mampu menjelajah luar angksa selama maksimal dua tahun. Daya jelajahnya itu cukup untuk misi penerbangan manusia ke Mars. Dalam waktu dekat kendaraan antariksa setinggi delapan meter ini akan kembali terbang ke stasiun luar angkasa internasional (ISS) untuk menguji keampuhannya.
Foto: SpaceX
Astronot di Perut Naga
Di atas kertas Dragon V2 mampu mengangkut hingga tujuh astronot dan bobot maksimal sebesar empat ton. Bersama roket peluncur Falcon Heavy, wahana ini bisa digunakan untuk membawa robot atau manusia menjelajahi sistem tata surya, antara lain terbang ke salah satu bulan yang mengorbit Jupiter, Eropa. Oleh SpaceX, kursi untuk seorang astronot dibanderol antara 20 hingga 160 juta Dollar AS.
Foto: SpaceX
Jantung Misi Antariksa
Keunikan Dragon V2 adalah delapan mesin penggeraknya yang ditempatkan berpasangan di masing-masing sisi wahana. Dikembangkan sejak 2012, SuperDraco tidak cuma akan membawa Dragon V2 dari Bumi ke Mars, melainkan juga menahan laju wahana saat melakukan pendaratan. SuperDraco akan menjadi jantung setiap misi antariksa yang diemban SpaceX di masa depan
Foto: SpaceX
Mimpi Tata Surya
SpaceX berambisi menjadi perusahaan swasta pertama yang mampu menempatkan wahana nirawak atau manusia di bulan atau planet lain di tata surya. Hingga 2020 perusahaan yang berbasis di California, AS, ini berniat menerbangkan misi nirawak ke Mars. Pada awal 2030an giliran manusia yang diharapkan mampu berjejak di planet merah tersebut.