Tindak provokasi Korea Utara mengundang kecaman dari ketiga jirannya. Cina, Jepang dan Korea Selatan mendesak Pyongyang untuk menahan diri. Sebelumnya Korut menembakkan rudal ke arah Jepang.
Iklan
Jepang, Cina dan Korea Selatan mendesak Korea Utara untuk menghindari tindak provokasi dan menaati resolusi Dewan Keamanan PBB. Pernyataan tersebut diumumkan pasca Pyongyang menembakkan peluru kendali balistik ke arah Jepang, Rabu (24/8)
Rabu (24/8) kemarin sebuah kapal selam Korea Utara menembakkan rudal balistik yang terbang sejauh 500 kilometer ke arah Jepang. Provokasi tersebut diyakini sebagai upaya Pyongyang mendemonstrasikan kemampuan teknologinya.
Berhadapan dengan ancaman Korea Utara, kerjasama antara Jepang, Cina dan Korea Selatan menjadi sangat penting, tutur Menteri Luar Negeri Jepang, Fumio Kishida, setelah bertemu rekan sejawatnya dari Cina, Wang Yi dan Yun Byung-se dari Korsel.
Wang menegaskan Cina menolak program nuklir dan rudal Korut serta mengecam "setiap kata atau tindakan" yang bisa menambah ketegangan di semenanjung Korea. Cina juga mendukung pelucutan senjata nuklir di kawasan.
Selain urusan Korut, ketiga negara jiran itu juga sepakat menggelar pertemuan trilateral di Jepang akhir tahun ini untuk membahas berbagai isu dan konflik. Hubungan ketiganya jarang harmonis mengingat sejarah agresi Jepang di Perang Dunia II, konflik teritorial dan kecurigaan Cina terhadap sekutu Amerika Serikat.
Pertemuan itu juga menandai kunjungan pertama menteri luar negeri Cina ke Jepang sejak Tokyo menduduki tiga pulau yang diperebutkan kedua negara, 2012 silam. "Kerjasama trilateral ini sangat penting," kata Wang.
"Ketiga negara punya banyak masalah. Tapi Cina, Jepang dan Korea Selatan adalah tiga perekonomian terbesar di Asia. Jadi sudah menjadi tanggungjawab kami untuk mengedepankan pertumbuhan ekonomi, kerjasama regional dan menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan," tuturnya.
Rahasia Kekuatan Militer Korea Utara
Kendati banyak mengandalkan sistem alutsista buatan Uni Sovyet tahun 70an, militer Korea Utara bukan tanpa taring. Inilah delapan ancaman terbesar yang dimiliki Kim Jong Un.
Foto: picture-alliance/dpa
Lautan Serdadu
Adalah jumlah serdadu yang menjadikan militer Korea Utara sebagai salah satu yang paling disegani di Asia. Setiap saat Kim Jong Un bisa memerintahkan 1,2 juta pasukan infanteri, ditambah 7,7 juta prajurit cadangan, untuk menyerbu jirannya di Selatan. Namun begitu banyak pihak meyakini, serdadu Korut tidak mengenyam pendidikan militer yang mumpuni dan sering mengalami mal nutrisi.
Foto: picture-alliance/dpa/Kcna
Satuan Elit
Namun begitu tidak semua serdadu Korea Utara bisa dianggap enteng. Pasalnya saat ini negeri komunis itu tercatat memiliki jumlah pasukan elit terbesar di dunia, yakni sekitar 200.000 serdadu. Mereka yang mengenyam pelatihan khusus biasanya ditempatkan di satuan pengintaian tempur dan penembak jitu yang disebar di kawasan perbatasan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Wong Maye-E
Artileri Berat
Salah satu ancaman terbesar dari militer Korut adalah sistem persenjataan konvensional seperti artileri. Saat ini negeri komunis itu memiliki 21.000 senjata artileri berat jarak jauh yang sebagian besar berdaya jelajah tinggi dan mampu mencapai ibukota Korsel, Seoul.
Foto: picture-alliance/dpa/KCNA
Meriam Api
Sistem persenjataan artileri darat menjadi tulang punggung kemampuan tempur militer Korut. Pada dekade 1980an Pyongyang memproduksi ribuan artileri gerak cepat yang menyontek desain Uni Sovyet dan Cina. Salah satu hasil produksi Korut adalah meriam Koksan berdiameter 170mm yang kini mendominasi sistem persenjataan berat negeri Komunis itu.
Foto: imago/Xinhua
Rudal Nuklir
Terlepas dari jumlah serdadu dan artileri, ancaman terbesar yang dimiliki militer Korut adalah sistem peluru kendali berhulu ledak nuklir. Dikembangkan sejak dekade 1970an dengan mengandalkan desain rudal Scud, Korut kini memiliki tiga tipe peluru kendali yang salah satunya berdaya jelajah 8000 kilometer. Dengan Taepodong 2 Pyongyang bisa menghantam Kanada, Eropa dan Amerika Serikat.
Foto: PEDRO UGARTE/AFP/Getty Images
Petaka dari Langit
Hingga kini tidak ada yang tahu secara pasti tentang program nuklir Korea Utara. Sebagian mengatakan rejim Kim Jong Un cuma selangkah lagi menuju bom hidrogen, yang lain meragukan Korut akan mampu membangun cadangan uranium yang telah diperkaya untuk memproduksi senjata nuklir. Namun begitu, Korea Utara tidak diragukan lagi memiliki sistem rudal yang dikembangkan untuk mengangkut hulu ledak nuklir
Foto: Reuters/KCNA
Racun Radioaktif
Hal lain yang menakutkan dari Korut adalah kemampuan membangun bom kotor, yakni bahan peledak konvensional yang dilengkapi elemen radioaktif. Bisa dibuat tanpa teknologi nuklir yang mumpuni, bom kotor pada dasarnya dikembangkan untuk menyebarkan racun radioaktif dan menciptakan panik massal. Militer AS pernah susun skenario perang yang juga berisi serangan bom kotor di lima kota besar Korsel
Foto: REUTERS/KCNA
Gas Pembunuh Massal
Lembaga pemantau nuklir, Nuclear Threat Initiative, pernah merilis laporan yang menyebut Korea Utara sebagai negara dengan cadangan senjata kimia terbesar ketiga di dunia. NTI memperkirakan saat ini Pyongyang menyimpan hingga 5000 ton agen kimia. Jika terancam, Korut diyakini bisa memproduksi 12.000 unit senjata kimia, antara lain berupa gas syaraf dan senyawa beracun, Sarin.